Menuju konten utama

Legenda Sepak Bola Belanda Johan Cruyff Meninggal di Usia 68

Legenda Sepak Bola Belanda Johan Cruyff Meninggal di Usia 68

tirto.id -

Sang legenda Belanda pionir Total Football, Johan Cruyff, yang merupakan salah satu pemain sepak bola terbaik sekaligus salah satu pelatih paling berpengaruh dan visioner di dunia, meninggal dunia pada usia 68 tahun setelah bertarung dengan kanker paru-paru selama lima bulan.

Kematiannya diumumkan melalui situs pribadinya dan tidak lama setelahnya melalui surat kabar De Telegraaf, di mana ia memiliki kolom mingguan yang kerap kontroversial namun dinanti-nanti oleh banyak pembaca, seperti dikutip oleh kantor berita Antara dari Reuters.

Menurut situs pribadinya, Cruyff meninggal dunia ditemani oleh keluarga dan teman-temannya di rumahnya di Barcelona, Spanyol.

Berita kematiannya membuat stasiun-stasiun televisi dan radio Belanda menghentikan program reguler mereka. Ronald de Boer, salah satu mantan pemain Belanda yang pernah memperkuat Barcelona, mengatakan bahwa, "[Cruyff] merupakan pesepak bola terbaik yang pernah kami miliki."

Sementara itu di Twitter, mantan pelatih Barcelona Pep Guardiola mencuit, "RIP @JohanCruyff, seorang jenius, seorang legenda, dan seorang pria yang mengubah mentalitas @FCBarcelona."

Cruyff, yang pernah menjalani operasi jantung pada 1991, bergabung dengan Ajax Amsterdam sebelum menjadi salah satu pemain terbaik dunia pada awal 1970-an.

Kemudian secara berturut-turut dari 1971 sampai 1973, ia membantu Ajax Amsterdam memenangi tiga Piala Eropa dan juga terpilih sebagai Pemain Terbaik Eropa pada 1971, 1973, dan 1974.

Pemain yang terlahir dengan nama Hendrik Johannes Cruijff tersebut kemudian bergabung dengan Barcelona dan memecahkan rekor transfer dunia saat itu yakni sebesar kurang lebih USD 2,0 juta. Di Barcelona pula ia mengukir karir kepelatihannya, dengan membantu klub Katalan itu memenangi gelar Liga Spanyol pertama mereka dalam rentang waktu nyaris 15 tahun pada 1974.

Ia juga merupakan pemain kunci di tim nasional (timnas) Belanda yang begitu superior pada Piala Dunia 1974. Timnas Belanda mencapai final pada saat itu dan untuk pertama kalinya, selama turnamen itu para penonton di seluruh dunia menyaksikan Cruyff melakukan gerakannya yang populer dengan nama "liukan Cruyff," di mana sang pemain memainkan bola di belakang kakinya sebelum menggulirkan bola ke arah lain.

Belanda juga mencapai final pada Piala Dunia 1978, namun kembali kalah. Kali ini, Belanda tidak diperkuat oleh Cruyff. Bertahun-tahun kemudian, ia mengungkapkan bahwa hal itu dilakukan setelah adanya upaya penculikan terhadap dirinya dengan menggunakan senjata api.

Setelah sempat bermain di Los Angeles Aztecs dan Washington Diplomats di Liga Amerika Serikat yang menggunakan format lama, Cruyff kembali ke Ajax sebelum mengakhiri karir bermainnya di tim musuh bebuyutan Feyenoord pada 1984. (ANT)

Baca juga artikel terkait AJAX atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara