Menuju konten utama

Keterampilan Berpikir Kritis: Kenapa Penting Bagi Generasi Muda?

Kemampuan berpikir kritis penting bagi generasi muda, karena bisa membantu seseorang untuk menyaring atau menyeleksi berbagai informasi yang beredar.

Keterampilan Berpikir Kritis: Kenapa Penting Bagi Generasi Muda?
Foto Bersama Peserta Juara 1 bersama Panelis. (FOTO/Dok.Indonesia Memory Sport)

tirto.id - Di era digital yang berkembang pesat, informasi begitu mudah diakses melalui bantuan teknologi, salah satunya melalui media sosial atau pun dari berbagai website.

Faktanya, kemudahan dalam mengakses informasi sangat perlu diimbangi dengan kemampuan berpikir kritis agar seseorang dapat membuat keputusan yang lebih baik, membedakan fakta dan opini, dan tidak mudah tergiring dalam berita atau informasi hoaks.

Kemampuan berpikir kritis tentu dapat membantu seseorang untuk menyaring atau menyeleksi berbagai informasi yang beredar.

Penelitian yang dilakukan oleh Santrock, dan peneliti psikologi pendidikan lainnya seperti Jacqueline dan Martin Brooks mengungkapkan berpikir kritis tak hanya melatih seseorang dalam mempertanyakan tentang ‘apa’ yang terjadi dalam sebuah masalah, tapi juga tentang ‘mengapa fenomena tersebut dapat menjadi masalah’ dan ‘bagaimana cara’ untuk mengatasi atau menjawab persoalan tersebut.

Sadar akan pentingnya berpikir kritis, Ingatan Gajah didukung oleh BPTI Kemdikbud Ristek RI menggelar kompetisi tahunan yang bertajuk 3rd Critical Thinking Championship (CTC) 2023 pada tanggal 13 Agustus 2023 di Aula Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Kemendikbud Ristek RI, Jalan Gardu, Srengseng Sawah, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

Keseluruhan kompetisi ini diikuti oleh 44 sekolah yang berasal dari 20 kota berbeda di Indonesia dan kemudian di seleksi hingga tersisa 34 sekolah yang berasal dari 10 kota di Indonesia.

CTC memiliki beberapa tahapan yang dimulai dari workshop pelatihan critical thinking sebanyak 3x yang diisi oleh berbagai narasumber seperti Yudi Lesmana selaku Direktur Indonesia Intelektual Akademi, Natali Ardianto selaku salah satu founder Tiket.com, dan Dr. Cashtry Meher,. M.Kes, M.Ked(KK),. Sp.KK,. FIHFAA selaku public health doctor.

Tahapan berikutnya adalah babak penyisihan dimana peserta akan diuji dengan sebanyak 50 pertanyaan berbentuk pilihan ganda terkait Categorizing, Pattern Analysis, Comparing, Ordering in Term of Size and Time, Analyzing Relationship, High Order Thinking Skills (HOTS).

Kemudian peserta melanjutkan ke babak semifinal dengan memilih isu topik yaitu food waste, water pollution, dan stunting.

Kemudian 5 peserta terbaik dari masing-masing kelompok umur 11-14 tahun dan 15-18 tahun maju ke babak Final untuk mempresentasikan topik yang telah dipilihnya dan melakukan sesi diskusi bersama panelis yang telah berpengalaman di bidangnya.

Kompetisi Critical Thinking Championship sudah diadakan sejak tahun 2021 dan di tahun ketiga ini terdapat kategori baru yaitu kategori berkelompok dimana para peserta membuat project prototype untuk pilihan topik food waste, water pollution, atau stunting dalam kelompok yang berisi 3-7 orang.

Pada tahun ini terbentuk total 10 kelompok yang mengikuti babak Grand Final dengan total peserta sebanyak 40 orang.

"Perasaan kita senang banget, karena kita gak menyangka bisa mendapat Juara 1. Kita udah berusaha berhari-hari, tapi Alhamdulillah emang rezeki kita dapat dan senang banget bisa jadi Juara 1. Jadi kita itu risetnya benar-benar banyak banget, terus develop ide-ide prototypenya banyak ya, tapi banyak yang di scrap dan ini yang menurut kita itu sempurna," Ucap perwakilan kelompok 9 yaitu Muhammad Ritzy, 18 tahun & Sean Gaudi C, 16 tahun.

Mereka menambahkan," Benar, kita juga awalnya ada sedikit kepasifan juga diantara anggota kita, setelah kita berusaha dan menemukan solusinya pada akhirnya kita berhasil buat prototype yang benar. Temanku juga bantu buat siapin barang untuk bikin prototypenya. Pokoknya mulai dari materil maupun ide-ide itu juga dari dukungan orang tua banyak banget."

Kelompok 9 ini berhasil menjuarai kompetisi ini karena project prototypenya yang orisinil dan mudah diduplikasi bernama Ecopet Bites.

Project ini berhasil mengubah food waste menjadi makanan kucing dimana berdasarkan penelitian mereka, lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia memiliki hewan peliharaan salah satunya kucing.

Saat makanan sisa dirumah sudah tidak ada yang mengonsumsinya lagi, maka user dapat mengubahnya dengan metode Ecopet Bites agar makanan ini disukai oleh hewan peliharaan.

Salah satu panelis, yaitu Dr. Soepriyatna dalam kegiatan lomba CTC menuturkan, “Saya sangat amaze bahwa anak-anak dari umur yang sangat muda bahkan ada yang masih 12 tahun sudah bisa memberikan pendapatnya dan argumennya secara kritis dilengkapi data-data di depan panggung. Saya rasa, kegiatan ini akan memiliki banyak dampak positif bagi generasi muda di masa yang akan datang.”

Panelis lainnya, Dr. Cashtry Meher,. M.Kes, M.Ked(KK),. Sp.KK,. FIHFAA seorang public health doctor mengatakan bahwa anak-anak pada kompetisi ini sangat-sangat cerdas mereka mampu menjelaskan topik tentang stunting yang sudah diajarkan sebelumnya lewat pelatihan-pelatihan pra kompetisi dengan sangat baik.

Tidak hanya itu saja mereka juga mampu memberikan usulan dan solusi yang bisa diimpelementasikan di masyarakat untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.

Selain Dr. Soepriyatna dan Dr. Cashtry Meher,. M.Kes, M.Ked(KK),. Sp.KK,. FIHFAA, panelis yang tergabung di kompetisi ini ialah Aang Hudaya selaku Master Trainer Global Ecobrick Alliance (GEA) & Inisiator Bank Sampah Spirit, Ir. Widi Pancono selaku Ketua 3 Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, dan Heru Kurnadi selaku Direktur Media Tirto.id.

Juara dari kategori usia 15-18 tahun adalah sebagai berikut

• Juara 1 : Safitri Az Zahra dari SMAN 1 Jakarta yang membawakan topik stunting

• Juara 2 : Sohans Patrick Simanjuntak dari SMA Menlo Park School membawakan topik food waste

• Juara 3 : Salma Aulia Madina dari SMA Labschool Cirendeu membawakan topik food waste

• Juara Harapan 1 : Safina Hasna dari SMA Edu Global Bandung membawakan topik water pollution

• Juara Harapan 2 : Arjuna Antar Hartono dari Kafila International Islamic School Jakarta membawakan topik food waste

Berikutnya, juara dari kategori usia 11-14 tahun dengan nama-nama berikut :

• Juara 1 : Samuel O. Sitinjak dari SMP Kolese Kanisius yang membawakan topik food waste

• Juara 2 : Joachim Satria Siswantoro dari SMP Santa Maria Surabaya yang membawakan topik stunting

• Juara 3 : Nabil Rayhan Nuroktafi dari Tara Salvia yang membawakan topik stunting

• Juara Harapan 1 : Dipodanendra Singosewoyo dari SMPN 41 Jakarta yang membawakan topik stunting

• Juara Harapan 2 : Atqa Rafardiansyah dari SMP Islam Al Azhar 31 yang membawakan topik water pollution

Kemudian, juara peserta termuda terbaik diraih oleh Dipodanendra Singosewoyo dari SMPN 41 Jakarta karena usianya yang 12 tahun dengan membawa topik stunting dan juara peserta rerfavorit diraih oleh Asyer Lie Sigalingging dari SMP Swasta Maitreyawira Kisaran Sumatera Utara karena mendapatkan views, comments, dan like terbanyak tentang water pollution yang di upload pada youtube.

Selain itu, juara grand final dari 3rd Critical Thinking Championship ini yang merupakan kategori berkelompok ialah:

• Juara 1 : Ecopet Bites (Kelompok 9) mengubah food waste menjadi makanan hewan, anggotanya ialah Enrashad Zhafran Adrian, Sabil Arsyad, Muhammad Ritzy, dan Sean Gaudi

• Juara 2 : Plaster (Kelompok 5) membuat filter air dari plastik untuk menangani water pollution, anggotanya ialah Naura Zhafarina, Atqa Rafardiansyah, Salma Aulia Madina, Aryssa Kaureen Arifin, dan Dipodanendra Singosewoyo

• Juara 3 : Bucket Composter, “BUTTER” (Kelompok 2) mengubah sampah makanan menjadi kompos secara portable, anggotanya ialah Nabil Rayhan Nuroktafi, Samuel O. Sitinjak, Shakira Haya Kirana, Firas Dhiya Trameisha, dan Fayza Alanza Helmi.

Keterampilan berpikir kritis dan problem solving merupakan dua dari kompetensi utama yang sangat dibutuhkan di abad ke-21 menurut World Economic Forum.

Dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks, generasi muda Indonesia seharusnya tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga pemikir kritis dan pemecah masalah yang handal. Semoga dengan diadakannya kompetisi 3rd Critical Thinking Championship ini dapat memperkuat kedua keterampilan ini.

Diharapkan, generasi penerus bangsa dapat mengambil peran aktif dalam membentuk masa depan yang lebih cerah dan inklusif untuk Indonesia.

Kompetisi critical thinking championship ini akan diadakan secara tahunan yang dapat diikuti oleh berbagai sekolah di Indonesia. Informasi lebih lengkap kunjungi www.criticalthinkingchampionship.com.

Penulis: Tim Media Servis