tirto.id - Video klip lagu "Secawan Madu" yang dibawakan kembali oleh Nurma Paejah Adella telah diunggah 3 Maret 2023 lalu di Youtube. Lagu tersebut diunggah melalui kanal Henny Adella. Lagu ini sudah menggaet hampir 300 ribu tayangan selama 4 pekan sejak dirilis.
Lagu Secawan Madu merupakan karya cipta dari Abunawas dan Joereal. Lagu ini pertama kali dibawakan oleh penyanyi dangdut Kristina pada tahun 2003. Judul "Secawan Madu" turut dijadikan tajuk dari album ke-8 dari Kristina.
Selanjutnya, "Secawan Madu" kembali viral di publik setelah Via Vallen menyanyikan ulang lagu tersebut di Youtube pada tahun 2016, dengan memberikan sentuhan electronic dance music.
Lirik lagu "Secawan Rindu"bercerita mengenai seorang perempuan yang terbuai dengan rayuan manis dari seorang pria hingga membuatnya jatuh cinta. Hanya saja, akhirnya terkuak jika selama ini perhatian yang diberikan oleh pria tersebut palsu. Dia sengaja menggoda untuk bersenang-senang belaka sampai akhirnya membuat sang wanita merasa sangat sakit hati.
Dalam video klip Nurma, lagu "Secawan Rindu" dibawakan dengan alunan khas dangdut dan ketukan perkusi rancak. Irama pengiring tidak sepenuhnya menyiratkan kesedihan mendalam seperti makna yang tertulis pada liriknya. Alhasil lagu yang dibawakan lebih mudah dicerna telinga.
Sementara itu, kanal Henny Adella memiliki konten yang secara khusus merilis ulang lagu-lagu Indonesia populer. Namun, cover lagu tersebut dibawakan dalam genre dangdut, termasuk genre turunannya yakni dangdut koplo yang saat ini cukup banyak peminatnya.
Lirik Lagu Secawan Madu
Secawan madu yang kau berikan
Tapi mengapa kau tumpahkan
Kau bangun cinta yang menjanjikan
Dirimu pula yang menghancurkan
Tega-teganya ketulusanku
Kau balas dengan kecuranganmu
Pandainya engkau bersilat lidah
Cinta bagimu hanyalah senjata
Semula 'ku mengagumi
Sikap dan ketulusanmu
Hingga diriku jatuh terbuai
Dalam bujuk dan rayumu
Setelah pintu hatiku
Telah terbuka untukmu
Ternyata aku engkau jadikan
Hanya koleksi cintamu
Perih sungguh perih
Bagai tertusuk seribu duri
Pandainya engkau bersilat lidah
Cinta bagimu hanyalah senjata
Editor: Yantina Debora