tirto.id - Kisah Sherva Everest yang menyelamatkan pendaki Malaysia hingga hari ini masih jadi perbincangan hangat di media sosial.
Pendaki Malaysia tersebut bisa lolos dari kematian setelah seorang Sherpa (penduduk lokal di Taman Nasional Everest) dengan pemberani memimpin penyelamatan luar biasa di dataran tinggi Gunung Everest.
Kisah penyelamatan ini menarik perhatian seluruh dunia. Sherpa bernama Gelje ini kemudian diundang dalam wawancara dengan Reuters di Kathmandu, Nepal, 31 Mei 2023.
"Hampir tidak mungkin untuk menyelamatkan pendaki di ketinggian itu," kata Bigyan Koirala, seorang pejabat departemen pariwisata. "Ini adalah operasi penyelamatan yang sangat langka."
Secara keseluruhan, Gelje telah menjadi bagian dari 55 penyelamatan, menurut CNN, tetapi penyelamatan pendaki Malaysia ini adalah "yang paling sulit dalam hidup saya," kata Gelje.
Sedikitnya 12 orang tewas saat mencoba mendaki Everest tahun ini, menurut pejabat Nepal, dan lima orang masih hilang.
Kronologi Gelje Sherpa dan Pendaki Malaysia
Awalnya Gelje Sherpa menjadi pemandu bagi seorang pendaki asal Cina. Mereka sedang berada di dekat puncak gunung tertinggi di dunia itu pada 18 Mei 2023.
Gelje kemudian melihat pendaki yang berpegangan pada tali di daerah yang dikenal sebagai "zona kematian" atau "death zone", pendaki menggigil karena dingin yang ekstrem.
Di "zona kematian" gunung setinggi 29.032 kaki, suhu bisa turun hingga -22 Fahrenheit (-30 derajat Celcius) atau lebih rendah.
Pendaki itu "tidak punya apa-apa" dan "akan mati," kata pemandu Gelje Sherpa kepada Anderson Cooper dari CNN dalam sebuah wawancara, Kamis.
"Tidak ada yang membantunya, tidak ada teman, tidak ada oksigen, tidak ada sherpa bersamanya, tidak ada pemandu - jadi ini sangat berbahaya baginya," ujar Gelje Sherpa.
Gelje mengatakan dia membujuk klien pendakinya untuk meninggalkan upaya menuju puncak dan membantu pendaki yang tertimpa musibah dan mencoba menyelamatkan nyawa, demikian menurut The Guardian.
“Menyelamatkan satu nyawa lebih penting daripada berdoa di biara,” kata pemandu Nepal berusia 30 tahun itu.
Dua orang itu membungkus pendaki di alas tidur dan menyeretnya melewati salju - serta bergiliran menggendong pendaki di punggung mereka.
Dia menggendong orang ini lebih dari 1.900 kaki turun selama sekitar enam jam sebelum pemandu lain, Ngima Tashi, bergabung dengan penyelamatan.
Sebuah helikopter akhirnya datang untuk membantu dan membawa pendaki itu ke base camp. Pendaki yang namanya dirahasiakan itu terbang kembali ke Malaysia pekan lalu.
Pendaki Malaysia Sempat Dimarahi Warganet
Kisah ini ternyata tidak berhenti sampai penyelamatan saja. Pendaki Malaysia yang kini sehat itu sempat kena amuk warganet karena dianggap "tidak berterima kasih" pada Gelje Sherpa.
Bahkan diketahui, pendaki Malaysia ini memblokir akun Instagram Gelje Sherpa. Komunitas pendaki pun bingung dengan sikap si pendaki Malaysia bernama Ravi ini.
Setelah sembuh, Ravi melakukan wawancara media, memposting tentang ceritanya di Instagram, namun tidak pernah sekalipun memberikan pujian kepada Gelje, apalagi mengucapkan terima kasih.
Ketika orang-orang mulai berkomentar tentang insiden tersebut dan kurangnya pujian, Ravi menanggapinya dengan memblokir Gelje.
Yang lain melanjutkan dengan berspekulasi bahwa hubungan semacam ini biasa terjadi di komunitas pendakian. Ravi seolah enggan mengakui ia diselamatkan orang lain. Gelje, bagaimanapun, tetap tenang menyikapinya.
“Menyelamatkan satu nyawa lebih penting daripada berdoa di biara,” kata penganut Buddha yang taat itu di Instagram-nya.
Rupanya, tekanan publik atas cerita tersebut sampai ke Ravi, yang membuka blokir Gelje dan menanggapi dengan baik untuk pertama kalinya sejak kejadian tersebut.
“Sherpa adalah orang-orang yang begitu berkomitmen dan berdedikasi kepada kliennya terutama yang berasal dari “14 Peaks Expedition Co. & The Seven Summit Expedition Co. They never leave you behind,” tulis Ravi di akun Instagramnya.
“Saya mengalaminya tahun ini. Saat menuruni puncak saya mengalami kesulitan. Tashi mendengar bahwa saya dalam masalah, dia mengatur tim penyelamat (Mingma Tendi, Gelje Sherpa, Nima Dorchi, Nima Tashi, Dawa dan Dipen Bhote). Mereka adalah sherpa dataran tinggi yang berkorban banyak untuk klien mereka. Mereka membawa saya ke 7300 meter untuk penjemputan Heli untuk penerbangan Heli cepat ke Rumah Sakit, ”lanjut Ravi.
Gelje juga menanggapi postingan itu. "Terima kasih! Saya harap Anda pulih dengan baik,” tulis Gelje.
Meskipun ini adalah salah satu pengakuan, tentu saja, itu tidak berarti bahwa mereka mendapatkan rasa hormat yang pantas mereka dapatkan.
Warganet berharap, para Sherpa bisa mendapatkan rasa hormat yang layak mereka dapatkan, dimulai dari kisah Gelje Sherpa dan pendaki Malaysia ini.
Editor: Addi M Idhom