Menuju konten utama

Kapan Lebaran 2025 dan 1 Syawal di Brunei?

Brunei merupakan negara dengan mayoritas beragama Muslim. Diperkirakan, Brunei akan merayakan Idul Fitri 2025 antara Maret atau April. Simak perediksinya.

Kapan Lebaran 2025 dan 1 Syawal di Brunei?
Ilustrasi Idulfitri. foto/istockphoto

tirto.id - Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah kemungkinan paling cepat jatuh pada Minggu (30/3/2025) dan paling lama pada Selasa (1/4/2025) pagi. Khusus di Indonesia, mayoritas Muslim akan merayakan Lebaran antara Minggu (30/3/2025) atau Senin (31/3/2025) pagi.

Penentuan Lebaran di Indonesia mayoritas mengacu pada 2 versi keputusan: pemerintah dan Muhammadiyah. Sebagian umat Islam Indonesia mengacu pada ketetapan pemerintah melalui Sidang Isbat yang akan digelar pada Sabtu (29/3/2025). Sidang tersebut akan menentukan Idul Fitri akan jatuh pada Minggu (30/3) atau Senin (31/3).

Di sisi yang lain, salah satu organisasi masyarakat (ormas) Islam, Muhammadiyah sudah menentukan 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin (31/3/2025). Muhammadiyah hanya berpatok pada hisab (perhitungan astronomi), atau lebih tepatnya hisab hakiki wujudul hilal. Sedangkan pemerintah berpatok pada hisab serta rukyatul hilal (pengamatan hilal). Lantas bagaimana dengan Brunei Darussalam?

Brunei Darussalam merupakan negara dengan mayoritas Muslim, yang juga akan merayakan Lebaran. Menurut World Population Review, negara di Pulau Kalimantan ini memiliki populasi Muslim sekira 355 ribu pada 2025, atau persentasenya mencapai 78.8 persen dari seluruh penduduk Brunei.

Adapun di Brunei Darussalam, Lebaran disebut sebagai Hari Raya Aidilfitri. Terdapat sejumlah tradisi untuk merayakan Lebaran antara lain pulang ke kampung halaman (mudik), saling mengunjungi, hingga memberikan angpao untuk kerabat yang lebih muda atau belum menikah.

Kapan Lebaran 2025 dan 1 Syawal di Brunei?

Brunei Darussalam memiliki kemungkinan berbeda dengan Indonesia ihwal Lebaran Idul Fitri 1446 H. Di Indonesia kemungkinan Lebaran 2025 jatuh pada Minggu (30/3) atau Senin (31/3). Maka kemungkinan Lebaran Idul Fitri di Brunei akan jatuh antara Senin (31/3) atau Selasa (1/4).

Perbedaan kemungkinan itu terjadi, karena 2 negara tersebut mayoritas Muslimnya memulai puasa di hari berbeda. Puasa 1 Ramadhan 1446 H di Indonesia, dimulai pada Sabtu (1/3). Sedangkan Brunei memulai puasa pada Minggu (2/3). Sebagai catatan, 1 bulan Hijriah bisa berisi 29 sampai 30 hari.

Kendati begitu, Indonesia dan Brunei juga masih memiliki kemungkinan berlebaran di hari yang sama, yakni pada Senin (31/3). Bedanya, jika kemungkinan itu terjadi: mayoritas Muslim di Indonesia akan berpuasa 30 hari, sedangkan Brunei berpuasa 29 hari saja.

Kemungkinan terbesarnya, Brunei akan berlebaran Idul Fitri 1446 H pada Senin (31/3). Hal itu didasarkan pada hari libur di sana, seperti dimuat dalam Kalender Menteri Pendidikan Brunei. Disebutkan bahwa hari tersebut bertepatan dengan 1 Syawal 1446 H. Namun keputusan soal Idul Fitri masih bisa berubah.

Tradisi Lebaran di Brunei Darussalam

Sama seperti di Indonesia, umat Muslim di Brunei Darussalam juga memiliki tradisi shalat sunnah Aidilfitri atau Shalat Ied, yang digelar di masjid maupun lapangan terbuka. Tujuan dari tradisi ini adalah agar saling memaafkan dan berusaha menjalin kembali silaturahmi.

Selain itu, pemerintah Brunei Darussalam biasanya juga mengumumkan hari libur Lebaran selama beberapa hari supaya masyarakat bisa merayakan Lebaran dengan tenang. Pada hari kemenangan itu masyarakat akan memakai baju baru seperti baju kurung atau baju Melayu. Lalu saling mengunjungi rumah satu sama lain untuk membagikan makanan khas.

Saat Lebaran rumah-rumah di Brunei Darussalam biasanya diberi hiasan berupa lampu dan ornamen khusus. Di samping itu, juga ada tradisi memberi “duit raya” yaitu hadiah kecil berbentuk uang yang dibungkus dalam kemasan berwarna hijau.

Perayaan Lebaran juga diisi dengan berbagai tradisi seperti open house yaitu menjamu sanak saudara dan kerabat untuk menikmati masakan tradisional. Lalu menyiapkan makanan khas seperti ketupat, rendang, dan berbagai makanan manis. Selain itu, juga mengunjungi makam orang tercinta untuk melantunkan doa dan bentuk rasa hormat.

Baca juga artikel terkait LEBARAN 2025 atau tulisan lainnya dari Tifa Fauziah

tirto.id - Edusains
Kontributor: Tifa Fauziah
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dicky Setyawan & Fitra Firdaus