Menuju konten utama

Man United vs Crystal Palace: Bisa Apa Solskjaer Tanpa Pemain Inti?

Pressing dan serangan direct bisa menjadi kunci dari penampilan Manchester United saat menghadapi Crystal Palace.

Man United vs Crystal Palace: Bisa Apa Solskjaer Tanpa Pemain Inti?
Pelatih Ole Gunnar Solskjaer. AP Photo/Sang Tan

tirto.id - Manchester United akan melawat ke markas Crystal Palace dalam lanjutan Premier League, Kamis (28/2/19) dini hari nanti. Hampir dapat dipastikan pertandingan itu bakal menjadi laga yang tak mudah bagi Setan Merah. Alasannya, United sedang dihajar badai cedera.

Setidaknya ada sepuluh pemain United yang diperkirakan absen di Selhurst Park, markas Palace: Jesse Lingard, Juan Mata, Marcus Rashford, Ander Herrera, Nemanja Matić, Antonio Valencia, Phil Jones, Anthony Martial, Matteo Darmian, serta Mason Greenwood.

Badai cedera itu sangat mungkin terjadi karena meningkatnya intensitas permainan United. Statistik mencatat bahwa di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer, pemain-pemain United lebih sering melakukan sprint daripada sebelumnya. Pada musim ini, rataan sprint United di bawah Solskjaer mencapai 108,6 kali per laga, sedangkan di bawah asuhan José Mourinho para pemain rata-rata hanya melakukan 98 sprint per laga.

Berdasarkan hitung-hitungan The Times, saat ditangani Jose Mourinho, rataan distance covered Mata setiap laga mencapai 11,7 km, Rashford mencapai 9,7 km, dan Herrera mencapai 11,5 km. Di bawah Solskjaer, distance covered mereka meningkat: Mata mencapai 12,2 km, Herrera mencapai 12,2 km, dan Rashford mencapai 10,2 km.

Selain itu, jumlah sprint mereka dalam setiap laga juga mengalami peningkatan cukup signifikan. Rashford rata-rata melakukan 25,2 kali sprint dalam setiap laga, Mata 6,9 kali, dan Herrera 7,8 kali. Sebelumnya, rataan sprint Rashford hanya mencapai 20,3 kali, Mata 5,4 kali, dan Herrera 7,8 kali.

Lantas, tanpa pemain-pemain terbaiknya itu, apakah United akan tetap bermain dengan intensitas yang sama saat menghadapi Crystal Palace?

Kata Solksjaer: “aku sudah memilih bahwa kita akan bermain dengan cara Manchester United dan jika para pemain ingin menjadi bagian dari permainan, mereka harus bisa bertahan dengan intensitas itu, bukan?”

Itu artinya,meskipun dilanda badai cedera, United tak akan mengubah cara mainnya saat menghadapi Palace nanti.

Menerapkan Counter-Pressing

Saat menghadapi Chelsea dan Liverpool dan bermain dengan formasi 4-4-2 berlian di awal laga, Setan Merah memilih bertahan dengan garis pertahanan rendah. Daripada melakukan pressing, mereka lebih senang menunggu.

Namun, jika cara ini kembali diterapkan saat menghadapi Crystal Palace, United bisa kelabakan.

Menurut hitung-hitungan Whoscored, Crystal Palace lemah dalam penguasaan bola. Di Premier League, sejauh ini rataan tingkat penguasaan bola mereka hanya mencapai 46,9 persen, salah satu yang paling jelek di antara tim-tim Premier League lain.

Meski begitu, membiarkan Crystal Palace menguasai bola untuk kemudian melancarkan serangan balik juga bukan pilihan yang bagus bagi United. Anak asuh Roy Hodgson tersebut jago dalam melakukan tembakan jarak jauh.

Setidaknya peran Luka Milivojević, gelandang bertahan Palace, bisa menjadi bukti: dari delapan gol Milivojević di Premier League, sebagian besar terjadi lewat tembakan jarak jauh.

Dari sana, untuk menjauhkan Palace menguasai bola di daerah berbahaya, United sebaiknya berani menerapkan counter-pressing. Lukaku dan Alexis Sánchez, yang kemungkinan akan dimainkan di lini depan, bisa memulai tekanan. Di lini tengah, untuk mendukung pressing tersebut, United bisa kembali memainkan Fred daripada Andreas Pereira untuk menempati posisi Herrera.

Pemain asal Brasil tersebut sejauh ini memang belum nyetel dalam skema Solskjaer, tapi kemampuan bertahannya bisa sangat menolong: ia rata-rata sudah melakukan 1,7 kali tekel di dalam setiap pertandingan, salah satu yang terbaik di antara pemain-pemain tengah United lain.

Menyerang Langsung

Selain bertahan secara mendalam, terlalu lama menguasai bola juga bukan pilihan menguntungkan bagi Setan Merah. Terutama di lini tengah, pemain-pemain Palace tangguh dalam bertarung. Di Premier League sejauh ini Palace merupakan tim terbaik dalam percobaan tekel. Mereka rata-rata melakukan 19,3 kali dalam setiap pertandingan.

Terlebih, tanpa Matić serta Herrera, United juga tidak akan sebaik sebelumnya dalam menguasai bola di lini tengah: Periera, Fred, maupun Scott McTominay, masih sering gagap saat mendapatkan tekanan dari lawan. Selain itu, visi permainan mereka juga tidak sebagus Matić serta Herrera.

Dibantu dengan pressing, United bisa menyiasati kelebihan Palace tersebut dengan lebih sering melakukan serangan direct. Semakin cepat melakukan serangan akan semakin menguntungkan; dan semakin dekat melakukan serangan, semakin menguntungkan pula serangan cepat itu.

Singkat kata, sebisa mungkin mereka harus segera mengumpan ke arah depan.

Pendekatan itu jelas bukan barang baru bagi Solskjaer. United berhasil mengalahkan Tottenham Hotspur, Chelsea, serta Arsenal dengan cara seperti itu.

Selain itu, Solkjaer juga pernah mengatakan: “jika ingin memenangkan pertandingan, Anda harus bisa mengumpan ke depan dan bisa berlari ke depan dengan cepat.”

Baca juga artikel terkait LIGA INGGRIS atau tulisan lainnya dari Renalto Setiawan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Renalto Setiawan
Editor: Rio Apinino