tirto.id - Babak 16 besar atau perdelapanfinal Liga Champions 2016/2017 kembali menyertakan Arsenal. Namun, di fase ini pula skuad asuhan Arsene Wenger harus memungkasi langkah dalam 6 edisi sebelumnya secara berturut-turut karena selalu gagal melewati lawan yang dijumpainya. Kini, The Gunners harus menghadapi kutukan serupa.
Celakanya, rival yang telah menunggu Arsenal di babak 16 besar Liga Champions musim ini bukan tim sembarangan, yakni Bayern Munchen. Celakanya, jagoan Jerman inilah yang pernah menghentikan laju pasukan Meriam London di tiga perdelapanfinal Liga Champions terdahulu: musim 2004/2005, 2012/2013, dan 2013/2014.
Tampil di Final Paling Maksimal
Sepanjang sejarahnya, Arsenal belum pernah merasakan nikmatnya meraih juara Liga Champions. Itu tentunya menjadi mimpi terbesar bagi sang manajer, Arsene Wenger, kendati The Gunners memang sedang seret gelar bergengsi setelah menjadi kampiun Premier League musim 2003/2004.
Terakhir kali publik Emirates bersorak merayakan juara adalah ketika meraih trofi Piala FA 2014/2015 dan Community Shield 2015. Namun, tentu saja supremasi dua ajang itu belum bisa dibandingkan dengan pamor Premier League, apalagi Liga Champions.
Di lemari prestasi Arsenal memang tersimpan 13 gelar juara Liga Utama Inggris, 12 Piala FA, 14 trofi Community Shield, 2 juara Piala Liga, dan beberapa trofi lainnya dari ajang yang lebih kecil. Namun, untuk level Eropa, The Gunners hanya punya sebiji Piala Winner’s dan Piala Inter-Cities Fairs. Dua turnamen itu pun kini sudah almarhum.
Untuk Liga Champions, klub yang berdiri pada 1886 ini sebenarnya selalu menjadi langganan tetap. Sejak milenium baru abad ke-21, Arsenal tidak pernah absen berkiprah di ajang antar-klub paling bergengsi di Eropa bahkan sejagat itu.
Langkah paling maksimal yang ditorehkan Arsenal di Liga Champions adalah di final, yakni pada musim 2006/2007. Kala itu, The Gunners harus mengakui keunggulan Barcelona dengan skor akhir 1-2 dalam partai puncak yang digelar di Stade de France, Paris.
Rutin Terkapar di 16 Besar
Perdelapanfinal menjadi mimpi buruk Arsenal di Liga Champions dalam beberapa tahun terakhir. Bayangkan, sejak 2010/2011 hingga musim lalu atau dalam 6 edisi berturut-turut, secara beruntun The Gunners selalu terkapar di fase 16 besar, dan 2 di antaranya dalam kurun waktu tersebut disingkirkan Bayern Munchen, calon lawan Arsenal yang akan dihadapi pada 15 Februari dan 7 Maret 2017 mendatang.
Musim 2010/2011, Arsenal terpental dari perdelapanfinal dengan skor agregat 3-4 dari Barcelona, klub yang di musim sebelumnya juga menjadi momok bagi Theo Walcott dan kawan-kawan di perempatfinal 2009/2010. Raksasa Spanyol itu pula yang menghentikan laju Arsenal di babak 16 besar Liga Champions musim lalu.
Melawan duta Italia pun The Gunners tak berdaya. Di leg pertama 16 besar 2011/2012, Arsenal hancur total di kandang AC Milan, 4 gol nir balas menghujam gawang Wojciech Szczesny tanpa ampun. Trigol Laurent Koscielny, Tomas Rosicky, dan penalti Robin van Persie di Emirates tak mampu meloloskan Arsenal ke perempatfinal.
Di musim 2014/2015, giliran wakil Perancis yang menendang keluar pasukan Wenger dari babak 16 besar. AS Monaco bahkan berhasil mempermalukan Arsenal di Emirates dengan skor 1-3. Di leg kedua, gol Olivier Giroud dan Aaron Ramsey sempat membuat The Gunners berpeluang merayakan pesta di Stade Louis II. Tapi, gol ketiga yang ditunggu tidak kunjung hadir sehingga Arsenal lagi-lagi harus gigit jari.
Kesialan Arsenal di perdelapanfinal Liga Champions kian komplit. Setelah merasakan gebukan wakil La Liga, Bundesliga, Serie A, bahkan Ligue1, The Gunners juga pernah didepak oleh tim liga mayor Eropa lainnya, yakni PSV Eindhoven dari Eredivisie Belanda, di babak 16 besar musim 2006/2007. Lengkap sudah!
Arsenal kini lagi-lagi bertemu dengan Bayern Munchen yang sudah 3 kali menjadi penghalang ke perempatfinal. Rekor pertemuan kedua tim pun tidak berpihak kepada kompi Meriam London. Dari 10 laga di Liga Champions, The Gunners hanya mampu menang 3 kali dan imbang 2 kali, sedangkan 5 duel lainnya berakhir dengan kekalahan.
Kubu Bayern Munchen sendiri sudah hafal betul dengan karakter Wenger. Meskipun Arsenal kerap bermain atraktif dan bertipikal menyerang, namun gaya itu akan susah diterapkan kala menghadapi Die Roten seperti pertemuan yang sudah-sudah. Itulah yang diyakini oleh Bos Munchen, Karl-Heinz Rummenigge.
"Ketika melawan kami di waktu-waktu yang lalu, mereka selalu bermain dengan sangat bertahan. Kami baru akan tenang pergi ke London jika bisa membuat satu atau dua gol terlebih dulu,” ujar Rummenigge kepada Sky Sports.
Keyakinan Melawan Kutukan
Bayern Munchen memang akan bertindak sebagai tuan rumah terlebih dulu di Allianz Arena pada babak 16 besar leg pertama Liga Champions musim ini yang akan dihelat 15 Februari 2016. Akhir pekan pertama bulan depannya, giliran tim besutan Carlo Ancelotti yang gantian dijamu Arsenal di Emirates.
Lantas, bagaimana reaksi The Gunners setelah mengetahui bahwa mereka akan kembali menghadapi monster bernama Bayern Munchen? Kendati banyak pihak yang pesimis Arsenal mampu melewati Die Roten, namun tidak demikian bagi Theo Walcott yang menyebut bahwa timnya kali ini tidak sama dengan Arsenal yang dulu.
“Saya rasa musim ini kami adalah tim yang berbeda, kami telah mengalami peningkatan akhir-akhir ini. Kami tidak boleh kalah lagi karena kini Arsenal jauh lebih tangguh. Tentunya kami akan memberikan perlawanan yang lebih bagus,” tandas Walcott.
Keyakinan winger Inggris itu cukup beralasan lantaran penampilan Arsenal di Premier League maupun Liga Champions musim ini sebenarnya cukup meyakinkan. The Gunners bahkan sempat tak terkalahkan selama 14 laga di liga sebelum akhirnya keok di 2 pertandingan terakhir kontra Everton dan Manchester City.
Di Liga Champions, pasukan Wenger bahkan lebih ngeri lagi. Berada satu grup dengan Paris Saint Germain alias PSG (Perancis), FC Basel (Swiss), dan Ludogorets (Bulgaria), Arsenal tidak pernah kalah dalam 6 laga dan lolos ke 16 besar sebagai juara Grup A.
Namun, itu tentunya bukan jaminan bahwa Arsenal bisa menghentikan ritual sial untuk lolos ke perempatfinal. Perjalanan Bayern Munchen di musim ini memang sempat sedikit tersendat. Namun, sekarang Thomas Muller dan kawan-kawan sudah kembali ke jalurnya.
Bukan mustahil tim yang sudah 5 kali juara Liga Champions ini akan memberi mimpi buruk ke-11 untuk The Gunners sepanjang pertemuan keduanya di kompetisi kasta tertinggi antar-klub Eropa itu. Di sisi lain, Arsenal pastinya ingin memutus mitos kutukan yang selalu dialami di fase 16 besar dalam 6 edisi terakhir. Mampukah?
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Zen RS