tirto.id - Gelaran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 akan kembali berlangsung tahun ini. Berbeda dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya yang diadakan pada Agustus, tahun ini GIIAS akan dihelat di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Banten, pada 18 – 28 Juli 2019.
Tahun ini GIIAS 2019 akan mengambil tema ‘Future in Motion’ yang bisa diartikan sebagai sebuah gerakan pengaruh teknologi pada kendaraan listrik, otonom, dan digital. Pameran tahun ini juga akan menampilkan transformasi teknologi dari industri otomotif melalui berbagai program sepanjang penyelenggaraan pameran.
Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo, mengatakan, Indonesia tengah merasakan efek dari kemajuan teknologi otomotif yang berkembang dengan cepat.
“Kendaraan hybrid, plug-in hybrid, electric, hingga autonomous adalah masa depan otomotif yang mesti kita antisipasi kehadirannya. Lewat GIIAS juga, Gaikindo ingin memberikan edukasi awal tentang berbagai inovasi dari industri otomotif sehingga Indonesia siap menyambut perubahan positifnya,” ujarnya di acara konferensi pers dan buka puasa bersama media di Jakarta (14/5).
GIIAS 2019 rencananya akan diikuti sejumlah produsen mobil hingga kendaraan komersial yang jumlahnya mencapai 25 merek kendaraan. Mulai dari Audi, BMW, Daihatsu, Datsun, DFSK, Honda, Hyundai, Isuzu, Lexus, Mazda, Mercedes-Benz,Mini, Mitsubishi, Nissan, Renault, Suzuki, Toyota, Volkswagen, dan Wuling.
Sementara untuk merek kendaraan komersialnya FAW, Hino, Isuzu, Mitsubishi Fuso, Tata Motors, dan UD Trucks. Ajang GIIAS 2019 kali ini juga akan menampilkan 11 pabrikan roda dua, seperti Benelli, Harley-Davidson, Honda, Kawasaki, Kymco, KTM, Nozomi, Piaggio, Suzuki, Vespa, dan Viar.
Sedangkan urusan tiket GIIAS 2019, tidak ada perubahan harga dibanding penyelenggaraan pada tahun sebelumnya. Harganya masih Rp100 ribu pada akhir pekan (weekends) dan Rp50 ribu pada hari biasa (weekdays).
Penjualan Menurun, Pameran Dimajukan
Ajang GIIAS 2019 yang dimulai lebih awal pada bulan Juli, disebut sebagai strategi untuk meningkatkan penjualan kendaraan yang sempat menurun di awal tahun. Nangoi mengakui, pihaknya telah memperkirakan penurunan penjualan karena ada Pemilu.
“Analisa kami terbukti, penjualan turun 13 persen di Kuartal I. Dengan kami majukan GIIAS di akhir Juli, kami harap bisa genjot penjualan di Semester II,” katanya dalam acara tersebut.
Menurutnya, penjualan kendaraan di Indonesia pada Semester I mengambil porsi 40 persen sampai 43 persen. Sementara Semester II mengambil bagian 57 persen hingga 60 persen.
Nangoi optimistis hingga akhir tahun beberapa indikator makro seperti pembangunan infrastruktur, harga batu bara, dan pertumbuhan ekonomi akan mendorong penjualan kendaraan di Indonesia.
“Ekonomi dunia harusnya masih bertumbuh, sehingga Indonesia setelah gonjang-ganjing politik diharapkan masih bisa tumbuh. Kami optimis target penjualan 1,1 juta unit dan pertumbuhan ekspor 20 sampai 25 persen tahun ini bisa tercapai,” pungkasnya.
Penulis: Dio Dananjaya
Editor: Alexander Haryanto