Bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada hari ini Kamis (8/3/2018), Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Kampus IPDN, Jatinangor.
Gelar kehormatan tersebut diberikan atas jasa-jasa Megawati di bidang politik pemerintahan, khususnya selama ia menjabat sebagai presiden kelima Republik Indonesia.
"Tim promotor telah mempelajari nilai dan mempertimbangkan gagasan, semangat, jasa yang terhormat Ibu Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri, selama menjabat sebagai presiden kelima, terutama soal kebijakan strategis politik pemerintahan," kata Rektor IPDN Ermaya Suradinata dalam acara penganugerahan gelar tersebut.
Proses penganugerahan gelar doktor kehormatan itu diawali dengan penyampaian pertanggungjawaban pengajuan penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa kepada Megawati dari tim promotor yang diketuai oleh Ermaya Suradinata.
Ermaya mengatakan pengajuan gelar ini atas pertimbangan, saran dan pendapat dari Komisi Komponen Ahli yang terdiri atas tokoh seperti Abdul Malik fajar, AM Hendropriyono, Rokhmin Dahuri, Bungaran Saragih, Dai Bachtiar, Bambang Kusowo, Muradi, Haryadi serta tim anggota senat guru besar yang di dalamnya mencakup Ketua dan Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan.
Menurut Ermaya, tim promotor telah mempelajari, menilai serta mempertimbangkan bahwa Megawati memiliki sejumlah jasa dan gagasan sehingga layak menerima gelar Doktor Kehormatan bidang politik pemerintahan dari IPDN.
Gagasan dan jasa Megawati yang menjadi poin penilaian antara lain terkait dengan kebijakan strategis dan politik pemerintahan Megawati semasa menjabat sebagai presiden, ketika dia mendorong tata pemerintahan yang baik melalui dukungan terhadap amandemen UUD 1945.
Megawati, menurut tim promotor, juga menggagas perlunya koridor desentralisasi dalam bentuk grand design otonomi daerah, serta memberi justifikasi bahwa otonomi daerah perlu diperkuat sebagai pilihan politik pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam penguatan NKRI.
Di samping itu, Megawati dianggap sebagai Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat yang konsisten menyelesaikan masalah-masalah desentralisasi setelah perubahan UU Pemerintahan Daerah.
Menurut tim promotor, Megawati selama menjadi presiden juga konsisten mengatasi masalah yang terjadi sebagai dampak dari berbagai kebijaksanaan yang berlaku setelah tuntutan reformasi 1998, terutama saat krisis ekonomi melanda Indonesia.
Megawati juga dipandang sebagai orang yang berjasa membebaskan Indonesia dari jerat utang IMF serta mampu mengatasi gerakan yang berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa, misalnya di Aceh, Ambon, Papua.
Tim promotor juga menilai Megawati berjasa menyatukan lembaga kader Pamong Praja melalui ikatan kedinasan. Kepemimpinan Megawati selama 2001-2004, menurut tim, telah menanamkan landasan bagi pemerintahan yang akan datang.
"Tim promotor menyadari betul betapa besar kebijakan strategis pemerintahan yang dikeluarkan pada periode kepemimpinan 2001-2004. Untuk memperhatikan besarnya jasa Ibu Megawati dan manfaatnya bagi masyarakat Indonesia, maka dalam forum berwibawa ini Tim Promotor mempunyai alasan kuat untuk mengajukan gelas Doktor Honoris Causa bidang politik pemerintahan kepada Ibu Megawati," jelas Ermaya.
Seusai penyampaian pertanggungjawaban itu, Keputusan Rektor IPDN tentang penganugerahan gelar kehormatan kepada Megawati dibacakan.
Megawati menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran civitas akademika IPDN atas pemberian gelar doktor kehormatan itu.
"Saya ucapkan beribu terima kasih kepada IPDN. Sungguh merupakan kebahagiaan dan kehormatan bagi saya mendapat anugerah gelar Doktor Honoris Causa dari IPDN. Banyak yang memberikan selamat karena saya banyak menerima gelar Honoris Causa, tapi saya sebetulnya berpikir, makin banyak topi ini sebenarnya makin berat," kata Megawati.
Megawati berharap IPDN bisa terus mencetak kader-kader pamong praja yang nasionalis sesuai dengan tujuan pendiri IPDN yakni Presiden RI pertama Ir. Soekarno.
Acara penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa itu turut hadir sejumlah tokoh dan petinggi negeri antara lain mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Mahfud MD, anggota DPR RI sekaligus Ketua Umum PPP Romahurmuziy dan sejumlah anggota legislatif serta pimpinan lembaga tinggi negara.
Sebelumnya, Megawati sudah menerima enam gelar doktor kehormatan dari Universitas Waseda Tokyo di Jepang (2001); Moscow State Institute of International Relation di Rusia (2003); Korea Maritime and Ocean University di Korea Selatan (2015); Universitas Padjadjaran Bandung (2016); Universitas Negeri Padang (2017); dan Mokpo National University di Korea Selatan (2017).