tirto.id - Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara terjadi pada Jumat (3/3/2023). Peristiwa kebakaran ini menyebabkan kepanikan dan ribuan penduduk sekitar harus dievakuasi.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 20.16 WIB. Berdasarkan sejumlah foto dan video saksi yang tersebar di media sosial, kobaran api besar dan asap membumbung tinggi di area Depo Pertamina Plumpang.
Di sekeliling area kebakaran ditempati pemukiman warga yang cukup padat. Akibatnya, warga yang tinggal di wilayah dekat lokasi kebakaran berlarian panik menyelamatkan diri.
Gang-gang sempit penuh sesak dan teriakan warga yang panik dan berlari menjauh dari kobaran api. Api baru berhasil dipadamkan pada Sabtu (4/3/2023) dini hari sekitar pukul 02.20 WIB.
Pemadaman api melibatkan 52 unit mobil kebakaran dan 30 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD, petugas dari PLN, PMI, AGD Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Tagana Dinas Sosial, Polsek, Koramil hingga relawan.
Hingga sore ini, pihak berwenang telah merinci jumlah korban dan pendataan korban, serta menyelidiki penyebab kebakaran.
Penyebab Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Peristiwa kebakaran hebat yang terjadi tadi malam disebabkan oleh terbakarnya pipa bahan bakar minyak (BBM) Pertamina yang ada di Depo Pertamina Plumpang.
Menurut keterangan tertulis yang disampaikan Humas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Mulat Wijayanto, kebakaran mulai terjadi pada pukul 20.11 WIB. Awalnya dua petugas dengan 10 personel dikerahkan ke TKP.
Petugas tiba pada pukul 20.20 WIB. Dua menit kemudian petugas mulai beroperasi. Dirasa api semakin membesar, akhirnya Dinas Gulkarmat menambah petugas menjadi 90 personel dengan 18 unit kendaraan pemadam kebakaran.
Dikutip dari Antara, hingga saat ini belum ada keterangan resmi baik dari pihak Pertamina maupun Kepolisian terkait penyebab kebakaran tersebut.
Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawatipihaknya akan segera melakukan evaluasi menyeluruh agar insiden kebakaran di fasilitas Pertamina tidak terulang lagi di masa depan.
Jumlah Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Masih menurut Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, jumlah korban jiwa akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang ada sebanyak 16 orang.
"Korban meninggal 14 orang dewasa dan 2 anak," kata Mulat. Korban jiwa sebelumnya telah dibawa ke sejumlah rumah sakit rujukan antara lain RS Pelabuhan, RS Tugu, dan RS Mulya Sari.
Selain korban jiwa, pihak Gulkarmat juga mengonfirmasi korban luka sebanyak 49 orang. Korban luka yang dibawa ke rumah sakit mengalami luka bakar hingga masalah pernapasan.
Sementara itu, jumlah warga yang mengungsi kini ada sebanyak 1.085 orang. Menurut BPBD DKI pengungsi tersebar di empat titik posko pengungsian dengan data sebagai berikutL
- Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara: 132 jiwa
- Masjid As Sholihin: 63 jiwa
- Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan: 79 jiwa
- Gedung Golkar Walang: 258 jiwa
- Kantor Suku Dinas Tenaga Kerja dan Energi Jakarta Utara: 74 jiwa.
- Masjid Al Muhajirin: 60 jiwa
- Masjid Al Kuroma: 63 jiwa
- RPTRA Rasella: 356 jiwa.
Situasi Terkini Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Per 4 Maret 2023 siang, sekitar pukul 12.00 status darurat Depo Pertamina Plumbang telah dicabut. Hal ini disampaikan langsung oleh Vice President Corporate Communication PT Pertamina Persero Fadjar Djoko Santoso.
"Dapat kita saksikan bahwa kegiatan operasional di terminal BBM ini sudah mulai beroperasi kembali semenjak status emergency sudah dicabut per pagi tadi," kata Fadjar.
"Untuk itu Terminal BBM Plumpang Jakarta sudah mulai beroperasi dan akan di-backup oleh Terminal BBM yang ada di sekitar Jakarta," lanjutnya.
Pihak Pertamina memastikan bahwa pasokan BBM untuk wilayah Jawa Barat akan tetap aman usai peristiwa kebakaran tersebut.
Selain itu Fadjar juga mengungkapkan bahwa seluruh korban terluka dan meninggal akan mendapat santunan dari Pertamina.
"Pertamina bertanggung jawab dan berkomitmen untuk terus memberikan yang terbaik untuk para pengungsi. Termasuk biaya perawatan bagi korban luka dan santunan untuk korban jiwa," katanya.
Selain itu, saat ini Rumah Sakit Bhayangkara TK I Raden Said Sukanto (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, membuka dua posko untuk mendata korban.
Posko pertama difungsikan untuk pendataan. Sedangkan posko kedua untuk menampung informasi yang disampaikan oleh anggota keluarga.
"Jadi kami sudah menyiapkan yang pertama posko pos mortem nanti ada pendataan. Kemudian ada posko antemortem yang barangkali keluarga bisa menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan keluarganya yang sedang dicari," kata Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Pol Hariyanto.
Editor: Iswara N Raditya