tirto.id - Romelu Lukaku disebut telah meminta maaf kepada Inter Milan terkait klaimnya tentang 23 pemain Inter sempat mengalami gejala COVID-19 pada Januari lalu. Menurut laporan Sky Sports, Lukaku telah menerima sanksi dari pihak klub.
Lukaku mengeluarkan pernyataan mengejutkan tersebut saat melakukan wawancara dengan jurnalis Belgia sekaligus istri dari penyerang Napoli, Kat Kerkhofs, pada Selasa (22/4/2020).
"Usai libur Desember, ketika kembali melakukan sesi latihan, 23 dari 25 pemain sedang sakit. Saya tidak bercanda. Saat itu kami sedang melawan Cagliari dan baru 25 menit laga, salah satu bek kami harus keluar lapangan. Dia tidak bisa melanjutkan laga dan hampir tidak sadarkan diri," ucap Lukaku dikutip dari La Repubblica.
Pemain bertahan yang tidak disebutkan namanya oleh Lukaku tersebut adalah Milan Skriniar. Skriniar terpaksa keluar lapangan karena merasa pusing dan belum sembuh dari flu yang dideritanya. Hal tersebut dikonfirmasi klub usai laga berlangsung.
"Semua pemain batuk dan demam. Ketika saya melakukan pemain di laga melawan Cagliari, saya merasa tidak enak badan. Padahal saya sudah tidak menderita flu dan sejenisnya dalam setahun terakhir," sambung Lukaku.
"Usai laga, ada rencana makan malam dengan sponsor saya tetapi saya izin untuk istirahat di rumah. Kami tidak pernah melakukan tes pada saat itu, jadi kami tidak akan pernah tahu secara pasti," tandas eks penyerang Everton dan Manchester United itu.
Pernyataan pemain berusia 26 tahun itu bisa saja sebuah fakta. Pasalnya, baru pada 21 Februari lalu kasus positif COVID-19 pertama di Italia dikonfirmasi. Namun, hingga tanggal 25 April ini, pihak Inter Milan belum mengonfirmasi satu pun pemain atau staf yang positif terinfeksi virus corona.
Rival abadi mereka, Juventus, menjadi klub Serie A pertama yang megumumkan pemainnya, Daniele Rugani, terjangkit COVID-19.
Fiorentina menjadi klub dengan konfirmasi kasus terbanyak, setidaknya ada 13 orang di klub yang dinyatakan terjangkit.
Kompetisi Serie A sendiri belum jelas apakah akan dilanjutkan atau dirampungkan. Untuk sementara, Inter Milan berada di peringkat 3 klasemen dengan selisih sembilan poin dari pemuncak Juventus.
Italia sendiri menjadi negara ketiga di dunia dengan kasus terbanyak yang mencapai angka 189.973 menurut data worldometers per 24 April. Akan tetapi, Italia adalah negara Eropa dengan data kematian terkonfirmasi terbanyak (25.549), di atas Spanyol (22.524) yang notabene memiliki jumlah kasus positif lebih banyak (219.764).
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Ibnu Azis