tirto.id - Malaysia berharap Federasi Badminton Dunia (BWF) dapat menunda rencana mereka untuk menerapkan pemakaian shuttlecock sintetis dalam pertandingan resmi internasional pada tahun 2021.
Langkah tersebut dianggap tidak tepat menyusul penundaan Olimpiade Tokyo yang baru digelar pertengahan tahun depan, akibat pandemi COVID-19.
Baca selengkapnya di artikel "BWF Bakal Atur Ulang Jadwal Kejuaraan Dunia Badminton 2021", https://tirto.id/eJU6
Penggunaan shuttlecock sintetis dimungkinkan dapat mempengaruhi kualitas permainan serta adaptasi para atlet, saat mereka dituntut hasil maksimal dalam laga kualifikasi Olimpiade.
"BWF seharusnya tidak melaksanakan rencana mereka untuk menggunakan shuttlecock sintetis pada tahun depan," terang Sekretaris Asosiasi Badminton Malaysia (BAM), Kenny Goh, seperti dikutip dari The Star, Sabtu (4/4/2020).
Kenny menambahkan bahwa kebijakan pemakaian shuttlecock sintetis oleh BWF akan lebih baik jika diterapkan selepas gelaran Olimpiade Tokyo.
“Seharusnya tidak ada perubahan (shuttlecock) dalam pertandingan selama periode kualifikasi Olimpiade. Paling baik mengubahnya setelah Olimpiade Tokyo," lanjut Kenny yang juga menjabat sebagai ketua kepelatihan BAM tersebut.
Kenny tidak mengelak jika pihaknya hanya bisa mengutarakan pendapat, karena seluruh keputusan final pada akhirnya tetap berada di tangan BWF.
"Namun, Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan dilakukan BWF. Terkadang mereka tidak terlibat dengan pihak terkait yang relevan sebelum menerapkan sesuatu keputusan baru," sindir Kenny.
Pada bulan Januari lalu BWF secara resmi telah menyetujui penggunaan shuttlecock sintetis untuk menggantikan model tradisional yang terbuat dari bulu angsa, dalam turnamen internasional mulai tahun 2021. Kebijakan tersebut dianggap sebagai salah satu cara untuk mengurangi sampah.
BWF juga telah menjalin kerjasama dengan perusahaan olahraga asal Jepang, Yonex, untuk mengembangkan shuttlecock sintetis tersebut.
“Umpan balik mengindikasikan bahwa shuttlecock sintetis Yonex lebih ekonomis dan tahan lama dibanding model tradisional yang terbuat dari bulu alami. Pada saat yang sama juga terbukti memiliki performa serta kemampuan terbang yang mirip,” ungkap BWF, dilansir dari Reuters, Senin (20/1/2020).
“Shuttlecock sintetis dapat menekan penggunaan hingga lebih dari 25 persen, serta memiliki keunggulan ekonomis dan lingkungan,” lanjut BWF.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Agung DH