Menuju konten utama

KSOP Tanjung Emas Duga Kapal Tabrak Crane karena Kegagalan Mesin

Menurut Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Emas kemungkinan besar kecelakaan terjadi karena gagal berfungsinya mesin kapal M.V Soul of Luck.

KSOP Tanjung Emas Duga Kapal Tabrak Crane karena Kegagalan Mesin
Situasi di sekitar pintu masuk Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Minggu. Antarafoto/ I.C.Senjaya

tirto.id -

Kecelakaan di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang diduga terjadi karena adanya kegagalan mesin kapal M.V Soul of Luck.

Kegagalan itu menurut otoritas pelabuhan menyebabkan kapal sulit melambatkan lajunya terutama ketika bermanuver di kolam pelabuhan. Akhirnya kapal menabrak dermaga dan satu unit container crane (CC) atau derek peti kemas nomor 03 yang saat ini berada dalam keadaan rusak.

Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers terkait insiden tertabraknya derek peti kemas oleh kapal berbendara Panama yang terjadi pada Minggu (17/4/2019) petang kemarin.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Tanjung Emas, Ahmad Wahid, mengatakan bahwa hasil final tentu harus menunggu penyelidikan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Namun, lewat analisa awal dan mendengar pengakuan saksi-saksi mata, ia mengatakan dapat diduga ada kemungkinan besar kecelakaan terjadi karena gagal berfungsinya mesin kapal M.V Soul of Luck.

“Ini murni kecelakaan, tidak ada kesengajaan dan kelalaian,” ucap Ahmad dalam keterangan tertulis yang diperoleh reporter Tirto.id pada Selasa (16/7/2019).

Ahmad juga mengklarifikasi tentang maksud dari keterlibatan kapal pandu dan kapal tunda milik anak usaha Pelindo III, Pelindo Marine Service.

Menurutnya kedua kapal ini memang harus berada di lokasi kejadian membantu dan mengarahkan gerak kapal M.V Soul of Luck.

Hanya saja dua kapal tunda yang mencoba membantu saat itu pun gagal memperlambat karena jarak dengan dermaga sudah terlampau dekat. Alhasil tabrakan dengan crane tidak dapat dihindari.

“Keberadaan kapal pandu dan kapal tunda dalam setiap proses penyandaran kapal ke dermaga merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran di pelabuhan. Jadi adanya keterlibatan tersebut merupakan prosedur yang benar,” ucap Ahmad.

Ketua DPC INSA Semarang Ridwan menambahkan saat ini timnya telah berupaya memberi respons cepat. Terutama mereka yang berasal dari KSOP dan Pelindo III untuk mengatasi insiden tersebut.

“Hanya butuh tiga jam untuk kembali beroperasi normal atau sekitar setengah sembilan malam sudah dikerjakan lagi. Ketika insiden terjadi juga ada kapal anggota kami lainnya yang sedang bongkar muat. Semua akhirnya lancar,” ucap Ridwan.

Baca juga artikel terkait PELABUHAN TANJUNG EMAS atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Nur Hidayah Perwitasari