tirto.id - Dalam dunia olahraga ada beberapa jenis minuman yang dikenal mampu mengatasi dehidrasi dengan cepat, yaitu minuman hipotonik, isotonik dan hipertonik. Ketiga minuman elektrolik ini kadang sulit dibedakan.
Minuman berenergi ini dipecah menjadi tiga jenis karena dipengaruhi oleh tingkat konsentrasinya untuk tubuh atau tonisitas.
Tonisitas minuman penting ketika berolahraga karena memengaruhi jumlah karbohidrat, elektrolit, dan cairan yang masuk ke aliran darah dan seberapa cepat kita dapat menyerapnya untuk meningkatkan kinerja tubuh.
Lalu apa yang membedakan hipotonik, isotonik dan hipertonik?
1. Hipotonik
Hipotonik memiliki konsentrasi cairan, gula, dan garam lebih rendah daripada darah. Hipotonik biasanya digunakan pra-hidrasi atau pada latihan yang lebih pendek, pada perjalanan panjang, dalam cuaca panas. Minuman ini cocok untuk pesenam.
Dijelaskan Veloforte, minuman hipotonik memiliki konsentrasi karbohidrat yang lebih rendah (kurang dari 5 persen) dan garam daripada darah. Minuman hipotonik berfokus pada rehidrasi sehingga tidak memberikan karbohidrat (energi) maksimum.
2. Isotonik
Isotonik memiliki konsentrasi cairan, gula, dan garam yang mirip dengan darah. Isotonik cocok diminum untuk atlet yang melakukan olahraga berdurasi pendek dengan intensitas besar seperti olahraga-olahraga yang melibatkan tim.
Minuman isotonik memiliki konsentrasi air, garam dan karbohidrat yang serupa (sebanyak 6 sampai 8 persen) dengan darah. Minuman ini biasanya memberikan lebih banyak energi dan elektrolit daripada minuman hipotonik tetapi membutuhkan waktu lebih lama untuk memasuki aliran darah.
Minuman isotonik adalah sumber karbohidrat untuk memberi tubuh energi saat berolahraga dan membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang melalui keringat.
Namun banyak minuman olahraga komersial di pasaran yang bersifat isotonik, tetapi bahan-bahannya sering menunjukkan kadar gula, pemanis dan zat tambahan yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan kram perut dan kembung. Jadi perlu diperhatikan.
3. Hipertonik
Hipertonik memiliki konsentrasi cairan, gula dan garam lebih tinggi daripada darah. Diabetes.co menjabarkan hipertonik biasanya dikonsumsi setelah latihan untuk menambah asupan karbohidrat harian dan penyimpanan glikogen otot.
Minuman hipertonik mengandung konsentrasi garam dan gula lebih tinggi daripada darah, menjadikannya cara yang baik untuk menambah asupan karbohidrat harian Anda atau menambah simpanan glikogen. Minuman ini biasanya digunakan sebagai minuman pemulihan dan sering mengandung protein tambahan.
Minuman hipertonik memberikan karbohidrat dengan dosis tertinggi (lebih dari 8 persen) dari semua minuman berenergi.
Meskipun tingkat penyerapannya lebih lambat daripada minuman hipotonik atau isotonik, minuman ini masih merupakan cara tercepat untuk menambah cadangan glikogen, karena tubuh cenderung menyerap cairan lebih cepat daripada makanan padat.
Namun saat meminumnya, tubuh mungkin akan mengalami dehidrasi karena lama memindahkan cairan hipertonik dari aliran darah ke usus. Biasanya atlet menggunakannya bersama minuman hidrasi lainnya.
Penulis: Febriansyah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari