tirto.id - Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp lega setelah berhasil meraih trofi pertamanya sebagai pelatih The Reds, Minggu (2/6/2019) dini hari. Dalam pertandingan final di Stadion Wanda Metropolitano, Klopp mengantarkan Mohamed Salah dan kawan-kawan menang 2-0 atas Tottenham Hotspur.
Sebelum final, Klopp memang kerap dicap sebagai pelatih paling tak beruntung di level tertinggi sepakbola. Bagaimana tidak, enam kali dia mengantarkan klub-klubnya lolos ke final kompetisi bergengsi, namun tak satu pun berakhir dengan capaian trofi. Kini, setelah keberhasilan di final ketujuhnya, Klopp yakin hidupnya akan ‘lebih baik.
“Beberapa hari lalu saya berbicara dengan para pemain tentang ketidakberuntungan saya. Tapi, saya tidak yakin kesialan itu karena saya, karena secara prbadi tentu saya ingin menjadi juara karena itu penting,” ungkap Klopp seperti dilansir laman resmi klub.
“Saya rasa hidup saya memang tidak seburuk yang saya kira, memenangkan sesuatu rasanya menyenangkan, tapi jelas, keberhasilan ini untuk semua orang,” imbuhnya.
Selain kesialannya, sebelum bermain di final Liga Champions musim ini Klopp memang sempat berada dalam tekanan. Penyebabnya, Liverpool gagal juara Liga Inggris meski telah melalui musim sensasional dengan torehan 97 poin. The Reds bahkan sekali kalah di liga, namun rapor itu seperti tak berarti karena di saat yang sama Manchester City mampu mengumpulkan 98 poin dan keluar sebagai juara.
Kini, meski merasa hidupnya bakal lebih baik, Klopp meyakini tantangan berat akan dihadapi Liverpool pada musim-musim berikutnya. Apalagi, musim depan final Liga Champions bakal dihelat di Istanbul, salah satu lokasi bersejarah Liverpool saat memenangi gelar serupa belasan tahun lalu.
Klopp sendiri mengakui bahwa tekanan untuk kembali ke Instanbul telah dirasakannya sejak saat ini. Namun, dia masih yakin dengan potensi anak asuhnya untuk kembali berbicara banyak di Liga Champions.
“Saya sudah bilang ke UEFA: kami akan lolos ke sana [Istanbul]. Beri kami sedikit waktu, kami tahu bahwa terkadang beban sejarah bisa mempersulit target, dan itu memang akan sulit,” tandasnya.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan