tirto.id - Samsung Cina meluncurkan smartphone Galaxy A8s pada konferensi peluncuran teknologi terbaru Korea Selatan yang berlangsung pada Senin (10/12/2018) kemarin.
Dalam konferensi di Cina tersebut, Kepala Pemasaran Digital Samsung Cina menyatakan pihaknya berkolaborasi dengan Supreme Italia, yang kemudian memunculkan tudingan bahwa merek tersebut palsu.
Dilansir dari Hypebeast, Selasa (11/12), konferensi tersebut turut menghadirkan dua orang yang disebut sebagai CEO Supreme Italia.
Salah satu dari mereka menyatakan bahwa Supreme akan memasuki pasar Cina pada tahun 2019 dengan toko utama tujuh lantai di Sanlitun, Beijing. Selain itu, Supreme direncanakan akan meyelenggarakan pertunjukan landasan pacu pertamanya di Pusat Kebudayaan Mercedes-Benz, Sanghai.
Supreme sendiri merupakan label streetwear yang didirikan oleh James Jebbia sejak 1994 silam. Label asal New York, Amerika Serikat (AS) ini, menjual berbagai produk pakaian yang identik dengan gambar Box Logo Supreme.
Tak hanya pakaian, Supreme juga merambah pada produk fashion lain seperti aksesori, sepatu, skatebords, dan sebagainya.
Berdasarkan hukum merek dagang, Supreme tidak dapat terdaftar di beberapa tempat termasuk Italia.
Hal tersebutlah yang kemudian mengakibatkan munculnya “Supreme Barletta” di Italia. Secara hukum mereka terdaftar sebagai merek dagang. Tetapi produk yang mereka jual “bukan Supreme asli” dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan “Supreme AS”.
Dilansir dari Engadget, melalui manajer pemasaran digitalnya, Leo Lau, Samsung Cina menanggapi sorotan tersebut.
"Merek yang kami kerjakan adalah Supreme Italia, bukan Supreme AS. Supreme AS tidak memiliki otorisasi untuk menjual dan memasarkan di Cina. Sedangkan merek Italia mendapatkan ritel produk APAC [kecuali Jepang] dan otorisasi pemasaran,” ujar Leo.
Penulis: Titis Erika
Editor: Ibnu Azis