tirto.id - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, kredibilitas sebuah pemerintahan terkait dengan kepemilikan bisnis pemimpinnya. Hal itu, kata Luhut, tercermin dalam diri Presiden Joko Widodo yang tidak memanfaatkan posisinya untuk mengambil keuntungan bagi perusahaannya.
Ia pun mencontohkan keberanian pemerintah yang mau mencabut subsidi BBM ketika ia masih menjabat di pos Kantor Staf Presiden (KSP). Namun, akibat pencabutan itu ia mendapat hasil analisa bahwa kepercayaan masyarakat terhadap presiden akan turun, tetapi selang 3-6 bulan akan kembali membaik.
"Presiden nggak punya bisnis. Anaknya nggak punya bisnis. Kita butuh pemimpin yang bersih," ucap Luhut yang juga merupakan salah satu pembicara dalam DBS Asian Insights Conference di Hotel Mulia, Kamis (31/1/2019).
Hal ini tentu berlainan dengan bisnis-bisnis yang dimiliki Putra Jokowi seperti misalnya bisnis Martabak.
Tidak hanya itu, Bobby Nasution , menantu Presiden Joko Widodo memimpin sebuah perusahaan bernama PT Wirasena Citra Reswara (WCR). Bahkan belakangan Bobby mendapatkan proyek perumahan bersubsidi di Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi.
Luhut juga mengatakan bahwa sebagai menteri, ia akan mengikuti langkah yang sama. Sebab sudah selayaknya langkah Presiden menjadi panutan bagi jajarannya.
"Kalau presiden gak bisnis, masa saya berani bisnis," ucap Luhut.
Namun, tidak lama berselang, Luhut mengucapkan bahwa ia memiliki bisnis. Kala itu ia sedang membahas mengenai utang.
Kala itu, Luhut tengah membahas mengenai penggunaan utang untuk melakukan pembangunan infrastruktur. Kendati berutang ia meyakini bahwa hal itu dikelola dengan baik sehingga tidak perlu dikhawatirkan dapat membuat masalah seperti kebangkrutan yang dialami suatu perusahaan.
"Saya bisa baca utang. Saya kan punya bisnis. Belum ada perusahaan saya yang bangkrut," ucap Luhut.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno