tirto.id - Pusat Kebudayaan Kota Best, Belanda bagian selatan, menyelenggarakan event pameran lukisan dan foto-foto tentang kehidupan masyarakat Yogyakarta pada 11 April hingga 2 Mei mendatang.
Lukisan-lukisan yang ditampilkan merupakan buah karya seniman-seniman muda dari Desa Wisata Jelok, Kabupaten Gunung Kidul, sedangkan foto-foto tersebut merupakan hasil karya fotografer Hans Jansen selama melangsungkan perjalanan di Yogyakarta.
Pameran tersebut dibuka oleh Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja bersama Wali Kota Anton van Aert, seperti disampaikan oleh Minister Counsellor Pensosbud KBRI Den Haag, Aziz Wahyudi kepada kantor berita Antara, Senin, (11/4/2016).
Dubes Puja menjelaskan bahwa kegiatan tersebut diarahkan untuk meningkatkan hubungan baik antara masyarakat Belanda dan Indonesia, atau yang diistilahkan dengan “people-to-people contact”.
Dubes Puja mengharapkan agar acara ini dapat menciptakan saling pengertian secara budaya, khususnya di antara kedua kota yang memiliki slogan yang sama yaitu “Yogyakarta Istimewa” dan “Best Bijzondere” ini.
Di sisi lain, Wali Kota van Aert menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasihnya karena KBRI Den Haag bersama Yayasan Hibiscus berkenan menyelenggarakan pameran di kotanya. Ia sepakat bahwa acara semacam ini dapat berkontribusi positif terhadap hubungan kedua negara, sekaligus mendukung kegiatan-kegiatan lainnya seperti perdagangan dan investasi.
Pameran tahun ini menampilkan karya seniman-seniman muda dari Galeri Ombo, Desa Wisata Jelok, Gunungkidul. Lukisan-lukisan yang ditampilkan menampilkan keseharian masyarakat dan lingkungan alam seperti pemandangan pantai Baron.
Karya foto yang ditampilkan merupakan hasil perjalanan Hans Jansen selama berkeliling Yogyakarta. Dengan mengambil tema "Javaanse Cultuur and Bizjondere Sultanaat van Yogyakarta" (Budaya Jawa Khususnya di Kasultanan Yogyakarta), Jansen menampilkan sebanyak 100 foto, baik dalam medium cetak maupun digital.
Jansen mengatakan kesannya yang mendalam dengan keramahan masyarakat Yogyakarta dan pola hidup mereka yang penuh rasa syukur. Hal ini dijelaskannya dalam foto-foto berbagai aktivitas masyarakat yang dilakukan sembari tersenyum.
Ine Waworuntu, Direktur Yayasan Hibiscus, menjelaskan bahwa kegiatan pameran kali ini adalah yang ketiga kalinya diselenggarakan di Kota Best. Pada tahun pertama, yang ditampilkan adalah tentang Indonesia secara umum, pada tahun 2015 tentang Jakarta dan tahun ini tentang Yogyakarta.
Yayasan yang dipimpinnya juga aktif menyelenggarakan kegiatan pertukaran pelajar SMA, seperti yang dilaksanakan pada tahun 2015 saat Yayasan Hibiscus membawa 30 anak dari Heerbeek College berkunjung ke salah satu SMA di Yogyakarta dan pesantren di Temanggung.
Bersama KBRI Den Haag, Yayasan Hibiscus juga akan menyelenggarakan "Indonesian Day" pada Minggu, 22 Mei 2016 dengan menampilkan berbagai tari dan musik tradisional, "workshop" batik, "fashion show", bazaar aneka suvenir dan makanan tradisional di Zalencentrum Prinsenhof, Best. (ANT)
Pada pembukaan pameran yang akan berlangsung sampai 2 Mei mendatang, juga ditampilkan tari Golek Ayun-ayun gaya Yogyakarta dan "fashion show" anak-anak Best dalam berbagai pakaian Batik. (ANT)