tirto.id - Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan tokoh lintas agama di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa siang (16/5/2017). Pertemuan dengan delapan tokoh lintas agama itu terkesan mendadak karena jadwalnya diumumkan pada dua jam sebelum acara berlangsung.
Pertemuan itu digelar usai Jokowi merampungkan kunjungan kerjanya ke Kota Palu, Sulawesi Tengah pada sekitar pukul 11.00 WIB hari ini. Pada pukul 12.00 WIB kemudian diumumkan agenda terbaru Presiden Jokowi, yakni bertemu tokoh lintas agama pada pukul 14.00 WIB.
Di antara tokoh lintas agama yang menghadiri pertemuan bareng Jokowi itu ialah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma`ruf Amin dan Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini.
Sementara Jokowi menemui para tokoh lintas agama bersama Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Pertemuan dengan tokoh lintas agama tersebut dikabarkan terkait salah satu upaya Presiden Jokowi untuk menghimpun masukan atas situasi yang berkembang dalam beberapa waktu terakhir. Jokowi ingin merespon situasi yang berkembang dengan melibatkan para tokoh lintas agama, mengingat isu yang sedang hangat di Indonesia erat berkaitan dengan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).
Hingga pukul 15.00 WIB atau satu jam sejak pertemuan tersebut dimulai, pembicaraan Jokowi dengan para tokoh lintas agama masih berlangsung.
Hari ini, sebagaimana dilansir laman Sekretariat Kabinet, Jokowi juga menyerukan agar semua elemen bangsa menghentikan perbuatan saling menghujat, saling menjelekkan, saling memfitnah, saling menolak, dan saling mendemo. Menurut dia, keberagaman di Indonesia harus dirawat dan dijaga.
Dia menyatakan hal ini ketika membuka Kongres XIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Masjid Agung Darussalam, Palu, Sulawesi Tengah.
“Energi kita habis hanya untuk itu, antarkita yang saling menghujat, menjelekkan, menfitnah, menolak,” kata Jokowi di depan ribuan mahasiswa.
Dia mengingatkan, “Kita ini saudara, baik sesama Muslim, baik sebagai saudara sebangsa dan setanah air, ini betul-betul tidak produktif, habis energi untuk urus hal-hal seperti itu.”
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom