Menuju konten utama

Kode Tersembunyi Etika Berpakaian ke Acara Pernikahan

Batik, gaun hitam, kebaya? Perhatikan etika berpakaian di acara pernikahan, ya! Dengan baju yang sopan dan layak, artinya kita menghormati kedua mempelai.

Kode Tersembunyi Etika Berpakaian ke Acara Pernikahan
Header Diajeng Etika Berpakaian di Pernikahan. tirto.id/Quita

tirto.id - Apa kamu termasuk golongan yang menaruh perhatian ekstra pada aturan dress code saat diundang ke acara pernikahan?

Mungkin kamu merasa lega apabila di lembar undangan tertulis gamblang dress code untuk acara. Pada skenario lain, apabila aturan berpakaian tidak tertulis secara eksplisit, kamu bisa jadi malah kebingungan, “Terus, pakai baju apa nanti?”

Ah, jadi teringat kehebohan para selebriti saat menghadiri undangan pernikahan.

Di mata netizen yang selalu punya opini sendiri, pakaian pesta selebriti tak selalu terlihat benar. Entah terlalu sederhana, terlalu berlebihan menyaingi pesona pengantinnya, atau dianggap tak menghargai sang tuan rumah.

Seperti tahun lalu, di pernikahan Chelsea Islan dengan Rob Clinton Kardinal, aktris Anya Geraldine sempat mencuri perhatian. Gaun Anya dinilai netizen serupa dengan gaun panjang gemerlap karya desainer Tex Saverio yang dikenakan sang pengantin. Selain terlihat mewah, gaun Anya dilengkapi buntut panjang menyerupai gaun Chelsea.

Nagita Slavina juga pernah mengenakan kebaya modern putih dengan paduan kain bernuansa biru keunguan ketika menghadiri akad nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di Yogyakarta tahun lalu. Netizen menilai, kebaya Nagita terlalu tembus pandang.

Tahun ini, giliran Ashanty yang dikomentari netizen lantaran gaun berwarna hijau pupus yang ia kenakan untuk resepsi pernikahan Bunga Citra Lestari (BCL) dinilai terlalu glamor.

Header Diajeng Etika Berpakaian di Pernikahan

Ashanty ketika menghadiri acara pernikahan Bunga Citra Lestari (BCL) di Bali pada 2 Desember 2023. Instagram/ashanty_ash

Menentukan pakaian untuk menghadiri akad, pemberkatan nikah, atau resepsi pernikahan memang tricky.

Meskipun sudah tertera dress code tertentu, menginterpretasikannya tak semudah itu. Percaya, deh! Apalagi bila tidak tertulis dress code sama sekali. Wuih, seperti tebak-tebak buah manggis, ada yang sesuai, kurang pantas, bahkan berlebihan.

“Ketika berbicara tentang pernikahan, ada begitu banyak waktu yang diinvestasikan di dalamnya, uang yang diinvestasikan di dalamnya, dan upaya emosional. Ini bukan sekadar pergi ke pesta makan malam, ini adalah kenangan seumur hidup. Karena itu, semua orang harusnya bersikap sebaik mungkin,” terang Diane Gottsman, pakar etiket nasional dan pendiri The Protocol School of Texas.

Jika acaranya formal, kamu perlu mempertimbangkan gaun panjang. Jika pesta bertema koktail, coba kenakan sesuatu yang agak fun dengan garis keliman lebih pendek. Sedangkan untuk laki-laki, Gottsman menyarankan pentingnya untuk bergaya dengan setelan jas, jaket formal, atau dasi.

Saat memilihkan dress atau pakaian pesta untuk para selebriti, Ajeng Svastiari yang berprofesi sebagai celebrity stylist dan fashion director memiliki pertimbangan khusus, “Tergantung event-nya apakah bertema atau tidak, modern wedding atau traditional, apakah ada dress code-nya, indoor atau outdoor.”

Ajeng, yang pernah menjadi pengarah gaya Titi DJ, Isyana Sarasvati, Vidi Aldiano, Nicholas Saputra, dan Adinia Wirasti, mempunyai sederet saran menarik.

Bila undangan tidak mencantumkan dress code, kamu dapat bertanya langsung kepada sang calon pengantin atau pengiring pengantin.

Waktu pernikahan juga sangat membantu menentukan apa yang akan dikenakan. Pernikahan di pagi hari biasanya membutuhkan pakaian kasual—ingat, “kasual” dalam konteks pernikahan berbeda ya dengan pengertian kasual biasa!

Acara yang dimulai waktu petang biasanya membutuhkan pakaian formal. Lokasi juga dapat membantu menguraikan kode aturan berpakaian. Kamu perlu pakaian lebih rapi saat menghadiri acara di hotel mewah, sementara lokasi outdoor seperti taman memungkinkanmu tampil agak lebih kasual.

Nuansa warna kartu undangan juga dapat kamu jadikan bayangan untuk warna tema dekorasi, baju pengantin, seragam keluarga, hingga pengiring pengantin. Melalui undangan, kamu bisa dapat bocoran tema warna pakaian yang sebaiknya dihindari agar tidak senada dengan tuan rumah.

Lalu, warna apa lagiyang harus dihindari? Hmm, ternyata ada aturan berpakaian yang tersembunyi. Semua orang tahu golden rule-nya: jangan memakai warna putih karena biasanya sudah dipakai pengantin!

Hindari juga warna sejenis seperti krem, warna vanila, kuning gading, warna sampanye, bahkan warna emas, dan cokelat muda. Kenapa? Karena apabila warna tersebut difoto, aura yang muncul mirip dengan putih.

Don't steal her thunder! Simpanlah gaun putihmu untuk kesempatan lain, karena pepatah lama tentang jangan pernah mengenakan putih ke pesta pernikahan masih berlaku. Beri mereka satu hari saja. Ini bukanlah aturan yang ketinggalan zaman karena itulah hari di mana pengantin perempuan mengenakan putih. Dan biarkan hal itu terjadi pada mereka,” ujar Gottsman.

Header Diajeng Etika Berpakaian di Pernikahan

Ilustrasi gaun pengantin. FOTO/iStockphoto

Merah juga dianggap warna pantangan bagi banyak tamu undangan pernikahan. Pakar etiket Elaine Swann menjelaskan, kamu boleh saja mengenakan merah ke pesta pernikahan. Warnanya sangat cerah dan sangat cocok, terutama untuk pernikahan di musim liburan. Namun, penting untuk memerhatikan budaya pasangan yang berbahagia.

Sebagai contoh, menurut tradisi di daratan Cina dan India, sangat tidak pantas apabila tamu memakai pakaian merah. Pengantin perempuan biasanya akan mengenakan dua gaun, dan salah satunya yang tradisional berwarna merah.

Apabila calon pengantin bukan dari budaya tersebut, tentu kamu dapat mempertimbangkan merah.

“Merah melambangkan cinta dan gairah. Warna ini memiliki palet yang begitu luas. Memasuki akhir tahun, kamu bisa mencoba warna merah lebih gelap yang berkelas dan istimewa,” demikian rekomendasi Meredith Stoecklein, pendiri dan perancang label LEIN, contemporary bridal design house di New York yang mempunyai pendekatan unik dalam mendesain gaun pengantin mewah.

Gottsman juga berkomentar senada dengan Stoecklein: merah selalu berisiko jika tidak disertai dengan pertimbangan yang baik.

Merah terang dan mencolok, berisiko mengundang perhatian. Marun, warna anggur, merah cranberry yang kalem, atau merah dengan print, sepertinya tidak masalah. But well, kalau kamu ragu, ya sebaiknya jangan ambil risiko.

Bagaimana dengan warna hitam? Hmm, warna ini ternyata kurang disarankan karena identik dengan pemakaman dan kedukaan. Meski begitu, pada pernikahan modern, masuk akal saja memakai gaun hitam asalkan dipadukan dengan aksesori elegan atau berwarna cerah agar jauh dari kesan berduka.

Selain memerhatikan warna, tip utama memilih pakaian untuk pesta pernikahan adalah jangan sampai terlihat lebih mencolok dari pengantin! Cobalah untuk tidak memilih sesuatu yang biasa kamu kenakan saat hangout—pakaian yang terlalu terbuka misalnya. Ingat, ada kakek-nenek yang mungkin akan hadir.

Perhatikan juga pedoman pakaian untuk upacara di rumah ibada, seperti selendang untuk menutupi bahumu atau gaun yang panjangnya di bawah lutut.

Ajeng yang juga konsultan, fashion writer paruh waktu, dan pengajar turut menyarankan sederet must have fashion items agar bisa kita pakai berulang ke acara pesta pernikahan.

“Miliki staple items seperti kain batik atau wastra lainnya, Little Black Dress, atau suit,” ujar Ajeng.

Terkait padu padan yang tak lekang oleh waktu tapi tetap terlihat kekinian, Ajeng memberi contoh, “Siluet besar-besar ala desainer Cecile Bahnsen dengan pita-pitanya kalau memang cocok juga masih cukup timeless, simple dress yang menekankan ke bentuk tubuh seperti bodycon dress, atau kebaya pastinya!”

Baca juga artikel terkait DIAJENG atau tulisan lainnya dari Glenny Levina

tirto.id - Diajeng
Kontributor: Glenny Levina
Penulis: Glenny Levina
Editor: Yemima Lintang & Sekar Kinasih