Menuju konten utama
Naskah Khotbah Jumat

Khutbah Jumat Sumpah Pemuda: Menjadi Generasi Islami Berakhlak

Khutbah Jumat singkat Sumpah Pemuda bertema tentang menjadi generasi muda Islami berakhlak.

Khutbah Jumat Sumpah Pemuda: Menjadi Generasi Islami Berakhlak
Warga memberi hormat kepada bendera Merah Putih saat mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Kamis (28/10/2021). Upacara peringatan 93 tahun Sumpah Pemuda yang mengangkat tema "Bersatu, Bangkit, dan Tumbuh" tersebut diadakan secara terbatas di masa pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

tirto.id - Khutbah Jumat singkat pekan ini mengambil tema yang berkaitan dengan Sumpah Pemuda, yakni menjadi generasi muda Islami yang berakhlak.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا, أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat pada hari ini.

Salawat dan salam tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan iman Islam.

Khutbah Jumat Singkat Sumpah Pemuda

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Hari ini Jumat, 28 Oktober 2022 bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ikrarnya dicetuskan pada tahun 1928 silam.

Sumpah Pemuda seperti yang kita semua tahu, mempunyai dampak yang besar bagi negeri tercinta ini.

Sumpah Pemuda mendorong bangsa Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang lepas dari penjajahan.

Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan bangsa Indonesia dari perjuangan yang bersifat lokal/kedaerahan menjadi perjuangan yang bersifat nasional.

Pada masa itu, para pemuda-pemudi Indonesia menyadari bahwa perjuangan yang bersifat kedaerahan adalah sia-sia. Mereka juga sadar bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan, cita-cita kemerdekaan RI dapat diraih.

Oleh sebab itu, pada 28 Oktober 1928 atau 94 tahun yang lalu, perkumpulan pemuda-pemudi Indonesia mengadakan Kongres Pemuda II di Batavia (sekarang namanya Jakarta) untuk mencapai satu tujuan, yakni menyatukan misi dan visi demi menyongsong cita-cita kemerdekaan.

Dalam pertemuan itu, tentu saja mereka harus mengesampingkan ego masing-masing agar tercipta satu Tanah Air, satu bangsa dan satu bahasa untuk Indonesia.

Hadirin kaum muslimin jamaah Jumat rahimakumullah,

Tak hanya ego, akhlak mulia juga perlu dikedepankan agar negara ini selalu dalam suasana aman dan tentram. Kita sebagai generasi Islami juga harus memiliki akhlak yang mulia.

Di antara akhlak-akhlak yang mulia adalah berbuat baik kepada orang lain, menghindari sesuatu yang bisa menyakiti orang lain, dan menahan diri ketika kita disakiti.

Rasulullah SAW bersabda:

“Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Dawud)

Mengenai akhlak mulia ini, dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 13 disebutkan orang yang paling mulia adalah ia yang paling bertakwa.

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ ذَكَرٍ وَّاُنۡثٰى وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا‌ ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ

Yaaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min zakarinw wa unsaa wa ja'alnaakum shu'uubanw wa qabaaa'ila lita'aarafuu inna akramakum 'indal laahi atqookum innal laaha 'Aliimun khabiir

Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS. Al-Hujurat [18]: 13)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, berasal dari keturunan yang sama, yakni Adam dan Hawa.

Di mata Allah, semua manusia sama saja derajat kemanusiaannya, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan suku lainnya.

Allah menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar mereka saling mengenal, dan tujuannya akan saling membantu satu sama lain, bukan saling mengolok-olok dan saling memusuhi antara satu kelompok dengan lainnya.

Allah tidak menyukai orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kekayaan atau kepangkatan karena sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.

Karena itu, kita sebagai manusia biasa berusahalah untuk meningkatkan ketakwaan agar menjadi orang yang mulia di sisi Allah, yang artinya akhlak mulia juga harus bisa senantiasa kita miliki dan kita jaga.

Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang lahir maupun yang tersembunyi, Mahateliti sehingga tidak satu pun gerak-gerik dan perbuatan manusia yang luput dari ilmu-Nya.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,

Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan. Padahal menurut pandangan Allah, orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada-Nya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar bahwa ia berkata:

Rasulullah SAW pernah melakukan tawaf di atas untanya yang telinganya tidak sempurna (terputus sebagian) pada hari Fath Makkah atau hari pembebasan Mekkah.

Lalu Baginda Rasulullah menyentuh tiang Kakbah dengan tongkat yang bengkok ujungnya. Beliau tidak mendapatkan tempat untuk menderumkan atau menurunkan untanya di masjid sehingga unta itu dibawa keluar menuju lembah lalu menderumkannya di sana.

Kemudian Rasulullah memuji Allah dan mengagungkan-Nya, sembari berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah menghilangkan pada kalian keburukan perilaku Jahiliah. Wahai manusia, sesungguhnya manusia itu ada dua macam: orang yang berbuat kebajikan, bertakwa, dan mulia di sisi Tuhannya. Dan orang yang durhaka, celaka, dan hina di sisi Tuhannya".

Selanjutnya Rasulullah membaca ayat: ya ayyuhan-nas inna khalaqnakum min dhakarin wa untsa, Beliau membaca sampai akhir ayat, lalu berkata, "Inilah yang aku katakan, dan aku memohon ampun kepada Allah untukku dan untuk kalian. (Riwayat Ibnu hibban dan at-Tirmidhi dari Ibnu 'Umar).

Masya Allah, Rasulullah yang paling mulia akhlaknya, tinggi derajatnya dan dijamin masuk surga oleh Allah saja selalu memohon ampun atas perbuatannya dan masih rendah hati atas apa-apa yang dikerjakannya.

Inilah yang sepatutnya menjadi contoh bagi kita semua untuk mau selalu berperilaku rendah hati dan menjaga akhlak demi ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Hadirin jamaah Jumat yang senantiasa dirahmati Allah,

Demikianlah khotbah Jumat kali ini, semoga apa yang disampaikan kali ini dapat menjadi makrifat dan kita semua senantiasa bisa terus menjaga akhlak mulia seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Semangat para generasi Islam, mari terus kokohkan persatuan Indonesia demi meneruskan cita-cita perjuangan para pahlawan negeri ini.

Wabillaahi taufik walhidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Baca juga artikel terkait KHUTBAH JUMAT SINGKAT atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom