tirto.id - Pemerintah Korea Selatan melaporkan 31 kasus baru virus corona pada Kamis (20/2/2020) setelah wabah baru itu terdeteksi di kebaktian gereja di Kota Daegu. Kasus baru tersebut menambah jumlah orang terinfeksi di negara itu menjadi 82.
Lonjakan kasus baru memicu otoritas untuk memperingatkan kemungkinan kasus lainnya dan meminta masyarakat Daegu untuk tetap berada di rumah.
Dari kasus baru, 23 divantaranya terdeteksi di kebaktian gereja di Kota Daegu, yang dihadiri oleh seseorang yang terinfeksi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan menggambarkan penularan itu sebagai "peristiwa penyebaran super".
Kebaktian berlangsung di cabang Shincheonji Church of Jesus, the Temple of the Tabernacle of the Testimony (SCJ), kelompok keagamaan yang didirikan di Korea Selatan pada 1984 oleh Lee Man-hee, yang dianggap sebagai Mesias oleh para pengikutnya.
Pihak Shincheonji melalui pernyataan pada Rabu mengatakan telah menutup cabang Daegu dan memerintahkan kebaktian di kawasan lainnya agar diadakan melalui internet atau dilakukan sendiri di rumah.
Sementara itu, menurut data Johns Hopkins CSSE pada Kamis (20/2/2020) pukul 08.00 WIB. Sementara itu, jumlah kasus COVID-19 yang telah dikonfirmasi hingga pagi ini yaitu sebanyak 75.649 kasus. Data menunjukkan, jumlah kesembuhan dari COVID-19 juga meningkat menjadi 16.126 dari 14.400 pada Selasa (18/2/2020).
Otoritas kesehatan Hubei melaporkan, kematian di Hubei bertambah 108 orang dari hari sebelumnya.
Peningkatan ini menyebabkan jumlah korban meninggal di Provinsi Hubei, tempat Kota Wuhan berada, yaitu sebanyak 2.029 orang. Delapan kematian dilaporkan terjadi di luar Cina.
Hong Kong dan Iran masing-masing melaporkan dua kematian akibat virus corona COVID-19. Taiwan, Jepang, Filipina dan Perancis masing-masing melaporkan satu kematian akibat virus corona.
Para peneliti Cina menemukan, orang dengan virus corona mungkin memiliki viral load (jumlah virus dalam tubuh) yang sama, baik yang menunjukkan gejala penyakit atau tidak.
Temuan dari para peneliti, yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine, merinci bagaimana para peneliti memantau viral load virus corona dalam sampel yang diambil dari hidung dan tenggorokan 18 pasien: 9 pria dan 9 wanita yang berusia mulai dari 26 tahun sampai 76 di Zhuhai, di Provinsi Guangdong Cina
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Maya Saputri