tirto.id - Deputi Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan melakukan riset tentang data kunjungan dan minat wisatawan asing ke Jawa Barat (Jabar).
"Rencananya selama sepuluh hari pada April mendatang kami akan melakukan survei dan wawancara dengan wisatawan mancanegara yang datang dan pergi dari Bandara Husein Sastranegara Bandung," kata Asisten Deputi Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata RI Abdul Kadir pada diskusi bersama Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jabar di Bandung, Kamis (31/3/2016).
Menurut Abdul Kadir, pihaknya dan mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung akan melakukan wawancara dan menggali informasi masukan sekitar minat, kesan dan pesan mereka terkait objek wisata di Jabar.
"Hal ini dilakukan untuk memastikan dan mengetahui secara detail data kunjungan wisata dan minat mereka. Pasalnya wisatawan mancanegara itu berbeda dengan orang asing yang datang, karena tujuan mereka jelas wisata," kata Abdul Kadir.
Data terkait jumlah wisatawan dan orang asing itu, kata dia kerap berbaur sehingga tidak diperoleh data wisatawan yang sesungguhnya. "Bila data orang asing itu bisa juga pekerja di kita, mereka bukan berwisata tapi kerja. Tapi wisatawan adalah mereka yang melakukan kunjungan wisata dan menginap di suatu daerah," katanya.
Terkait dengan pertanyaan yang akan diajukan kepada wisatawan mancanegara itu, Kadir tidak berkomentar. Ia hanya menyatakan wawancara itu dilakukan dengan teknik yang efektif dan tetap menjaga kenyamanan mereka.
Abdul Kadir berpendapat untuk mengembangkan pariwisata di Indonesia butuh data valid jumlah kunjungan wisata serta data detail kawasan wisata dan sektor pendukungnya sehingga tidak membingungkan wisatawan asing.
Selain itu upaya promosi juga harus dilakukan lebih gencar dan tepat. Salah satunya dalam melakukan promosi agar selain mengundang wisatawan mancanegara juga menarik minat wisatawan lokal.
"Contohnya dalam promosi harus selalu dimunculkan pesona Indonesia karena itu ruhnya. Jangan hanya ditujukan kepada wisatawan mancanegara saja, itu perlu diperhatikan," katanya. (ANT)