tirto.id - Sepak bola sedang mengalami masa surut setelah merebaknya pandemi virus Corona (COVID-19). Liga Italia Serie A 2019/2020 yang tengah berjalan pun terpaksa dihentikan sementara. Sejarah mencatat, juara Liga Italia di masa lalu pernah diputuskan sebelum musim kompetisi usai, kemudian memantik kontroversi.
Carut marut kompetisi Prima Categoria 1914/1915 (nama sebelum Serie A) akibat Perang Dunia 1 membuat otoritas Liga Italia saat itu memutuskan Genoa sebagai peraih scudetto meski musim belum berakhir. Keputusan tersebut masih menjadi kontroversi sampai hari ini.
Format liga saat itu memang sangat jauh berbeda, masih menggunakan format dua grup yang dibagi menurut wilayah, utara dan tengah/selatan. Masing-masing wilayah mengirim dua wakil di babak semifinal dan akan diadu di partai final nasional.
Genoa saat itu dibesut oleh pelatih asal Inggris, William Garbutt yang konon direkomendasikan oleh manajer legendaris Timnas Italia, Vittorio Pozzo. Pozzo yang memenangkan dua Piala Dunia bersama Gli Azzurri menyebut Garbutt sebagai orang terpenting dalam sejarah sepak bola Italia.
Ia merevolusi klub, mengubah pola latihan, pendekatan taktik baru, mengonduksi skenario transfer pemain berbayar untuk pertama kali, dan menjadikan Genoa sebagai klub Italia pertama yang bermain di luar negeri.
Sejak kedatangannya pada 1912 hingga 1927, Garbutt mempersembahkan tiga gelar divisi teratas liga Italia kepada Genoa. Namun, sampai musim 1914/1915, ia belum satu kali pun memberikan gelar kepada publik Luigi Ferraris.
Genoa mengawali musim 1914/1915 dengan mengejutkan. Skuad asuhan Garbutt menggasak Acqui dengan skor 16-0 sebelum menundukkan rival satu kota, Andrea Doria (saat ini Sampdoria) dengan skor agregat 11-0 dalam laga kandang-tandang. Mereka lolos ke babak selanjutnya dengan catatan 9 kemenangan, 1 kekalahan, dan mencetak 61 gol dari total 10 laga.
Sebagai awalan di fase grup setelahnya, Genoa menjungkalkan Inter Milan dengan skor 5-3. Namun, pasukan Garbutt dipermalukan Torino racikan Pozzo dengan skor 6-1 sebelum meraih dua kemenangan lagi kontra AC Milan dan Inter.
Sementara itu, Italia mendeklarasikan ikut serta dalam Perang Dunia I pada 24 Mei 1915.
Genoa dijadwalkan menghadapi Torino di laga penentuan juara grup, tetapi duel tersebut tidak pernah terjadi. Il Grifone finis sebagai juara grup dengan torehan 7 poin dari 5 laga, sementara Torino duduk di bawahnya dengan selisih 2 poin.
Regulasi saat itu memberikan 2 poin tambahan kepada pemenang pertandingan. Apabila Torino mampu kembali menaklukkan Genoa, pasukan Pozzo bakal menjadi pemuncak grup dan lolos ke babak final nasional karena unggul selisih gol.
Adapun di wilayah tengah/selatan, Lazio finis sebagai pemuncak grup, memainkan 6 laga, mengumpulkan 10 poin, dan memiliki selisih gol terbaik di antara tiga tim lainnya, Pisa, Roman, dan Lucca.
Seharusnya, dilakukan duel final antara Genoa vs Lazio untuk memperebutkan gelar juara. Namun, laga itu tidak pernah terjadi lantaran deklarasi keikutsertaan Italia ke dalam perang.
Yang mengejutkan, Genoa lantas dinobatkan sebagai juara oleh otoritas Liga Italia pada 1919 setelah Perang Dunia I usai. Keputusan ini masih menjadi kontroversi hingga kini.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Iswara N Raditya