tirto.id - Korea Utara akan mengirim atlet dan pemandu sorak ke Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang bulan depan di Korea Selatan. Keputusan ini diambil setelah kedua negara mengadakan perundingan resmi pertama mereka selama lebih dari dua tahun.
Korea Utara juga akan memasukkan artis dan jurnalis dalam daftar delegasi, kata menteri unifikasi Korea Selatan, Chun Hae-sung, setelah sesi pembicaraan pertama berakhir pada Selasa (9/1/2018), seperti dilansir The Guardian.
Chun menambahkan bahwa Korea Selatan telah mengusulkan agar kedua negara Korea tersebut berjalan bersama selama upacara pembukaan dan penutupan di Olimpiade Pyeongchang, yang dibuka pada 9 Februari.
Kesepakatan tersebut merupakan terobosan diplomatik yang hati-hati setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan program senjata nuklir Pyongyang.
Delapan anggota delegasi Korea Utara pergi ke perbatasan dengan sebuah iring-iringan mobil dan kemudian berjalan melintasi garis demarkasi militer ke sisi selatan desa gencatan senjata di Panmunjom sekitar pukul 09.30 hari ini waktu setempat. Desa tersebut berada di daerah demiliterisasi (DMZ), perbatasan bersenjata yang telah memisahkan kedua Korea selama lebih dari enam dekade.
Ketika kedua belah pihak duduk untuk melakukan pembicaraan tatap muka pertama mereka sejak Desember 2015, media Korea Utara membalas klaim Donald Trump bahwa sikap kerasnya melawan Pyongyang telah memfasilitasi perundingan Olimpiade.
Rodong Sinmun, surat kabar partai buruh yang berkuasa, mengatakan bahwa klaim Trump terkait sanksi dan tekanan terhadap Korea Utara telah membawa "kesuksesan diplomatik" selama tahun pertamanya di Gedung Putih adalah "kecanggihan yang konyol."
Laporan media setempat mengatakan bahwa pertemuan Selasa ditunda pada pukul 12.20 waktu setempat, setelah lebih dari dua jam diskusi, dan akan dilanjutkan lagi di sore hari.
Reuters melaporkan bahwa negosiator Korea Selatan juga telah mengusulkan perundingan militer yang dirancang untuk mengurangi ketegangan di semenanjung Korea dan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik karena kecelakaan atau salah perhitungan.
Diskusi berfokus pada partisipasi Korea Utara dalam Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, namun diperkirakan juga memasukkan isu antar-Korea lainnya seperti dimulainya kembali reuni antara anggota keluarga yang terpisah pada akhir perang Korea 1950-1953. Korea Selatan telah mengusulkan untuk mengadakan reuni selama liburan Tahun Baru Imlek bulan depan, menurut laporan media.
"Hari ini, Korea Utara dan Selatan akan melakukan pembicaraan dengan sikap serius dan tulus," kata Ri Son Gwon, ketua komite Korea Utara untuk penyatuan kembali damai tanah air dan kepala delegasi negara tersebut menjelang perundingan. "Pertemuannya akan berjalan."
Menteri unifikasi Korea Selatan, Cho Myoung-gyon, mengatakan: "Kami akan melakukan upaya untuk membuat Olimpiade Pyeongchang dan Paralimpiade sebagai 'festival perdamaian' dan menjadi langkah pertama menuju perbaikan hubungan antar-Korea ... Kami tidak akan terburu-buru dan kami akan mengadakan pembicaraan dengan tenang."
Persiapan untuk memulai kembali dialog tingkat tinggi - walaupun fokus pada olahraga dan bukan keamanan - telah berjalan dengan kecepatan tinggi sejak Hari Tahun Baru. Ini diawali ketika pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengatakan bahwa ia berharap Olimpiade Pyeongchang akan sukses, menambahkan bahwa ia bersedia untuk membahas partisipasi Korea Utara.
Itu segera diikuti dengan pembukaan kembali jalur lintas batas yang belum pernah digunakan selama hampir dua tahun.
Korea Utara setuju untuk bertemu pada Selasa setelah Seoul dan Washington mengatakan bahwa mereka akan menunda latihan militer gabungan sampai setelah Paralimpiade Musim Dingin berakhir pada tanggal 18 Maret.
Korea Utara menganggap latihan tersebut sebagai latihan untuk melakukan invasi dan sering menyebut hal itu sebagai hambatan untuk berdialog.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari