tirto.id - Jonatan 'Jojo' Christie jadi satu-satunya tunggal putra tuan rumah tersisa di Indonesia Open 2019. Situasi ini terjadi karena Anthony Sinisuka Ginting rontok di 16 besar. Wakil lainnya, Tommy Sugiarto bahkan sudah tersingkir di babak-babak awal. Meski begitu, Jojo tak terbebani dengan kondisi itu.
"Sebenarnya kalau beban enggak ada beban sih. Sekali lagi saya sayangkan, harusnya Ginting bisa menang tadi. Tapi yang terpenting saat ini, jangan jadi beban, jangan jadi pressure karena saya satu-satunya [wakil] tunggal putra [tersisa]," ungkap Jojo saat konferensi pers di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (18/7/2019).
Anthony Ginting yang berstatus sebagai unggulan ke-7, secara mengejutkan takluk di tangan pemain non-unggulan asal Thailand, Kantaphon Wangcharoen, dalam pertarungan sengit rubber game.
Sementara pebulu tangkis senior Tommy Sugiarto, menantang unggulan ke-5 asal Cina, Chen Long. Putra legenda badminton Tanah Air Icuk Sugiarto itu harus mengakui keunggulan lawannya di 32 besar.
Jojo sendiri dalam laga 16 besar hari ini, mengalahkan pebulu tangkis asal Denmark, Hans-Kristian Solberg Vitthingus. Jojo menang dua set tanpa balas dengan skor 22-10 dan 21-13.
Selain kekalahan Ginting, kejutan lain juga terjadi di nomor tunggal putra. Pada hari yang sama, wakil Jepang sekaligus juara bertahan, Kento Momota takluk dari tunggal putra Cina, Huang Yu Xiang. Momota menyerah lewat duel tiga set, 16-21, 21-11, dan 18-21.
"Mungkin tadi kurang beruntung Ginting sama Momota. Karena poinnya ketat juga tadi ya," ujar Ginting menanggapi kejutan tersebut.
Pada perempat final yang dijadwalkan Jumat (19/7/2019) besok, Jojo akan menghadapi wakil Taiwan, Chou Tien Chen. Secara head-to-head atlet kelahiran Jakarta itu lebih diunggulkan dengan rekor pertemuan 6-1.
Duel keduanya juga mengulangi laga final perorangan Asian Games 2018. Saat itu, Jojo unggul dari lawannya setelah bertarung sengit tiga set selama 70 menit. Jojo menang 21-18, 20-22, 21-15 sekaligus mempersembahkan medali emas bagi kontingen Indonesia.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Ibnu Azis