tirto.id - Empat gol sudah dibukukan Ivan Perisic dan Mario Mandzukic di panggung Piala Dunia. Jumlah itu hanya berselisih dua gol dari legenda Kroasia sekaligus top skor 1998, Davor Suker. Perisic dan Mandzukic masih menyisakan satu laga saat menghadapi Perancis di final Rusia 2018. Mampukah mereka menyamai rekor gol Suker di Piala Dunia pada Minggu (15/7/2018) mendatang?
11 Juli 1998, bertempat di Parc des Princes, Paris, dalam laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia 1998 melawan Belanda, Suker mencetak gol kemenangan Kroasia ke gawang Edwin Van Der Sar. Suker yang saat itu bermain di Real Madrid diganjar Golden Boot dengan enam gol dalam usia 30 tahun.
Bagi Kroasia, pencapaian ini luar biasa mengingat edisi 1998 adalah debut mereka di Piala Dunia. Sebelumnya, pada edisi 1930, 1938, 1950, dan 1990, negara ini juga turut berpartisipasi namun sebagai bagian dari Yugoslavia. Pelatih Kroasia saat itu, Miroslav Blazevic berharap pencapaian ini bisa membuat banyak orang lebih mengenal negaranya.
"Semoga lebih banyak orang akan belajar tentang negara kami karena [pencapaian] tim ini," katanya pada 12 Juli 1998 kepada Washington Post.
Usai Perancis 1998, Kroasia hanya berpartisipasi di tiga edisi Piala Dunia, yakni 2002, 2006, dan 2014. Dari tiga edisi itu, mereka tak lolos dari fase grup. Tak ada pula pemain yang menonjol dari capaian gol. Kendati begitu, ada dua nama yang mencetak dua gol dalam satu turnamen. Mereka adalah Perisic dan Mandzukic di edisi Brasil 2014.
Mengejar Gol Suker
Setelah kalah 3-1 atas Brasil di laga perdana Grup A Piala Dunia 2014, Kroasia mengamuk di pertandingan kedua. Kamerun dilumat empat gol tanpa balas di Arena da Amazonia pada 18 Juni 2014. Perisic dan Mandzukic mencetak gol perdana Piala Dunia di laga itu. Mandzukic lebih hebat lagi, ia memborong dua gol.
Empat hari kemudian, gol kedua Perisic lahir. Sayangnya, gol yang ia ciptakan pada menit ke-87 itu tak mampu membawa Kroasia terhindar dari kekalahan. Di laga pamungkas grup, mereka takluk 1-3 atas Meksiko. Kroasia pulang lebih cepat usai mengemas dua poin.
Di Rusia 2018, Perisic menjadi pemain kunci saat mencetak gol kemenangan dalam laga pamungkas Grup D melawan Islandia. Gol pada menit ke-90 itu tercipta saat kedudukan imbang 1-1. Hasil ini sekaligus membuat Kroasia menjadi jawara grup dengan poin sempurna. Di 16 besar, giliran Mandzukic yang unjuk gigi.
Berhadapan dengan Denmark, Kroasia tertinggal cepat pada menit ke-1 lewat Mathias Jorgensen. Tiga menit kemudian, Mandzukic menyamakan kedudukan yang tak berubah hingga 120 menit berselang. Kroasia harus melalui babak adu penalti di laga ini (1-1, 3-2) dan di perempat final saat melawan Rusia (2-2, 3-4)
Penampilan gemilang duo pemain yang merumput di Serie A ini terjadi pada laga semifinal. Kroasia harus bermain selama 120 menit untuk ketiga kalinya, usai Perisic menyamakan kedudukan 1-1 setelah tertinggal dari gol cepat Inggris. Di babak perpanjangan waktu, Mandzukic tampil gemilang dan menjadi pahlawan kemenangan usai menyarangkan si kulit bundar pada menit ke-109.
Usai laga empat besar itu, Perisic dan Mandzukic masing-masing telah mengemas empat gol di dua edisi Piala Dunia yang mereka ikuti (2014, 2018). Bagi Perisic, gol demi gol di Piala Dunia layaknya sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Bahkan, ia sempat memimpikan itu saat melihat Kroasia bertarung di 1998.
๐ญ๐ท๐๐ด๓ ง๓ ข๓ ฅ๓ ฎ๓ ง๓ ฟ
โ HNS | CFF (@HNS_CFF) July 12, 2018
โ Talk about your dreams coming true, #ManoftheMatch Ivan Periลกiฤ!#FlamingPride#Croatia#CROENG#WorldCup#Vatreni๐ฅ pic.twitter.com/9nJ0MDfA2v
Performa Perisic dan Mandzukic
Perisic telah bermain enam kali sebagai starter di Rusia 2018 sedangkan lima bagi Mandzukic. Striker Juventus itu hanya absen saat Kroasia melawan Islandia di laga pamungkas Grup D. Bagaimana performa kedua pemain di sepanjang laga yang mereka lakoni?
Perisic yang beroperasi di lini tengah, cukup produktif sebagai pemain sayap kiri. Torehan gol yang ia hasilkan sama dengan Luka Modric hingga semifinal. Di laga melawan Inggris, FIFA tak segan mengganjar penggawa Inter Milan ini sebagai man of the match. WhoScored pun memberikan rating tertinggi, yakni 8,7 pada pemain berusia 29 tahun tersebut.
The #CROENG@Budweiser#ManoftheMatch is @HNS_CFF's Ivan Perisic! #WorldCuppic.twitter.com/lbyDciZQKu
โ FIFA World Cup ๐ (@FIFAWorldCup) July 11, 2018
Di laga empat besar itu, Perisic tercatat melakukan enam tembakan dengan empat ke gawang, satu diblok, dan satu on target sekaligus berbuah gol. Ia juga menjadi pemain yang paling banyak menembak di laga tersebut. Bila berkaca sejak fase gugur, catatan Perisic juga cukup baik.
Ia telah melakukan 20 tembakan, yakni tiga mengarah ke gawang, 13 off target, dan empat diblok dengan angka akurasi mencapai 15 persen. FIFA mencatat, Perisic melakukan dua tembakan dari tendangan bebas, 13 kali di dalam kotak penalti, tujuh kali dari luar kotak terlarang, dan dua kali membentur tiang gawang. Bagaimana dengan Mandzukic?
Berusia tak muda lagi, striker 32 tahun ini kaki kanan dan kirinya berbahaya. Terbukti dua gol di Rusia 2018 melalui kedua kaki itu. Sejak fase grup, eks penggawa Atletico Madrid dan Bayern Munchen ini telah melakukan 12 tembakan, yakni empat ke gawang, enam off target, dan dua kali diblok.
Mandzukic patut diwaspadai di kotak terlarang. Sebab, masih dari catatan FIFA, dari 12 tembakan yang ia hasilkan, semua terjadi di dalam kotak penalti. Angka akurasinya pun cukup tinggi mencapai 36,36 persen.
Kendati berpeluang menyamai rekor gol Suker, Perisic dan Mandzukic wajib tak melupakan misi utama mereka, yakni membawa Kroasia menjadi juara dunia. Mengalahkan Perancis bukan hanya sekadar menang atau kalah, namun ada atmosfer "balas dendam" di laga itu.
"Prancis menghentikan kami di semifinal pada 1998. Kami akan memiliki motivasi ekstra karena itu," kata Perisic dikutip FIFA.
Perisic pun optimistis meskipun Perancis diunggulkan. Sekarang, generasi baru, digawangi oleh kapten Luka Modric, Kroasia telah menciptakan sejarahnya sendiri. Dua hari lagi di Stadion Luzhniki, Kroasia berjuang untuk mewujudkan mimpi mereka sekaligus mengukir tinta emas.
"Kami semua senang tinggal di Moskow, itulah tujuan kami. Mimpi kami sangat dekat sekarang," imbuh eks pemain Wolfsburd dan Dortmund itu.
Editor: Ibnu Azis