Menuju konten utama

Masyarakat Ekonomi ASEAN

Masyarakat Ekonomi ASEAN resmi dimulai pada 31 Desember 2015. Kesepakatan ekonomi ini bertujuan menciptakan pasar yang lebih bebas dan biaya dagang yang lebih rendah di antara negara-negara ASEAN.

Masyarakat Ekonomi ASEAN
menteri komunikasi dan informatika rudiantara (kanan) menerima plakat dari ceo malasyia venture capital management berhad jamaludin bujang (kiri) usai menghadiri presentasi forum diskusi indonesia malaysia building the digital asean economic community di jakarta, selasa (23/2). forum diskusi tersebut membahas peranan indonesia sebagai pusat teknologi digital di asean dengan upaya mempercepat dan memberdayakan perusahaan kecil dan menengah melalui ekonomi digital. antara foto/teresia may/foc/16.

tirto.id - Perhimpunan negara-negara Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Dikenal sebagai Deklarasi ASEAN atau Bangkok Declaration, pendirian ini ditandatangani oleh lima negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Lima negara lain yakni Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja, kemudian bergabung sehingga ASEAN sekarang beranggotakan 10 negara.

Kesepuluh negara itu kemudian membuat blueprint untuk membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (EAC) yang ditandatangani pada bulan November 2007, dan resmi dimulai pada 31 Desember 2015 lalu. Berdasarkan blueprint itu, Masyarakat Ekonomi ASEAN yang dibangun untuk memperkuat negara-negara ASEAN, punya karakteristik: a) pasar dan basis produksi tunggal, (b) wilayah ekonomi yang kompetitif, (c) wilayah pembangunan ekonomi yang adil, dan (d) kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global.

MEA yang diharapkan terwujud secara menyeluruh pada 2025 ini membuka jalan untuk perdagangan barang dan jasa antarnegara menjadi murah biayanya, juga untuk mempermudah iklim investasi. Selain itu, MEA juga diharapkan dapat mempermudah perpindahan tenaga kerja ahli. Untuk saat ini, ada delapan bidang pekerjaan yang berpeluang dibuka pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yaitu perawat, pekerja bidang teknik, arsitek, tenaga survei, akuntan, pariwisata, praktisi medis, dan dokter gigi.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Maulida Sri Handayani

Reporter: Maulida Sri Handayani
Penulis: Maulida Sri Handayani
Editor: Maulida Sri Handayani