tirto.id - Liverpool FC mengecam pernyataan Walikota Liverpool, Joe Anderson terkait suporter dan rencana Premier League dimulai kembali.
The Reds mengaku "kecewa" dengan pernyataan Anderson yang menyebut suporter Liverpool akan melanggar peraturan karantina apabila sepak bola digelar di Anfield.
"Selain kurangnya bukti untuk mendukung klaim seperti demikian, kami juga mengingatkan diskusi terkini dengan Wali Kota Anderson terkait kemungkinan pertandingan tanpa penonton, yang mana menghasilkan kesimpulan bahwa seluruh pihak terkait di seantero kota untuk terus terlibat dan berkolaborasi," tulis pernyataan di laman resmi Liverpool.
The Reds mengaku telah berkomunikasi dengan suporternya terkait kemungkinan berlanjutnya Premier League di tengah pandemi Coronavirus. Liverpool mengklaim bahwa suporter mereka berjanji tetap menghormati peraturan karantina.
Sebelumnya, Anderson menduga suporter Liverpool akan melanggar peraturan karantina apabila laga Premier League berlanjut dan The Reds juara.
Dalam wawancara dengan BBC, pria berusia 62 tahun ini menyebut para suporter akan berparade dan berkumpul untuk menyambut titel ke-19 Liverpool.
"Meskipun digelar tanpa penonton, akan ada ribuan orang yang berkumpul di luar Anfield," kata Anderson kepada BBC menanggapi rencana bergulirnya Premier League.
"Saya pikir akan sangat sulit bagi polisi untuk tetap memisahkan orang dan menjaga pembatasan sosial jika mereka [suporter] merayakan [gelar juara] di luar Anfield. Itu akan menggelikan," tambahnya.
Kelompok suporter Liverpool, Spirit of Shankly pun turut mengecam komentar Anderson tersebut.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, kelompok suporter ini menyesalkan langkah Anderson yang berhipotesis ke media daripada mendiskusikannya dengan mereka.
"Tidak ada bukti yang mendukung persepsi wali kota bahwa suporter Liverpool akan melanggar peraturan karantina dan berkumpul di luar Anfield apabila sepak bola kembali digelar," tulis pernyataan Spirit of Shankly sebagaimana dikutip Liverpool Echo pada Jumat (1/5/2020).
Kekhawatiran Anderson didasarkan pada posisi Liverpool yang memuncaki Premier League dengan selisih 25 poin. Anak asuh Jurgen Klopp hanya butuh dua kemenangan untuk mengunci gelar liga yang terakhir diraih pada 1990.
Premier League sendiri diharapkan akan bergulir kembali pada 8 Juni. Pihak pemerintah dan klub-klub anggota liga dilaporkan telah membahas penyelesaian 92 pertandingan yang tersisa.
Meskipun demikian, Premier League menegaskan bahwa liga hanya akan berjalan apabila "situasi sudah aman".
Penulis: Ikhsan Abdul Hakim
Editor: Dhita Koesno