Menuju konten utama

Memotret Supermoon dengan Hasil Terbaik, Begini Kiatnya

Peristiwa supermoon menjadi fenomena langka yang sayang untuk dilewatkan. Untuk itu, fotografer NASA memberikan kiat agar dapat mengabadikan supermoon dengan hasil terbaik.

Memotret Supermoon dengan Hasil Terbaik, Begini Kiatnya
Ilustrasi Supermoon. [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Fenomena supermoon paling terang dan terbesar hari ini merupakan peristiwa langka karena manusia di berbagai penjuru dunia tak akan melihat peristiwa seperti ini hingga 2034 mendatang. Karenanya, supermoon malam nanti menjadi momen yang pas untuk diabadikan melalui lensa kamera.

Berdasarkan informasi dari Antara, Senin (14/11/2016), supermoon yang terjadi hari ini dan besok (15/11/2016), bisa mulai diamati sejak bulan terbit di ufuk timur (sekitar pukul 17.39 WIB) saat Magrib sampai terbenam di ufuk barat.

Agar dapat mengambil gambar terbaik salah satu fenomena alam yang terjadi di 2016, fotografer NASA, Bill Ingalls memberikan kiat-kiatnya. Pertama, pastikan menyertakan landmark ke dalam frame yang sama dengan bulan, sebuah bangunan atau objek lainnya. Tanpa ada benda lainnya, menurut Ingalls, foto tak akan nampak bagus.

"Objeknya bisa merupakan landmark lokal, atau apapun untuk memberikan kesan suatu tempat. Ini berarti Anda memotret bulan saat berada lebih dekat ke cakrawala, bagus karena bulan tampak lebih besar di cakrawala," kata dia.

Selain itu, Ingalls juga menyarankan untuk menggunakan setiap alat yang memungkinkan agar mendaparkan gambar terbaik. Alat berupa kompas dan Google Maps dapat dipakai untuk membantu menemukan lokasi terbaik mengambil gambar dan objek pendukungnya.

“Jika memungkinkan, pergi lah ke daerah yang jauh dari lampu-lampu kota untuk menghindari polusi cahaya, perdesaan atau lautan mungkin bisa menjadi alternatif,” jelasnya.

Mskipun tidak tinggal di dekat sebuah monumen besar atau memiliki akses ke beberapa atap, foto yang dihasilkan dapat juga tampak berkesan.

Ingalls berkisah, dirinya pernah pergi ke Shenandoah National Park pada tahun 2009 untuk memotret komet Lulin. Awalnya rasa khawatir menghantuinya karena tidak membawa teleskop seperti fotografer lainnya.

Namun, dia terpikir menggunakan lampu merah dari headlamp yang dipakainya untuk menerangi hutan saat pemotretan bulan dengan menggunakan lensa panjang antara pohon-pohon. National Geographic akhirnya menobatkan foto jepretan Ingalls sebagai salah satu foto terbaik di tahun itu.

Agar memunculkan kesan gambar yang hidup, dapat disertakan gambar orang. Fenomena supermoon hari ini adalah kesempatan sempurna untuk memperkenalkan anak-anak pada dunia astronomi. Untuk itu, anak-anak dan keluarga, atau sahabat dapat disertakan pula ke dalam foto.

"Banyak sekali foto-foto bagus yang memuat orang seakan memegang bulan di tangan mereka dan hal semacam itu. Anda bisa menggunakan kreativitas anda," tutur Ingalls.

Di samping itu, satu hal yang perlu diingat untuk mengabadikan supermoon adalah white balance daylight. Teknik ini merupakan pengaturan terbaik untuk menangkap cahaya bulan, menurut Ingalls.

Sebabnya, ulan memantulkan cahaya matahari. Jika menggunakan lensa panjang, perlu diingat bahwa bulan adalah objek yang bergerak. "Cobalah mendapatkan eksposur yang tepat dan menyadari bahwa kecepatan rana biasanya perlu jauh lebih cepat," ujar Ingalls.

Namun bila tidak memiliki kamera SLR, smartphone pun dapat digunakan. Ingalls menyarankan pergi ke daerah perkotaan dengan latar depan menyala.

"Setelah Anda berada di sana, ketuk layar, dan tahan jari anda pada objek [bulan] untuk mengunci fokus. Kemudian, geser jari Anda ke atas atau bawah untuk menggelapkan atau meringankan eksposur," demikian Ingalls memaparkan.

Baca juga artikel terkait SUPERMOON atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Teknologi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari