tirto.id -
"Kesulitan itu udah lagu lama. Maka seharusnya ada itu [inovasi baru] ," ujarnya kepada Tirto, Rabu (11/7/2019) malam.
Yayat menilai alasan petugas pemadam kebakaran kesulitan menjangkau daerah pemukiman padat penduduk merupakan lagu lama. Oleh karena itu, menurutnya, memang penting Dinas Damkar memiliki inovasi agar dapat menjangkau kawasan padat penduduk saat terjadi kebakaran.
Dinas Damkar, kata dia, perlu melakukan pelatihan cara mengantisipasi dan menangani kejadian kebakaran kepada warga setempat dan menyiapkan hidran air di beberapa titik.
Namun, ketika terjadi kebakaran, relawan yang telah dilatih oleh petugas Damkar tersebut jarang ada di tempat, karena tengah sibuk bekerja.
"Hanya emak-emak saja di rumah, padahal sudah dibentuk [relawan Damkar]," ucapnya.
Menurutnya, tak cukup hanya beberapa relawan saja yang diberikan pelatihan untuk menangani bahaya kebakaran. Tetapi juga memberikan pelatihan pemadam kebakaran kepada seluruh warga setiap bulan atau beberapa kali tiap tahunnya.
"Jadi kebakaran bisa saja terjadi kapan saja. Sehingga warga siap," ucapnya.
Selain itu, Yayat pun menyarankan kepada petugas damkar agar perlu memberikan papan petunjuk untuk menginformasikan kepada masyarakat terkait apa yang harus dilakukan ketika terjadi kebakaran.
"Makanya saya mengatakan kepada dinas damkar dan terkait, harus ada konsep desain permukiman padat yang bisa mencegah kebakaran. Begitu setelah terjadi kebakaran, tidak ada sentuhan apa-apa, hanya bansos. Maka menurut saya, itu penting untuk revitalisasi," pungkasnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Maya Saputri