tirto.id - Seluruh klub peserta Premier League 2019/2020 di Liga Inggris bakal diwajibkan melakukan pemotongan gaji para pemainnya. Jika tidak, mereka akan dikenai denda dalam jumlah yang besar. Hal ini menjadi dampak dari pandemi virus Corona atau COVID-19 di Inggris.
Ketua Komisi Digital, Kebudayaan, Media dan Olahraga (DMCS) Parlemen Inggris, Julian Knight, adalah orang yang mengemukakan hal tersebut. Pandemi COVID-19 memang telah berdampak cukup fatal di segala sektor, termasuk keuangan.
Menurut Knight, upah yang diterima para pesepakbola tiap pekan sangat besar, berkali-kali lipat dari pendapatan tahunan rata-rata penduduk Inggris, termasuk para staf atau karyawan yang bekerja di klub-klub Premier League.
"Saat ini kita menghadapi situasi carut-marut di mana pemain Premier League yang tidak bekerja menerima ratusan ribu poundsterling di rekening mereka, sedangkan staf yang menjalankan roda klub malah kehilangan pendapatan," ucap Knight dilansir Reuters yang dikutip Antara, Kamis (2/4/2020).
"Jika Premier League tak segera mengambil langkah, pemerintah harus turun tangan untuk menjatuhkan denda finansial signifikan [termasuk pajak] sebagai pengganti bagi mereka yang lebih terdampak pendapatannya," tambahnya.
Knight mengaku sudah mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan Inggris, Rishi Sunak, mengenai hal ini dan berharap segera diambil langkah tegas untuk merealisasikannya.
Sejauh ini, belum terlalu banyak klub anggota Premier League 2019/2020 yang menerapkan kebijakan pemotongan gaji pemain. Ada klub yang justru memangkas gaji staf atau karyawan serta merumahkan mereka.
Liga Inggris 2019/2020 termasuk Premier League hingga saat ini masih dihentikan sementara akibat pandemi COVID-19. Ada tiga opsi yang nantinya bakal ditempuh: kompetisi dilanjutkan tanpa penonton, ditunda lebih lama, atau disudahi.
Editor: Fitra Firdaus
