Menuju konten utama

Kekuatan Militer Singapura 2020, dari Pasukan hingga Senjata

Singapura mengenalkan beberapa model alutsista salah satunya kendaraan tempur lapis baja yang disebut Hunter.

Kekuatan Militer Singapura 2020, dari Pasukan hingga Senjata
Ilustrasi Singapura. foto/istockphoto

tirto.id - Kekuatan militer Singapura menduduki peringkat 51 dunia di atas Belarusia dan Hungaria bedasarkan tinjauan pemeringkatan 2020 GFP Military Strength Ranking yang dilansir dari Global Fire Power. Power Index yang dimiliki Singapura dalam tinjauan GFP tersebut ialah 0.7966 (ukuran 0.0000 sebagai angka sempurna).

Jika dilihat dari regional Asia Tenggara, Singapura berada di peringkat 7. Posisi tersebut jauh di bawah Indonesia yang menduduki posisi 16 dan juga Vietnam di posisi 22 dunia.

Jumlah angkatan bersenjata Singapura hanya mencapai 385.000 personel. Dari jumlah tersebut ialah 72.000 di antaranya ialah personel aktif serta 312.500 personel cadangan.

Angkatan udara Singapura memiliki sejumlah alutsista seperti 100 pesawat tempur, 9 pesawat angkut, 36 pesawat tempur latih, 9 pesawat misi khusus dan 94 helikopter.

Pada Angkatan Darat terdapat 180 tank, 3000 kendaraan tempur baja, 48 artileri swa-gerak, 77 artileri medan dan 24 roket proyektor roket.

Total aset Angkatan Laut Singapura mencapai 40 alutsista yang di antaranya ialah 6 fregat, 6 korvet, 11 kapal patrol, dan 4 kapal ranjau.

Sejak Juni Tahun lalu, Singapura telah mengenalkan beberapa model alutsista terbarunya diantaranya ialah kendaraan tempur lapis baja yang disebut Hunter.

Mengutip dari Straitstimes, Hunter didesain dan dikembangkan oleh instansi pengembangan teknologi militer milik pemerintah Singapura DSTA (Defence Science and Technology Agency) bersamaan dengan industri teknologi pertahanan Singapura ST Engineering.

Keberadaan alutsista baru ini akan menggantikan M113 yang telah beroperasi sejak 1970. Hunter ini dilengkapi dengan 30 mm meriam dan 76 peluncur bom asap, misil anti-tank, dan 76.2 mm senapan mesin koaksial.

Kendaraan Tempur ini juga memiliki laser tanda peringatan jika ditarget oleh pihak musu, kontrol layar sentuh, tombol emergency, serta kamera 360 derajat yang ditujukan untuk memantau medan tempur secara lebih leluasa.

Hunter memiliki kecepatan 70 km/jam, dapat berjalan sampai dengan 500 km pada satu waktu, beratnya 29.5 ton, mampu menampung 3 kru dan 8 pasukan. Mengutip : Singapore shows off its newest armoured fighting vehicle

Pada 2022 mendatang, Singapura akan mendapatkan empat buah Kapal Selam Invicible-class SSK tipe 218SG yang dipesan dari industry perkapalan Jerman TKMS (ThyssenKrupp Marine System).

Kapal Selam ini memiliki kecepatan 15 knot di dalam laut, dan dilengkapi dengan 8.533 mm tabung torpedo dan sistem Air Independent Propulsion yang membuat kapal selam ini mampu menyelam 50 persen lebih lama daripada model kapal selam Archer-class.

Perusahaan teknologi militer Singapura TRD telah mengembangkan beberapa jenis anti-drone yang disebut Orion Anti-Drone System. Ada yang berbentuk tas (Orion-B dan Orion-D), dipasang sebagai antenna pada mobil (Orion-V), ada pula yang didesain agar bisa digenggam dengan mudah seperti Orion-9, Orion-7, Orion-T dan masih banyak lagi.

Singpaura juga telah mengadopsi Unmanned Watch Tower (UWT) atau menara pengawas tanpa awak yang beroperasi sejak Maret 2018. UWT ini akan digunakan untuk mendukung operasi pengawasan pantai Singapura di Jurong Island yang dimana merupakan kawasan strategis dengan banyaknya sumber daya seperti minyak bumi dan petrokimia.

UWT dilengkapi dengan sistem sensor tingkat lanjut yang berisikan optik elektro ringan namun memiliki resolusi tinggi yang mampu mengawasi area yang luas, sistem multi kamera, video analitik yang mampu mendeteksi target musuh secara otomatis, serta perangkat akustik jarak jauh untuk memperingatkan para penyusup. Menara pengawas ini didesain dikembangkan oleh industri teknologi pertahanan milik Singapura, DSO National Laboratories.

Dilansir dari Asian Military Review, Singapura berencana untuk mengembangkan kapal perang multi peran atau MRCV (Multi-Role Combat Vessel) untuk Angkatan Laut Singapura untuk dioperasikan pada 2025.

Dr. Collin Koh Swee Lean dari S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) berpendapat bahwa kapal perang ini akan jauh lebih besar dari 600t Victory-clas dan kemungkinan merupakan kendaraan operasi tanpa awak.

Ia menduga kapal ini akan dibangun oleh marinir singapura dengan senjata dan sensor yang diperoleh dari luar negeri kemudian diintegrasikan ke dalam sistem tempur yang dikembankan oleh industri local.

Menteri Pertahanan Singapura, DR. Ng Eng Hen mengumumkan anggaran pertahanannya yang mencapai 15.5 miliar dollar Singapura. Anggaran ini diharapkan dapat naik 3-4 persen per tahunnya. Anggaran tersebut ditujukan dalam rangka modernisasi angakatan bersenjata Singapura.

Baca juga artikel terkait MILITER SINGAPURA 2020 atau tulisan lainnya dari Mochammad Ade Pamungkas

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Mochammad Ade Pamungkas
Penulis: Mochammad Ade Pamungkas
Editor: Yantina Debora