Menuju konten utama

Kepada Ahok Agus Jelaskan Cara Membangun Tanpa Menggusur

Penggusuran membuat masyarakat kehilangan lapangan kerja.

Kepada Ahok Agus Jelaskan Cara Membangun Tanpa Menggusur
Agus Harimurti Yudhoyono saat sesi Debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1). Tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan satu Agus Harimurti Yudhoyono menjelaskan cara membangun tanpa menggusur, khususnya di kawasan bantaran kali.

"Caranya dilakukan dengan mengalokasikan lahan yang ada. Horizontal menjadi vertikal, lahan digunakan dapat menjadi hunian layak dan tidak mengganggu sungai," kata Agus saat merespon pertanyaan Ahok dalam debat kedua yang digelar KPU Provinsi DKI di Jakarta, Jumat (28/01/2017) malam seperti diberitakan Antara.

Menurut Agus hunian bisa ditata tanpa menggusur semena-mena. Hal ini agar warga hunian tidak kehilangan lapangan pekerjaan serta hak kepemilikan.

Dengan meremajakan kampung dan tidak mencabut dari habitat aslinya, kata dia, status dan martabat warga terjaga.

"Masyarakat mau bergeser sedikit bukan menggusur hunian. Dengan cara seperti itu tidak kehilangan kepemilikan. Status dan martabat terjaga," kata cagub yang diusung empat partai itu.

Ia melihat negara lain telah melakukan kebijakan itu dan berhasil. Ia menekankan hal terasebut dapat diwujudkan dengan keinginan pimpinan.

Alasan normalisasi atau motif lain yang menghancurkan rumah rakyat, kata suami model Annisa Pohan itu, justru menimbulkan masalah sosial berupa ketimpangan.

Yang membedakannya dengan pasangan lain sehingga akan menjalankan pembangunan tanpa penggusuran, menurut dia adalah pihaknya bisa kreatif, inovatif dan terbuka menerima masukan.

"Jadi masyarakat rela direlokasi, bukan digusur paksa. Kami ingin masyarakat hidup baik. Tidak memiliki trauma," kata Agus.

Ada pun Agus menawarkan program rumah rakyat lantaran kepemilikan rumah di Jakarta masih sangat rendah, yakni baru 47 persen. Program rumah rakyat juga untuk mengatasi banyaknya kawasan pemukiman kumuh dengan penataan.

Debat kedua Pilkada DKI Jakarta mengangkat tema reformasi birokrasi, pelayanan publik dan penataan kawasan perkotaan. Debat itu dipandu dua moderator yaitu Tina Talisa yang merupakan mantan presenter televisi dan Eko Prasodjo yang merupakan Guru Besar Administrasi Publik Universitas Indonesia.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para pasangan cagub dan cawagub DKI disusun oleh tiga orang panelis yakni peneliti senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, serta pakar sosial budaya, arsitektur, dan perancangan kota Gunawan Tjahjono.

Masa kampanye dalam rangka Pilkada DKI Jakarta 2017 berlangsung mulai 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017. Sedangkan hari pemilihan akan jatuh pada 15 Februari 2017.

Pilkada DKI 2017 diikuti oleh tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Baca juga artikel terkait AGUS-SYLVIANA atau tulisan lainnya dari antara

tirto.id - Politik
Reporter: antara
Penulis: antara
Editor: Jay Akbar