tirto.id - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul akan memfasilitasi keinginan kuat para pengusaha Turki untuk mengimpor kopi Indonesia dan menjalin hubungan bisnis dengan produsen kopi di Indonesia.
Konjen RI Herry Sudradjat kepada Antara London, Minggu (19/3/2017) mengatakan pihaknya mengadakan acara makan bersama dengan pelaku usaha sektor kopi yang ada di Istanbul, Turki. Acara itu sebagai upaya untuk mengetahui seluk beluk potensi dan penetrasi pasar negara tersebut bagi kopi Indonesia.
“Di samping sebagai penggalangan minat Turki untuk mengimpor kopi Indonesia, acara makan malam dimaksudkan untuk mengetahui seluk beluk potensi dan penetrasi pasar Turki bagi kopi Indonesia,” ujarnya.
Hadir dalam acara makan malam yang difasilitasi KJRI Istanbul tersebut sejumlah importir kopi seperti perusahaan Istanbul Kahve, Haci Olabi, Sinerjik Gida, dan Ipek Gida. Selain itu, hadir jajaran pengurus organisasi pengusaha Turki, Musiad Istanbul, yang beberapa di antaranya bergerak di bisnis kopi.
Herry mengatakan pangsa pasar Indonesia terbilang kecil yakni 208 ribu dolar AS atau kurang dari satu persen keseluruhan impor kopi Turki senilai 146 juta dollar AS pada 2015.
Hal ini, menurutnya, tidak sebanding dengan kapasitas Indonesia sebagai produsen sekaligus eksportir keempat terbesar kopi dunia setelah Brasil, Kolumbia dan Vietnam.
Konjen RI menyambut baik kuatnya minat peserta menjajaki impor kopi Indonesia. “Kami siap memfasilitasi keinginan menjalin hubungan bisnis dengan produsen kopi Indonesia," ujarnya.
Pada pertemuan tersebut, para importir mengharapkan bisa menjalin hubungan dengan produsen kopi Indonesia yang serius dan bisa dipercaya di samping produk kopi yang berkualitas dan harga kompetitif.
Sebagai langkah awal konjen menjanjikan akan menyediakan sejumlah sampel kopi dari beberapa sentra produksi Tanah Air seperti Aceh, Sumatra Utara, dan Toraja.
Berbagai masukan yang didapat dari kegiatan tersebut nantinya juga akan disampaikan dalam kesempatan forum promosi kopi Aceh yang diadakan di Banda Aceh pada akhir Maret 2017.
Dari pertemuan tersebut diketahui bahwa para importir kopi tidak saja memasarkan produk kopi olahannya di pasar domestik, tetapi juga kawasan sekitar utamanya Timur Tengah dan Asia Tengah.
Meskipun tidak memproduksi kopi, Turki merupakan tempat lahirnya "turkish coffee" yang mendunia. Dengan populasi 80 juta, negara tersebut juga dikenal dengan tradisi panjang minum kopi.
Hal ini merupakan peluang yang tidak dapat dipandang sebelah mata dalam rangka peningkatan ekspor kopi Indonesia ke pasar global.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Abdul Aziz