tirto.id - Waduk Jatiluhur adalah salah satu objek wisata vital yang sering dikunjungi oleh warga Purwakarta, Jawa Barat. Diprediksi pengunjungnya akan meningkat di masa libur akhir tahun 2016 dan awal tahun 2017. Untuk itu Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berharap agar pengamanan objek vital di sekitar waduk lebih diperketat pascaperistiwa penggerebekan empat terduga teroris di daerah itu.
"Jumlah pos keamanan di sekitar Waduk Jatiluhur harus ditingkatkan lagi, termasuk optimalisasi patroli danau," katanya saat meninjau lokasi penggerebekan terduga teroris di Purwakarta, Jawa Barat, Senin (26/12/2016).
Pos pengamanan di sekitar Waduk Jatiluhur kini hanya berada di titik menuju objek wisata Waduk Jatiluhur, sedangkan di titik lain menuju kawasan Waduk Jatiluhur, seperti menuju kawasan pemancingan, tanpa penjagaan.
Selain itu, Dedi juga menyarankan agar Perusahaan Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur bersama aparat kepolisian setempat meningkatkan patroli di sekitar danau atau Waduk Jatiluhur. Paling tidak, menurut dia, jika pengamanan dioptimalkan dan patroli ditingkatkan, maka bisa terindentifikasi orang-orang yang melakukan aktivitas di kawasan Waduk Jatiluhur.
"Kondisi Waduk Jatiluhur yang merupakan objek vital ini akan mudah dikontrol dan akan mudah teridentifikasi orang-orang yang masuk kawasaan Waduk Jatiluhur," katanya sebagaimana dikutip Antara.
Sebelumnya pada Minggu (25/12) tepatnya pukul 11.30 WIB telah dilakukan penangkapan terhadap empat orang terduga pelaku terorisme. Dari aksi tersebut, ia menambahkan, dua orang ditangkap di Jalan Ubrug, Cibinong, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta atas nama Ivan dan Rijal. Sementara dua orang lagi atas nama Abu Sofi dan Abu Fais saat akan ditangkap di Rumah Terapung Danau Jatiluhur melakukan perlawanan sehingga terpaksa dilakukan penindakan tegas sampai akhirnya meninggal dunia.
Dua yang tertangkap saat ini sudah diamankan di Mako Brimob. Sedangkan yang meninggal dunia akibat tertembak atas nama Abu Sofi dan Abu Fais sudah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati. Keempatnta berasal dari kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD). Brigjen Pol Rikwanto selaku Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri menyatakan bahwa mereka masih melakukan pendalaman terkait afiliasinya dengan Jaringan Bahrun Naim yang memiliki ikatan dengan kelompok teroris ISIS.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan