tirto.id - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengatakan, kemampuan dan struktur keuangan PT Pertamina (Persero) masih kalah dengan perusahaan energi negara lain. Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Sampurno.
Salah satunya, kata Fajar, kalah dari perusahaan nasional di Malaysia yakni Petroliam Nasional Berhad (Petronas) yang didirikan pada tanggal 17 Agustus 1974.
"Kemampuan keuangan Pertamina juga masih jauh tertinggal dibandingkan Petronas," ujar Fajar saat memberi sambutan di acara “Pertamina Energy Forum” di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018).
Agar dapat berkompetisi dengan perusahaan nasional negara lain, kata dia, Kementerian BUMN perlu membentuk Holding minyak dan gas.
Salah satunya, dengan memasukkan PGN ke Pertamina. Dengan begitu, perseroan bisa mendapatkan pengalihan saham atau penyertaan modal pemerintah sebesar Rp38 triliun serta dana segar sebesar Rp17 triliun dari PGN untuk mengakuisisi Pertagas.
"Rp54 triliun modal ini diharapkan Pertamina bisa tingkatkan investasi dan kembangkan berbagai program-program yang disampaikan. Konversi Plaju dan Dumai untuk jadi green refinery untuk olah CPO," paparnya.
Selain itu, Pertamina juga disarankan untuk membuka diri baik di dalam dan luar negeri demi pengembangan dari hulu ke hilir. "Bisa dengan BUMN lain seperti PLN hingga LEN, bisa juga dengan mitra luar negeri," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto