tirto.id - Muncul wacana pengurangan durasi waktu pertandingan Liga Inggris 2019/2020 menjadi kurang dari 45 menit per babak. Hal itu mempertimbangkan kebugaran pemain yang kurang prima lantaran Premier League dihentikan akibat pandemi Corona atau COVID-19 sejak 13 Maret 2020 lalu.
Usulan tersebut didukung oleh CEO Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris (PFA) Gordon Taylor. Menurutnya, kemungkinan sisa musim 2019/2020 yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih singkat dari jadwal normal juga menjadi pertimbangan.
Talyor juga menyinggung soal kemungkinan diperbanyaknya pergantian pemain dalam satu pertandingan dengan alasan yang sama, yakni kebugaran pemain yang belum sepenuhnya fit.
Premier League musim ini masih menyimpan 92 pertandingan dari 20 klub kontestan. Masing-masing klub harus melakoni 9-10 pertandingan untuk merampungkan musim 2019/2020.
“Kita tidak tahu masa depan, tetapi kita tahu wacana yang telah disarankan—kemungkinan pergantian pemain lebih banyak, kemungkinan pertandingan tidak digelar 45 menit penuh per babak, pembicaraan tentang stadion netral,” ucap Taylor tersebut dikutip BBC.
“Idealnya, Anda ingin tetap menjaga integritas kompetisi, dan tentu saja ini menyangkut laga kandang dan tandang dan mempunyai skuat yang sama persis seperti sebelum itu [Premier League] ditangguhkan,” lanjutnya.
Taylor menekankan akomodasi Premier League dari sudut pandang pemain yang akan berlaga apabila musim dilanjutkan. Ia mengakui, pemain punya profesionalitas untuk tetap berlaga saat musim dilanjutkan, tetapi penyelenggara juga harus memperhatikan kondisi dan kebutuhan pemain.
“Jadi ini masih dalam proses dan kita harus menunggu, dan melihatnya dari hari ke hari dan menimbang apakah ini mungkin. Tetapi jika kita tidak mencoba, maka ini tidak akan pernah mungkin," beber Taylor.
Pemain Cemas Tanding Lagi
Di lain sisi, Taylor mengakui bahwa para pemain merasa cemas apabila musim dilanjutkan di tengah pandemi. Menurutnya, kekhawatiran tersebut wajar. Penyelenggara harus menetapkan standar yang bisa memberi rasa aman kepada pemain.
“Mereka [para pemain] tidak bodoh. Mereka mungkin harus diyakinkan bahwa ini [melanjutkan kompetisi] aman,” ucap Taylor.
Sebelumnya, pemain Manchester City, Sergio Aguero mengungkapkan kecemasannya jika Premier League dilanjutkan. Penyerang asal Argentina ini mengaku para pemain khawatir menyebarkan virus ke keluarga mereka.
“Mayoritas pemain takut karena mereka punya anak dan keluarga. Saya juga takut, tetapi saya bersama pacar saya di sini dan tidak akan kontak dengan orang lain," kata Aguero.
"Saya mengunci diri di rumah dan satu-satunya orang yang bisa saya tulari adalah pacar saya,” pungkas pemain berusia 31 tahun ini dikutip dari BBC.
Penulis: Ikhsan Abdul Hakim
Editor: Iswara N Raditya