tirto.id - Indonesia merupakan pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara. Dari total transaksi (Gross Merchandise Value) e-commerce di Asia Tenggara yang mencapai Rp328,4 triliun pada 2018, Rp172 triliun-nya (52 persen) berasal dari Indonesia.
Keberadaan e-commerce sesungguhnya menjadi stimulus percepatan ekonomi digital nasional, apalagi bisnis digital kian bertumbuh pesat sejak pandemi Covid-19. Kementerian Koperasi dan UKM mengungkap salah satu langkah yang membuat para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mampu bertahan dari pukulan pandemi, tak lain, adalah peralihan ke bisnis digital.
Pada periode 14 Mei hingga 9 Juni 2020 saja, dikutip dari Antara, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat 301115 UMKM beralih ke platform digital.
Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Pos dan Telekomunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Ahmad M. Rafli juga mengungkap, sepanjang pandemi, transaksi belanja di Indonesia meningkat hingga 400 persen dan diprediksi bakal terus naik.
Ada empat pilar yang mesti diperhatikan untuk menopang kehidupan ekonomi digital dalam era kenormalan baru ini. “Kolaborasi antara telekomunikasi, pos dan logistik, marketplace, dan produsen UMKM merupakan oksigen dalam kondisi new normal," kata Ramli dalam webinar nasional “Kontribusi Pos dan Logistik Dalam Mengatasi Pandemi Covid-19 (The New Normal)”, Rabu (20/5/2020).
Peran Penting Logistik
Walau terlihat lebih menjanjikan, langkah pelaku UMKM menuju bisnis digital bukannya tanpa kendala. Pada praktiknya, kolaborasi empat pilar yang disebutkan Ramli belum berjalan seimbang.
Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kementerian Koperasi dan UKM Ari Anindya Hartika mengungkap logistik menjadi persoalan yang dihadapi oleh 20,01 persen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada masa pandemi ini. Karena itu, dalam webinar “Industri Logistik Penopang UMKM Naik Kelas di Masa Pandemi” yang diadakan Rabu (24/2/2021), Ari mengajak para pelaku UMKM untuk memaksimalkan penggunaan media digital.
Solusi persoalan ini sebenarnya telah dijawab oleh Tokopedia sejak 2019. Demi meminimalkan hambatan operasional pelaku usaha dalam hal logistik, perusahaan teknologi dengan marketplace terbesar di Indonesia ini meluncurkan TokoCabang: layanan fulfilment—mulai dari penyimpanan, pengepakan, hingga penyerahan barang ke kurir. Dengan layanan ini, pelaku usaha bisa menjalin kerja sama dengan berbagai mitra logistik dan menyimpan produk di jaringan gudang pintar TokoCabang.
“Jika seorang penjual mengelola bisnis dari gudang kecil atau ruang keluarga, dan bisnisnya kemudian tumbuh lebih besar dari kapasitas fasilitas yang ada saat ini, TokoCabang hadir untuk membantu penjual melimpahkan tanggung jawab tersebut kepada kami,” terang Associate Vice President of Fulfillment di Tokopedia Erwin Saputra.
Sebenarnya kegiatan logistik bisa dilakukan secara mandiri oleh para pelaku usaha, tetapi kurang efisien karena proses distribusi manual (tanpa memanfaatkan teknologi digital) cenderung lebih lambat dan berpotensi menambah beban biaya. Bayangkan repotnya bila pelaku usaha harus merekrut banyak staf untuk berjaga-jaga saat terjadi lonjakan pesanan pada musim-musim tertentu, padahal lonjakan tersebut belum tentu terjadi. Berapa biaya operasional yang terbuang percuma?
Para pelaku usaha bisa menyerahkan pemrosesan pesanan ke tim TokoCabang agar pesanan sampai ke tangan konsumen tepat waktu, juga meminimalkan dan menstabilkan biaya operasional. Pedagang pun bisa lebih fokus meningkatkan kualitas produk sekaligus mengembangkan bisnis ketimbang menghabiskan waktu untuk mendistribusikan pesanan.
Layanan TokoCabang juga menawarkan fitur-fitur yang membantu aktivitas penjualan agar lebih efisien dan akurat. Fitur manajemen inventaris dan analisis, misalnya, memberikan informasi umum kepada pedagang terkait produk, mulai dari jenis barang yang tersedia di gudang, lama penyimpanan, dan dari kota mana pesanan berasal. Pedagang tinggal menempatkan barang di gudang terdekat dari tempat tinggal konsumen.
“Tak masalah jika kamu adalah pembeli di Medan atau Makassar. Pada akhirnya, kamu akan menemukan pilihan produk yang sama dan bisa mendapatkannya dengan kecepatan yang konsisten dengan harga yang wajar,” tambah Erwin. Ia memastikan TokoCabang memenuhi pesanan lebih cepat dan akurat dibanding satu persen pedagang yang menangani pengirimannya secara mandiri.
Teknologi Menjadi Solusi
Ide besar kerap diikuti dengan tantangan yang tak kalah besar. Berbagai permasalahan seputar akurasi stok barang sampai dengan kendala pengiriman sempat mewarnai kehadiran TokoCabang. Namun justru dari beragam kendala inilah TokoCabang secara konsisten terus dikembangkan.
“Seiring berjalannya waktu, khususnya dalam setahun terakhir, kami telah meningkatkan sistem pergudangan dan proses integrasi antara Tokopedia dengan sistem gudang. Kami juga telah meningkatkan sistem campaign kami dalam melayani lonjakan pesanan,” lanjut Erwin.
Jika pada awalnya fasilitas pengiriman pada hari yang sama kerap menemui kendala, kini hampir seluruh pesanan pelanggan Tokopedia bisa dikirimkan pada hari yang sama asalkan pemesanan dilakukan sebelum pukul empat sore.
TokoCabang pun kian diminati pedagang, terlebih sejak masa pandemi. Pesanan yang diproses oleh TokoCabang pun meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding kuartal pertama tahun 2020.
Tokopedia kini juga telah merilis program Bebas Ongkir Extra yang menjanjikan pengiriman lebih cepat: pengiriman gratis dalam kota dari gudang TokoCabang dengan durasi satu hari dan kota-kota besar di Indonesia dengan durasi dua hari.
“[Salah satu distributor aksesori ponsel] bahkan mampu mengembangkan bisnisnya dan memperluas jangkauan usahanya di berbagai kota seperti Bandung, Palembang, Medan, Makassar, dan Surabaya,” kata Erwin. “Mereka juga bisa memproses dan mengirimkan pesanan kepada pelanggan di kota-kota tersebut di hari yang sama, seperti yang biasa mereka lakukan di Jakarta.”
Pada awal kemunculannya hingga kini, sistem operasional TokoCabang berkembang pesat berkat pemanfaatan teknologi (yang masih terus ditingkatkan demi mengoptimalkan pemenuhan penawaran dan permintaan). Pencapaian TokoCabang ini kemudian membawanya ke level lebih tinggi, dari yang semula memberi pengalaman logistik merata ke seluruh Indonesia yang memiliki lebih dari 17.500 pulau, kini TokoCabang juga fokus membantu para pelaku usaha mengembangkan bisnis mereka.
“Kami ingin mendorong pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia agar para konsumen mendapatkan pesanan mereka lebih cepat. Di sisi lain, kami juga ingin memberdayakan penjual dengan memberi tahu mereka tentang peluang bisnis selanjutnya,” tutup Erwin.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis