Menuju konten utama
Piala Dunia 2022

Kilas Balik Piala Dunia 2010: Spanyol Juara & Lagu Waka Waka

Kilas balik Piala Dunia 2010, sejarah Timnas Spanyol juara pertama kali, dan momentum sountrack lagu Waka Waka yang mendunia.

Kilas Balik Piala Dunia 2010: Spanyol Juara & Lagu Waka Waka
Kiper Spanyol Iker Casillas mengangkat trofi setelah pertandingan sepak bola final Piala Dunia antara Belanda dan Spanyol di Soccer City di Johannesburg, Selatan Afrika, 11 Juli 2010 ini, Spanyol menang 1-0. AP/Martin Meissner

tirto.id - Piala Dunia 2010 mempersembahkan kisah manis bagi tim nasional Spanyol yang berhasil menjadi juara untuk pertama kalinya. Kompetisi sepak bola terbesar sedunia yang digelar di Afrika Selatan tersebut juga menjadi momentum soundtrack lagu Waka Waka yang mendunia.

Piala Dunia 2010 menjadi edisi yang bersejarah bagi benua Afrika karena untuk pertama kalinya hajatan terbesar FIFA tersebut diselenggarakan di sana. Adalah Afrika Selatan yang ditunjuk sebagai tuan rumah kompetisi yang terselenggara pada 11 Juni-11 Juli 2010 tersebut.

Putaran Final Piala Dunia 2010 diikuti oleh 32 tim nasional yang berasal dari 6 zona kualifikasi. Eropa masih menjadi penyumbang peserta terbanyak dengan 13 tim. Sementara itu, 19 kontestan lainnya berasal dari Afrika (6 timnas), Amerika Selatan (5 timnas), Asia (4 timnas), Amerika Utara (3 timnas), dan Oceania (1 timnas).

Afrika, Waka Waka, dan Vuvuzela

Waka Waka dan Vuvuzela merupakan 2 hal yang paling berkesan dalam Piala Dunia 2010 setelah pertandingan sepak bolanya. Ketika Piala Dunia 2010 digelar, publik sepak bola dunia dibuat terkejut kala para penonton di stadion meniupkan trompet pipih panjang.

Suara yang dihasilkan dari trompet tersebut begitu keras hingga secara dominan masuk ke siaran-siaran televisi yang menayangkan pertandingan Piala Dunia 2010. Trompet tersebut bernama Vuvuzela, sebuah trompet yang memang sudah biasa dipakai masyarakat Afrika Selatan untuk mendukung tim nasionalnya.

Namun, kontroversi terjadi ketika para pemain mengeluhkan suara yang dihasilkan dari Vuvuzela. Menurut mereka, suara trompet tersebut sangat mengganggu selama pertandingan dan membuat komunikasi antar-pemain menjadi terganggu.

Selain Vuvuzela, hal yang menyita perhatian lain dalam Piala Dunia 2010 adalah lagu "Waka Waka". Tembang tersebut merupakan lagu tema Piala Dunia 2010. Dinyanyikan oleh diva Kolombia, Shakira, lagu tersebut melejit menjadi hit dunia.

Kini, 12 tahun berlalu, lagu "Waka Waka" telah ditonton sebanyak 2,3 miliar kali di platform streamingYouTube. Lagu tersebut menjadi salah satu kampanye FIFA untuk mengglobalkan sepak bola paling berhasil sepanjang sejarah.

Spanyol Memutus Kutukan dan Meraih Juara di Afrika

Sepanjang sejarah digelarnya Piala Dunia, tim nasional Spanyol bukanlah unggulan juara. Tim berjuluk La Furia Roja itu selalu digadang-gadang sebagai pesaing kuat, namun tak pernah diunggulkan sebagai kandidat juara.

Meski menjadi tempat bermain bagi pemain-pemain kelas dunia di level klub, tim nasional Spanyol tak punya taji di level internasional. Bahkan sebelum Piala Dunia 2010, Spanyol memang tak pernah bisa bicara banyak. Mereka tak ubahnya seperti matador yang selalu kalah dengan banteng yang hidup dalam dirinya sendiri.

Kekalahan demi kekalahan di masa lalu membuat publik Spanyol percaya bahwa timnasnya dikutuk, entah dengan performa tim yang loyo maupun keputusan wasit yang selalu merugikan. Karena kekalahan-kekalahan di masa lalu tersebut, Spanyol seolah mengidap inferioritas kolektif ketika berlaga di kompetisi internasional.

Akan tetapi, Spanyol menunjukkan bahwa hal mendasar untuk bisa juara adalah dengan terlebih dahulu mengalahkan diri sendiri. Hal itu sanggup mereka lakukan saat dibesut oleh Luis Aragones.

Luis Aragones Suarez merupakan sosok pelatih yang mampu membangkitkan mentalitas para pemain Spanyol dengan sejarah inferioritasnya. Sejak ditukangi Luis Aragones pada 2004 silam, timnas Spanyol sedikit demi sedikit mampu menjelma jadi tim kuat. Sang entrenador tak hanya membuat timnya bagus secara teknis, tetapi juga mental.

Ketika keluar dari kursi kepelatihan pada 2008, semangat Aragones tersebut dilanjutkan oleh penerusnya, Vicente Del Bosque. Semangat untuk mengubah mentalitas pemain Spanyol berbuah manis dalam gelaran Piala Dunia 2010, meskipun mereka sudah berganti pelatih.

Vicente Del Bosque datang ke Afrika Selatan membawa skuad mumpuni. Kala itu, La Furia Roja masih diisi pemain-pemain pemenang Euro 2008. Di antaranya seperti Iker Casillas, Sergio Ramos, Carles Puyol, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, David Villa, dan Fernando Torres.

Datang ke Afrika Selatan dengan status juara Eropa membuat Spanyol dibebani ekspektasi tinggi oleh pendukungnya sendiri. Ekspektasi tersebut kemudian menjelma menjadi beban berat yang harus dipikul Xavi Hernandez dan kawan-kawan.

Benar saja, mentalitas juara skuad La Furia Roja diuji sejak fase grup. Spanyol tergabung dengan Chile, Swiss, dan Honduras di grup H Piala Dunia 2010. Partai pembuka mereka jalani dengan hasil minor. La Furia Roja takluk dari Swiss dengan skor 0-1 tanpa balas.

Kepercayaan diri publik Spanyol seketika hilang. Mereka kembali terbayang kenangan buruk kekalahan-kekalahan di masa lalu. Sementara itu, Del Bosque dalam wawancaranya untuk film dokumenter Becoming Champions, mengenang kekalahan tersebut dengan berat.

"Satu hal yang saya katakan pada para pemain adalah mereka harus menang di tiap pertandingan setelahnya jika mau melaju ke babak selanjutnya," katanya.

Semangat Aragones yang dibangun sejak 2004 mulai tampak sejak saat itu. Bukannya loyo, Spanyol tampil habis-habisan di 2 laga sisa fase grup H.

Hasilnya, Spanyol berhasil menggilas Honduras 2-0 di laga kedua. Lewat pertandingan yang sengit, Spanyol juga berhasil menutup pertandingan fase grup dengan kemenangan atas Chile, lewat skor identik. Rentetan hasil apik itu membuat Spanyol lolos babak 16 besar dengan status juara grup.

Babak 16 besar Piala Dunia 2010 mempertemukan Spanyol dengan Portugal, yang kala itu diperkuat calon megabintang, Cristiano Ronaldo.

Laga kontra Portugal berlangsung sengit, tak ada gol tercipta di babak pertama. Namun, gol tunggal David Villa pada menit 64 mampu menjadi pembeda. La Furia Roja pun lolos ke babak berikutnya dengan kemenangan 1-0.

Bertemu Paraguay di perempat final, Spanyol jauh diunggulkan. Akan tetapi, bayangan itu jauh berbeda dari kenyataan. Spanyol kesulitan.

Mereka bahkan nyaris kebobolan lewat titik putih pada menit 59. Untungnya, Iker Casillas tampil gemilang dan menepis tendangan eksekusi penalti itu. Sejak itu, mentalitas Xavi Hernandez dan kolega meningkat. Pada menit 83, David Villa kembali jadi pahlawan tim lewat gol rebound yang ia ciptakan.

Spanyol pun keluar sebagai pemenang dan dipertemukan dengan Jerman di babak semifinal. Der Panzer adalah lawan yang sulit buat Spanyol. Apalagi, mereka dihuni oleh banyak nama-nama tenar, termasuk Thomas Muller, penyerang muda agresif yang mencuri perhatian.

Benar saja, Spanyol kesulitan menembus pertahanan Jerman. Hingga babak pertama usai, skor masih imbang 0-0.

Namun takdir berkata lain. Pada menit 73, Spanyol mendapat kesempatan lewat tendangan pojok dan dieksekusi oleh Xavi. Ia pun mengirimkan bola tepat di tengah kotak penalti. Di saat bersamaan, Carles Puyol dengan sigap menyambar umpan tersebut dan berhasil mencetak gol. Tak ada gol yang tercipta setelah gol Carles Puyol tersebut. Spanyol berhasil mengalahkan Jerman 1-0 dan melaju ke babak final.

Partai puncak digelar di Stadion Soccer City, Johannesburg. Spanyol ditantang Belanda. Laga itu berlangsung keras. Tim Oranye, yang di atas kertas tak diunggulkan, bermain mengandalkan kekuatan fisik.

Berulang kali pemain Belanda melakukan pelanggaran terhadap Xavi dan kawan-kawan. Itu dilakukan untuk membendung permainan tiki-taka Spanyol. Hasilnya, sepanjang laga itu wasit mengeluarkan 13 kartu kuning dan sebuah kartu merah.

Meski begitu, taktik anak asuh Bert van Marwijk terbukti berhasil membuat Spanyol kewalahan. Belanda beberapa kali nyaris mencetak gol lewat skema serangan balik cepat, namun Iker Casillas tampil apik di bawah mistar gawang Spanyol. Laga berakhir 0-0 ketika peluit tanda 90 menit ditiup.

Permainan keras berlanjut di babak tambahan waktu. Tensi permainan meninggi. Pada menit ke 116, memanfaatkan kelalaian bek Belanda, Cesc Fabregas memberikan umpan matang ke Iniesta yang berdiri bebas di sisi kiri gawang Maarten Stekelenburg.

Apa yang terjadi setelahnya adalah sejarah untuk publik Spanyol. Iniesta berhasil menyarangkan bola ke gawang Stekelenburg dan mengantarkan timnya menjadi juara Piala Dunia 2010.

Publik Spanyol kemudian berpesta, memperingati trofi Piala Dunia yang untuk pertama kalinya datang ke tanah air para matador. Di sisi lain, Iniesta dan kawan-kawan sukses melengkapi citra Spanyol menjadi raksasa sepak bola dunia.

Hasil Piala Dunia 2010

Berikut ini merupakan hasil turnamen Piala Dunia 2010 yang diselenggarakan di Afrika Selatan.

1. Daftar Juara Piala Dunia 2010:

  • Juara 1: Spanyol,
  • Juara 2: Belanda,
  • Juara 3: Jerman,
  • Juara 4: Uruguay.

2. Peserta Putaran Final Piala Dunia 2010:

  • Australia,
  • Jepang,
  • Korea Utara,
  • Korea Selatan,
  • Algeria,
  • Kamerun,
  • Ghana,
  • Pantai Gading,
  • Nigeria,
  • Afrika Selatan,
  • Honduras,
  • Meksiko,
  • Amerika Serikat,
  • Argentina,
  • Brasil,
  • Chile,
  • Paraguay,
  • Uruguay.
  • Selandia Baru,
  • Denmark,
  • Inggris,
  • Prancis,
  • Jerman,
  • Yunani,
  • Italia,
  • Belanda,
  • Portugal,
  • Serbia,
  • Slovakia,
  • Slovenia,
  • Spanyol,
  • Swiss.

3. Daftar Prestasi Individu Piala Dunia 2010:

Top Skor:

5 gol: Thomas Muller (Jerman), Wesley Sneidjer (Belanda), David Villa (Spanyol), Diego Forlan (Uruguay),

4 gol: Gonzalo Higuain (Argentina), Miroslav Klose (Jerman), Robert Vittek (Slovakia),

3 gol: Luis Fabiano (Brasil), Asamoah Gyan (Ghana), Landon Donovan (Amerika Serikat), Luis Suarez (Uruguay).

Pemain Terbaik:

Diego Forlan (Uruguay).

Kiper Terbaik:

Iker Casillas (Spanyol).

Pemain Muda Terbaik:

Thomas Muller (Jerman).

4. Big Match Piala Dunia 2010:

Perempatfinal:

02/07/2010 Belanda vs Brasil 2-1,

02/07/2010 Uruguay vs Ghana 1-1 (penalti: 4-2),

03/07/2010 Argentina vs Jerman 4-0,

03/07/2010 Paraguay vs Spanyol 0-1.

Semifinal:

06/07/2010 Uruguay vs Belanda 2-3,

07/07/2010 Jerman vs Spanyol 0-1.

Perebutan Juara 3:

10/07/2010 Uruguay vs Jerman 2-3.

Final:

11/07/2010 Belanda vs Spanyol 0-1 (tambahan waktu).

Baca juga artikel terkait SEPAK BOLA atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Fadli Nasrudin