Menuju konten utama

Media Massa Tak Lagi Bisa Bergantung Pada Facebook

Algoritma baru Facebook akan memprioritaskan kiriman dan tautan dari teman dan keluarga pada linimasa atau news feed penggunanya. Ruang bagi media massa untuk mendapat klik dari Facebook yang sebelumnya begitu luas, akan mulai menyempit.

Media Massa Tak Lagi Bisa Bergantung Pada Facebook
Ceo Facebook Mark Zuckerberg berbicara di atas panggung selama konferensi Facebook F8 di San Francisco, California, Selasa (12/4/2016) Antara foto/reuter/Stephen lam.

tirto.id - Ada 1,65 miliar orang di seluruh dunia yang rutin mengunjungi Facebook. Tiap mereka masuk ke akun Facebook-nya, berbagai hal muncul di news feed—sebutan untuk linimasa Facebook.

Mulai dari foto bayi teman sekolah yang baru lahir, hingga cerita seorang adik kelas perihal membesarkan anak. Mulai dari foto masakan hasil mencoba resep baru teman sekantor hingga tutorial membersihkan panci gosong.

Ada juga promosi potongan harga dari ibu-ibu muda yang jualan Tupperware atau teman kuliah yang sedang bersyukur karena berhasil menutup poin Oriflame. Banyak juga komentar-komentar sok tahu dari teman pecinta bola tentang Piala Eropa, dan banyak lagi, dan banyak lagi.

Mereka yang bosan dengan curhat-curhat pribadi, segala macam promosi, atau akun seorang teman yang hobinya fitnah sana sini biasanya akan menambah variasi news feed dengan memberi tanda suka pada laman situs-situs berita. Dari sini lah mereka bisa mengakses artikel atau berita terbaru yang dibagikan akun resmi portal berita itu.

Berdasarkan hitung-hitungan Parsey.ly yang dipublikasi di Statista—sebuah laman penyaji data statistik, Facebook berkontribusi lebih besar pada angka kunjungan ke media massa atau situs-situs informasi lainnya. Ia bahkan melampaui Google, sang mesin pencari. Bisa dikatakan media-media ini punya ketergantungan cukup besar kepada Facebook sebab 41,4 persen pengaksesnya berasal dari media sosial itu. Sementara Google hanya menyumbangkan 39,5 persen.

Kabar buruk bagi situs-situs berita datang akhir Juni lalu. Melalui laman resminya, Vice President Product Management Facebook Adam Mosseri menyampaikan sebuah pengumuman yang diberi judul Building a Better News Feed for You. Jika diterjemahkan, pengumuman itu berjudul Membangun News Feed yang Lebih Baik bagi Anda.

Adam menjelaskan bahwa Facebook akan mengubah algoritma pada news feed nya. Perubahan itu akan membuat tautan dan kiriman dari teman dan keluarga menjadi prioritas yang muncul di news feed tiap penggunanya.

“Facebook dibangun di atas gagasan menghubungkan orang-orang dengan teman dan keluarga. Prinsip ini masih kami gunakan dalam menentukan News Feed,” kata Adam. Setelah teman dan keluarga, dua hal yang menjadi ekspektasi pengguna Facebook dalam news feed-nya yakni informasi dan hiburan. Facebook telah melakukan penelitian untuk membuat kesimpulan ini.

Menurut Adam, kompetisi dalam ekosistem perusahaan media di media sosial sangat kuat. “Kami khawatir banyak pengguna Facebook tidak bisa terkoneksi dengan teman dan keluarganya karena hal itu,” ungkapnya.

Perubahan algoritma yang akan dilakukan Facebook, tentu akan memberi dampak pada situs-situs berita yang selama in imengandalkan Facebook sebagai salah satu media promosinya. Unggahan mereka akan berada di bawah, atau mungkin tak muncul sama sekali pada news feed.

Agar Berita Tetap Ada di News Feed

Algoritma Facebook yang baru membuat penggunanya harus melakukan tindakan ekstra agar berita terbaru dari laman resmi situs berita andalannya tetap muncul di news feed. Media-media Amerika segera bergegas mengedukasi pengguna Facebook agar publikasi mereka lewat Facebook juga berhasil sehingga mereka tetap dibaca dan mendapat klik.

New York Times, misalnya, dalam satu artikelnya ia memberi tutorial khusus kepada pembaca tentang bagaimana cara agar mereka tetap bisa menemukan berita-berita pada news feed-nya. Tetapi ini tak menjamin semua pengguna Facebook yang telah memberi tanda suka pada laman resmi New York Times mau melakukannya.

Jika sebelumnya pengguna bisa menikmati berita-berita di news feed hanya dengan memberi jempol pada laman resmi satu situs berita, kali ini ada tindakan ekstra yang diperlukan.

Apabila Anda membuka laman Facebook Tirto.id akan muncul tombol like dengan segitiga di ujungnya. Ketika itu diklik, akan muncul beberapa pilihan, salah satunya default atau see first. Pada umumnya, tanda centang ada pada default. Itu artinya Anda mengikuti algoritma yang digunakan Facebook. Tetapi jika Anda mencentang see first, maka tulisan-tulisan terbaru dari Tirto.id tetap akan muncul di news feed Anda. Begitu juga dengan situs-situs berita lainnya.

Untuk pengaturan lebih detail, Anda bisa mengklik simbol pensil berukuran mini di ujung tulisan in your news feed. Anda bisa memilih konten seperti apa yang Anda inginkan muncul terlebih dahulu di news feed, apakah foto, atau mungkin video. Anda tetap punya kontrol atas linimasa Anda.

Sejauh ini, belum diketahui bagaimana dampak algoritma ini pada pengakses situs berita. Karena bagaimanapun, pembaca tetap menyukai beragam informasi berita yang dibagi melalui Facebook. Ibaratnya sekali belanja, bisa mendapatkan banyak barang. Sekali membuka Facebook, akan mendapatkan semua informasi baik tentang kawan, keluarga, ataupun dunia luar. Bisa jadi mereka akan tetap menyukai news feed. Namun begitu, para pengelola situs berita harus mulai berhitung tentang keberadaan algoritma, yang bisa jadi mengurangi jumlah pengakses konten mereka via Facebook.

Baca juga artikel terkait FACEBOOK atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Teknologi
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti