Menuju konten utama

Lebaran 2017: Kenaikan Harga Sembako Tak Separah Tahun Lalu

Harga-harga sembako naik, tetapi tidak separah tahun lalu.

Petugas melayani warga yang berdesakan membeli paket sembako murah pada Pasar Sembako Murah Pemerintah Kota Jambi, BUMN dan Swasta di Jambi, Rabu (21/6). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan

tirto.id - Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri, harga sembako pasti melejit. Namun, untuk tahun ini, kenaikan harga sembako di Indonesia tidak separah tahun lalu.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan dari hasil pengawasan Satgas Pangan, mayoritas harga sembako stabil menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah. “Saat ini, hanya harga gula yang sedikit naik, harga komoditas lain stabil. Di Jawa Timur dapat laporan dari Gubernur Pakde Karwo, ada kenaikan harga, namun kartel-kartel sudah kami tindak," kata Jenderal Tito, seperti dikutip Antara pada Selasa (20/6).

Sampai H-1 lebaran, menurut pantauan Tirto, kenaikan harga sembako tetap stabil. Terjadi kenaikan, tetapi tak separah tahun lalu. Puji Astuti, seorang ibu rumah tangga di Tangerang mengamini hal tersebut. Menurutnya, kenaikan harga sembako tahun ini tidak sehebat tahun lalu.

“Cabai merah cuma Rp28 ribu sekilo, kalau tahun lalu kayaknya di atas Rp30 ribu,” kata Puji kepada Tirto, Minggu (25/6). Tahun ini, bahan makanan yang bisa dibeli Puji dengan uang Rp300 ribu jauh lebih banyak dari tahun lalu.

Nur Azizah, seorang guru SMA di Peureulak, Aceh Timur juga mengungkapkan hal senada. “Saya sih ngerasanya harga bahan makanan sebelum lebaran tahun lalu itu lebih mahal dari tahun ini. Tahun ini tuh belanja ya kayak belanja biasa aja, agak naik sih, tapi enggak separah tahun lalu,” papar Azizah.

Tahun ini, upaya untuk mencegah melonjaknya harga pangan juga dilakukan lebih ekstra. Beberapa pekan lalu, pemerintah membentuk Satgas Pangan. Satgas ini terdiri dari penyidik Bareskrim dan para perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait, seperti Kementerian Perdagangan, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Kementerian pertanian dan Badan Urusan Logistik (Bulog).

Beberapa inspeksi mendadak untuk mencegah kartel, penimbunan, dan persekongkolan lain yang bisa membuat harga melonjak, ditindak. Tito memaparkan pihaknya sempat mendapat laporan kenaikan harga bahan makanan di Jawa Timur. “Namun kartel-kartel sudah kami tindak,” ujarnya.

Selain meminimalkan berbagai persekongkolan yang bisa memicu naiknya harga bahan makanan, Kementerian Perdagangan juga gencar menggelar Pasar Murah Ramadan di 34 Provinsi. Pasar murah itu menggandeng para pengusaha untuk menjual produk-produk kebutuhan pokok dengan harga murah.

Beberapa barang kebutuhan pokok yang dijual di Pasar Murah Ramadan antara lain gula pasir, minyak goreng, telur ayam, daging sapi, daging ayam, serta paket produk berisikan beberapa jenis barang kebutuhan pokok dari ritel-ritel modern.

Selain itu, langkah pemerintah yang membatalkan penaikan harga bahan bakar minyak (BBM), listrik, dan gas juga memicu harga yang lebih stabil. Tiga hari sebelum Lebaran, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menegaskan pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM, baik solar, biosolar, maupun premium. Sebelumnya, pemerintah sempat menyatakan rencana menaikkan harga BBM seiring naiknya harga minyak dunia.

Namun, sampai dengan pekan lalu, harga minyak tak naik signifikan, bahkan turun. Jonan menyebutkan, harga minyak mentah di Nymex sekitar $ 42 per barel, sedangkan pekan sebelumnya lalu mencapai US$ 45-46 per barel. Sementara minyak mentah di Brent berada di kisaran $ 44-48 per barel.

Atas dasar itu, pemerintah memutuskan tidak ada kenaikan harga BBM, setidaknya sampai 31 September mendatang. Harga Elpiji 3 kg yang disubsidi pemerintah juga tidak naik, tetap berada di angka Rp13.500.

Baca juga artikel terkait SEMBAKO atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti