Menuju konten utama

Kemenkes Pastikan Indonesia Siap Hadapi Cacar Monyet

Konfirmasi 88 kasus Mpox di Indonesia sepanjang 2022-2024, Kemenkes telah siapkan 12 labkes dan vaksinasi

Kemenkes Pastikan Indonesia Siap Hadapi Cacar Monyet
Konferensi Pers Kementerian Kesehatan mengenai Monkeypox. foto/Kemenkes

tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyelenggarakan Jumpa Media terkait penetapan status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atas lonjakan kasus penyakit cacar monyet (Mpox) di kawasan Afrika oleh World Health Organization, Minggu (18/8).

Kegiatan ini dihadiri Plt Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dr. Yudhi Pramono. MARS, Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, Sp.KK(K)., FINSDV, FAADV, dan dr. Robert Sinto, SpPD, KPTI.

“Awal memang dikenal Monkeypox (cacar monyet) karena penularan pertama diketahui dari kera ke manusia, tapi sekarang karena tidak hanya kera, ada di beberapa hewan lainnya sehingga disebutnya Mpox,” ujar Yudhi membuka paparan perkembangan Mpox di Indonesia.

Yudhi menambahkan, penularan Mpox saat ini tidak hanya terjadi dari hewan ke manusia. Mpox dapat menjangkit dari manusia ke manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung.

“Cara penularannya ada mulai dari kontak erat, droplet, kemudian kontak seksual. Kemudian, secara tidak langsung dari benda-benda yang terkontaminasi,” imbuhnya.

Berdasarkan data WHO, yang diambil dari kasus konfirmasi Mpox global, sepanjang 2022 hingga 2024, Mpox telah ditemukan di 116 negara. Secara total setidaknya Mpox dikonfirmasi telah mencapai 99.176 kasus dan 208 kematian.

“Di Afrika mulai mengalami peningkatan kasus di dua bulan terakhir ada 2.999 kasus dan kematiannya cukup meningkat,” imbuh Yudhi.

Sementara Indonesia telah mengonfirmasi adanya 1 kasus pada 2022, 73 kasus pada 2023, dan 14 pada 2024. Kemenkes telah mendata distribusi Mpox di Indonesia yang terjadi di DKI Jakarta (59 kasus konfirmasi), Jawa Barat (13 kasus konfirmasi), Banten (9 kasus konfirmasi), Jawa Timur (3 kasus konfirmasi), Yogyakarta (3 kasus konfirmasi), dan Kepulauan Riau (1 kasus konfirmasi).

“Total sejak tahun 2022 sampai 2024 ada 88 kasus konfirmasi, kemudian ada 87 yang sembuh dan 1 yang masih dalam penyembuhan” terang Yudhi.

Ia menambahkan bahwa kasus konfirmasi Mpox Indonesia sejatinya telah mengalami penurunan setiap tahunnya. Yudhi menyampaikan bahwa pihak Kemenkes telah menyiapkan strategi penanganan Mpox sejauh ini dengan pengawasan sampai pelaporan.

“Pertama, kita melakukan penguatan surveilance. Kita melakukan upaya untuk penemuan kasus di seluruh faskes, kemudian juga melakukan penyelidikan epidemiologi yang sudah melibatkan komunitas dan mitra HIV/AIDS. Kemudian, kita juga menyiapkan laboratorium penyelidikan untuk Mpox ini yang kita ada 12 lab rujukan dari Sumatera sampai Papua,” jelas Yudhi.

Kemenkes disebut telah melakukan upaya terapeutik dengan pemberian terapi dan penyediaan obat-obatan, serta vaksinasi yang menyasar kelompok yang melakukan kontak seksual berisiko. Yudhi meyakinkan, suplai vaksin Indonesia untuk menghadapi Mpox telah cukup dengan bantuan 2.850 dosis vaksin Mpox dari ASEAN dan 1.600 vial pemesanan dari Denmark.

Kendati demikian, Yudhi tetap mengimbau masyarakat untuk menghindari risiko penularan Mpox. Ia menegaskan penularan yang paling umum terjadi melalui kontak langsung, terutama melalui ruam yang bernanah di kulit.

“Orang yang berhubungan seks dengan pasangan juga berisiko tertular Mpox. Kelompok risiko utama adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis. Kemudian, diharapkan tidak berhubungan dengan pasangan yang menunjukkan gejala adanya ruam-ruam di kulit yang bernanah,” tegasnya.

Melalui imbauan ini, Yudhi menyarankan masyarakat yang menemukan gejala untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat. Pihaknya dari Kemenkes menyampaikan bahwa pemerintah telah bekerja sama melakukan pelacakan kontak sebagai bentuk antisipasi penularan meluas, khususnya di bandara.

“Kita menyiapkan thermal scanner, ya. Kemudian, juga melakukan pengamatan secara visual, terutama kita lihat pelaku perjalanan dari negara-negara yang terjangkit tersebut,” pungkasnya.

(INFO KINI)

Penulis: Tim Media Servis