Menuju konten utama

Kemelut Sepakbola Negeri Jiran

Polemik sepakbola yang melanda Indonesia ternyata “menular” ke negara tetangga, Malaysia. Kemelut pun terjadi di negeri jiran yang berpuncak pada aksi boikot terhadap tim nasional Harimau Malaya. Sepakbola Malaysia dalam bahaya!

Kemelut Sepakbola Negeri Jiran
Timnas Malaysia dalam pertandingan antara Thailand dan Malaysia di stadion Rajamangala [Foto/Shutterstock]

tirto.id - Publik sepakbola Malaysia dikejutkan dengan hengkangnya sejumlah pemain pilar dari tim nasional. Empat punggawa Harimau Malaya berturut-turut menyatakan mundur dan memutuskan pensiun dini. Mereka adalah Safiq Rahim, Aidil Zafuan, Kunanlan Subramaniam, dan Amirulhadi Zainal.

Keempat pesepakbola milik klub papan atas Malaysia Super League (MSL), Johor Darul Takzim (JDT), tersebut merupakan pemain andalan dalam beberapa tahun terakhir. Safiq Rahim dan Aidil Zafuan selama ini dipercaya menjabat sebagai kapten dan wakil kapten di tim nasional.

Mundurnya empat pemain kunci itu jelas menjadi pukulan telak sekaligus kerugian besar untuk tim nasional Malaysia. Pasalnya, saat ini skuad asuhan Ong Kim Swee sedang bersiap tampil di ajang sepakbola paling bergengsi se-Asia Tenggara, AFF Cup 2016.

Ada apa sebenarnya dengan sepakbola Malaysia?

FAM Terancam Dibekukan

Jika dirunut, bibit-bibit kisruh sepakbola negeri jiran dimulai dari serangkaian hasil buruk yang dituai Malaysia sejak awal tahun 2015. Paling parah adalah ketika Safiq Rahim dan kawan-kawan dibantai 10-0 oleh Uni Emirat Arab (UEA) dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 yang digelar pada 3 September 2015 lalu.

Hasil memalukan tersebut membuat pelatih Malaysia saat itu, Dollah Salleh, mundur. Sebelumnya pun tim besutan Dollah Salleh juga mengalami kekalahan telak, termasuk kala dihajar Palestina 0-6 di kandang sendiri pada 16 Juni 2015 dan digulung oleh tuan rumah Oman dengan skor yang sama pada 26 Maret 2015.

Football Association of Malaysia (FAM) langsung mendapat sorotan. Salah satu kecaman terbesar datang dari pemerintah negeri jiran melalui Menteri Belia dan Sukan (serupa dengan Menteri Pemuda dan Olahraga di Indonesia), Khairy Jamaluddin, yang murka melihat performa buruk tim nasional.

Sang menteri rupanya tak main-main. Khairy Jamaluddin mengancam akan meniru langkah Menpora Republik Indonesia, Imam Nahrawi, yang telah membekukan PSSI, dengan memberlakukan tindakan yang sama terhadap FAM.

“Saya punya hak yuridiksi untuk menangguhkan setiap organisasi olahraga negara, tapi itu biasanya langkah terakhir,” ancam Khairy Jamaluddin seperti dikutip dari Straitstimes.

“Bukan tidak mungkin ada tindakan besar dengan mengikuti jejak Indonesia yang membekukan federasi mereka,” lanjut pejabat negara yang masih berkerabat dekat dengan mantan Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Badawi, ini.

Johor Darul Takzim Menggugat

Ong Kim Swee ditunjuk untuk menggantikan Dollah Salleh. Tapi, di bawah kendali mantan juru taktik tim nasional U-23 itu, Malaysia tidak membaik. Tim juara AFF Cup 2010 ini bahkan mengalami tiga kekalahan beruntun di kualifikasi Piala Dunia 2018, masing-masing dari Palestina (6-0), UAE (1-2), dan Arab Saudi (2-0).

Ironisnya lagi, rangkaian ujicoba di Oceania untuk persiapan sebelum ke AFF Cup 2016 juga berakhir memalukan. Menghadapi lawan yang di atas kertas seharusnya bisa dikalahkan, Malaysia justru tidak pernah menang: kalah dari Papua Nugini dan Kaledonia Baru (0-2 dan 1-2), serta imbang melawan Fiji (1-1).

Sepulang dari Oceania, situasi kian memburuk dengan mundurnya empat pemain pilar secara berturut-turut. Safiq Rahim, Aidil Zafuan, Kunanlan Subramaniam, dan Amirulhadi Zainal, bahkan menyatakan gantung sepatu dari tim nasional Malaysia.

Usut punya usut, ternyata klub pemilik empat pemain tersebut, JDT, memang berniat memboikot tim nasional. Bos JDT, Tunku Ismail Ibni Sultan Ibrahim, menyebut FAM sebagai alasan mengapa pihaknya melakukan aksi boikot itu.

Menurut Tunku Ismail, FAM selama ini tidak banyak berperan untuk memajukan sepakbola. Ia bahkan menuding PSSI-nya Malaysia itu melakukan banyak tindakan tercela yang hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu, termasuk korupsi.

“Saya ingin mengingatkan kepada semua bahwa uang rakyat sudah seharusnya hanya untuk rakyat, bukan untuk sepakbola atau politik!” tukas Tunku Ismail melalui situs resmi JDT.

Putera Mahkota Kesultanan Johor ini pun membeberkan “dosa-dosa” FAM yang disebutnya tidak peduli dengan nasib pemain serta mengedepankan kepentingan sendiri. Lewat Tunku Ismail, JDT menggugat, menyerukan revolusi persepakbolaan Malaysia.

"Kita harus berada di pihak pemain, klub, dan organisasi yang lain untuk meminta perubahan di FAM. Suka atau tidak suka, suatu saat nanti FAM harus berubah!" seru Tunku Ismail.

Darurat Sepakbola Malaysia

Ditinggalkan empat pilar yang bisa saja disusul oleh para pemain lainnya membuat persiapan Malaysia ke AFF Cup 2016 terganggu. Terlebih lagi, keempat pemain itu merupakan pengisi kekuatan utama tim nasional Malaysia selama ini.

Seperti diketahui, Safiq Rahim, Aidil Zafuan, Kunanlan Subramaniam, dan Amirulhadi Zainal adalah bagian dari skuat juara ketika Malaysia menyabet medali emas SEA Games 2009 dan menjadi kampiun AFF Cup 2010, serta runner-up AFF Cup 2014.

Safiq Rahim adalah jenderal lapangan tengah Malaysia. Masuk skuat tim nasional senior sejak 2007, pemain 29 tahun ini mengoleksi 68 caps dan 15 gol di ajang resmi. Aidil Zafuan, juga 29 tahun, pernah meraih gelar bek terbaik versi FAM tiga kali, yakni 2009, 2010, dan 2012. Di tim nasional senior, Zafuan punya 71 caps.

Seperti dua kompatriotnya, Kunanlan Subramaniam saat ini juga berumur 29 tahun. Winger berdarah India telah bermain 73 kali di laga resmi untuk tim Harimau Malaya. Terakhir adalah Amirulhadi Zainal yang telah mengemas 34 caps dan 7 gol bersama Malaysia.

Jika gonjang-ganjing ini tidak segera ditemukan solusinya, bukan tidak mungkin armada Malaysia yang dipersiapkan ke AFF Cup 2016 bakal semakin keropos. Pasalnya, masih ada cukup banyak pemain milik JDT yang saat ini berada di skuad asuhan Ong Kim Swee.

Nama-nama punggawa JDT seperti Fadhli Shas, Fazly Mazlan, Zaquan Adha Radzak, Junior Eldstal, Amri Yahyah, Chanturu Suppiah, Izham Tarmizi Roslan, Mahalli Jasuli, Jasazrin Jamaluddin, Nazrin Nawi, Azamuddin Akil, serta bomber kawakan Safee Sali, bisa saja mengikuti empat rekan mereka yang telah mundur dari timnas.

Apabila hal tersebut terjadi, tentunya akan sangat berbahaya bagi persepakbolaan Malaysia. FAM pun berharap para pemain pilar Malaysia itu segera kembali ke tim nasional agar Harimau Malaya tidak tampil memalukan di AFF Cup 2016 nanti.

“Pintu untuk pemain-pemain ini masih terbuka untuk kembali ke tim nasional jika mereka berubah pikiran dan mempertimbangkan kembali keputusan yang telah dibuat,” demikian tulis FAM di website resminya.

Sejauh ini, belum ada reaksi dari pihak JDT ataupun dari pemain yang bersangkutan. FAM seharusnya berbenah dan berubah jika tidak ingin bernasib sama dengan PSSI di Indonesia yang sempat dibekukan pemerintah dan diganjar sanksi skorsing oleh FIFA.

Baca juga artikel terkait SEPAKBOLA atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Olahraga
Reporter: Iswara N Raditya
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti