tirto.id - Liverpool berencana memotong gaji pemain dan stafnya hingga 20 persen selama Liga Inggris termasuk Premier League 2019/2020 ditangguhkan karena pandemi virus Corona (COVID-19). Wacana ini oleh sebagian pihak ditentang lantaran bakal merugikan Sadio Mane dan kawan-kawan.
The Reds saat ini menjadi salah satu klub dengan pendapatan terbesar di dunia dan meraup keuntungan yang cukup besar dalam beberapa musim terakhir. Maka, Liverpool seharusnya mampu menggaji pemain dan karyawannya secara penuh selama pandemi Corona.
Laba sebelum pajak untuk periode Januari-Februari 2020 yang diperoleh Liverpool sebesar 42 juta poundsterling. Angka ini sudah lebih dari cukup untuk menutup 20 persen gaji staf yang dipotong selama 12 bulan, yang diperkirakan tidak lebih dari 2 juta poundsterling.
Asosiasi pemain sepak bola profesional Inggris (PFA) menilai klub-klub papan atas Liga Inggris mampu membayar gaji pemain dan staf selama kompetisi ditangguhkan. Tidak masuk akal bagi tim seperti Liverpool memangkas 20 persen gaji pemain untuk menutupi pembayaran para staf mereka.
PFA menganggap pemotongan gaji tak membantu pemerintah Inggris dalam menangani Corona, bahkan memperparah keadaan. Pasalnya, kebijakan tersebut dianggap tidak membantu para pekerja medis karena pemotongan gaji akan mengurangi pendapatan pajak negara dari pemain sepak bola.
"Para pemain sadar bahwa sebagai karyawan, mereka dapat berkontribusi membantu negara dengan pajak pendapatan mereka. Mengurangi gaji pemain berarti berarti menambah beban keuntungan negara karena pendapatan bakal berkurang," tulis PFA.
Kritikan juga datang dari mantan pemain Liverpool, Jamie Carrager. Ia menyebut kebijakan bekas klubnya itu membuat kebaikan pemain dan pelatih The Reds dalam menyikapi pandemi jadi sia-sia. Menurutnya, Liverpool adalah klub yang buruk dalam menanggapi masalah COVID-19.
"Jurgen Klopp telah menunjukkan sikap simpatik saat pandemi ini mulai muncul, dengan menyisihkan sebagian upahnya. Namun, semua itikad baik [yang ditunjukkan] pemain dan pelatih Liverpool telah hilang, Liverpool sangat buruk," tukas Carrager, dikutip dari The Guardian.
Sebelum Liverpool mengumumkan rencana pemotongan gaji, para pemain telah berencana menggalang dana. Hal itu dilakukan untuk membantu petugas medis yang sedang berjuang menangani COVID-19, tetapi kemungkinan dana yang terkumpul jadi berkurang.
Penulis: Permadi Suntama
Editor: Iswara N Raditya