tirto.id -
Setelah Bamsoet mengumumkan dirinya mundur, ia dan loyalis lainnya belum bertemu dengan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu.
"Saya lagi nyari beliau nih ditanya banyak wartawan saya belum ketemu beliau malah," jelas Darul Siska saat dihubungi, Senin (3/12/2019).
Bamsoet menyatakan mundur setelah bersama ketua umum Partai Golkar yang juga petahana Airlangga Hartarto mendatangi senior Partai Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan di kantor Kemenko Maritim dan Investasi.
Darul Siska pun belum mau menduga-duga mundurnya Bamsoet ini karena adanya tekanan dari Luhut. Apalagi ia belum mendengarkan langsung alasan Bamsoet mundur dari pencalonan.
"Ya kalau dipanggil Pak Luhut, mundur sih bisa dipahami sendiri lah ya, tapi ya itu yang saya gak tahu alasannya, saya mesti ngobrol sama mas Bambangnya dulu kenapa dia mundur atau disuruh mundur atau kenapa pertimbangannya," tegasnya.
Sebelumnya, Bambang Soesatyo menyatakan mundur secara sukarela dari bursa pencalonan ketua partai Golkar.
Bambang menyatakan bahwa alasan pembatalan pencalonannya berkaitan dengan keinginannya menjaga stabilitas politik partai Golkar.
“Demi menjaga keutuhan dan solidaritas partai Golkar, saya menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat ketua umum Golkar,” ucap Bambang kepada wartawan saat ditemui di Kemenko Kemaritiman dan investasi, Selasa (3/12/2019).
Pernyataan Bambang ini dikeluarkan sesaat sebelum Musyawarah Nasional (Munas) Golkar digelar pukul 19.00 WIB di Hotel Ritz Carlton, Kuningan.
Sekitar pukul 16.20 WIB, Bambang bersama ketua umum Golkar petahana, Airlangga Hartarto memberi pernyataan kepada media didampingi petinggi golkar seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan serta eks ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical).
Di hadapan wartawan, Bambang mengaku bahwa keputusannya mundur dari pencalonan tidak lepas dari pendapat senior partai Golkar. Ia bilang sebagai kader yang lebih muda, ia tidak punya pilihan lain selain untuk patuh.
“Ini cara kami menyelesaikan masalah. Ketika senior kasih pendapat. Kami yang muda, patuh. Kami mematuhi Pak Ical, Pak Luhut, dan Pak Akbar,” ucap Bambang.
Di sela-sela konferensi pers, Bambang juga sempat menyinggung bahwa pertemuan dadakan di kantor Luhut itu sedikit banyak adalah buah hasil lobi antara Airlangga dan Luhut.
“Ya lobi-lobi antara Pak Luhut dan Airlangga,” ucap Bambang.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Hendra Friana