tirto.id - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri sempat mengeluhkan hilangnya etika berpolitik di Indonesia. Ia menyatakan hal ini saat mengumumkan bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung partainya pada Pilgub Provinsi Riau, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan NTT, pada hari ini.
Menurut Megawati, hilangnya etika dalam berpolitik memicu penghalalan segala cara dalam meraih kemenangan di pemilu.
"Tradisi musyawarah sepertinya tak masuk lagi dalam pembicaraan politik. Yang ada politik digunakan untuk merebut kekuasaan tanpa etika, keberadaban. Kita sebarkan SARA, kebencian sehingga kemenangan didapat segala cara," kata Megawati di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (17/12/2017).
Megawati berharap para penyelenggara pemilu memperhatikan dan membuat aturan yang lebih tegas untuk mencegah terjadinya penghalalan segala cara dalam proses pemilihan. Ia berpandangan, aturan tegas perlu dikeluarkan agar tak ada cara-cara kotor yang digunakan demi kemenangan di pilkada atau pemilu.
Menurut putri Presiden pertama Indonesia Sukarno itu, politik tak hanya soal menang-kalah semata. Persaingan merebut kekuasaan harusnya dilakukan secara adil dan tak mengorbankan hubungan antarmasyarakat.
"Mau main SARA? Masalah agama, suku? hanya akan datangkan permusuhan, tak ada fairness. Kenapa harus begitu?," ujarnya.
Megawati juga mengingatkan agar setiap peserta dalam pemilu dan pilkada mampu mewujudkan janji-janjinya selama kampanye jika terpilih. Janji politik disebutnya juga harus dibuat bersinergi dengan daerah lain, agar pembangunan berjalan beriringan.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Addi M Idhom