Menuju konten utama
IPA Fisika

Jenis-Jenis Awan, Proses Pembentukan Awan dan Ciri-Cirinya

Jenis jenis awan, proses terbentuknya awan, jenis awan berdasarkan ketinggian, dan ciri-ciri awan cumulonimbus.

Jenis-Jenis Awan, Proses Pembentukan Awan dan Ciri-Cirinya
Ilustrasi Awan. foto/IStockphoto

tirto.id - Awan adalah kumpulan partikel air yang tampak di atmosfer. Partikel air tersebut dapat berupa tetes air cair atau kristal es. Adanya tetes partikel air adalah berasal dari kondensasi uap air dalam udara.

Awan juga merupakan massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antarbintang dan nebula.

Inti kondensasi adalah partikel padat atau cair yang dapat berupa debu, asap, belerang dioksida, garam laut (NaCl) atau benda mikroskopik lainnya yang bersifat higroskopis, dengan ukuran 0,001 10 mikrometer.

Proses Terbentuknya Awan

Awan tidak terbentuk secara instan, namun ada proses pembentukan awan atau tahapan yang menyertainya, berikut ini proses terbentuknya awan:

  • Pada awalnya, udara yang mengalami kenaikan akan mengembang secara adiabatik karena tekanan udara di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah.
Dikutip laman LIPI, udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah, tetapi sebelum RH mencapai 100 yaitu sekitar 78 kondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan aktif.

Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan.

  • Partikel-partikel yang disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai perangkap air dan selanjutnya akan membentuk tetes atau titik-titik air.
  • Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati 100 karena uap air telah digunakan oleh inti-inti yang lebih besar dan inti yang lebih kecil kurang aktif tidak berperan, maka volume tetes awan yang terbentuk jauh lebih kecil dari jumlah inti kondensasi.
  • Selanjutnya aerosol ini terangkat ke atmosfer, dan bila sejumlah besar udara terangkat ke lapisan yang lebih tinggi, maka ia akan mengalami pendinginan dan selanjutnya mengembun.
  • Kumpulan titik-titik air hasil dari uap air dalam udara yang mengembun inilah yang terlihat sebagai awan. Makin banyak udara yang mengembun, makin besar awan yang terbentuk.
Tetes awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5° 20 mm. Tetes dengan ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01° 5 cm/detik sedang kecepatan aliran udara ke atas jauh lebih besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh ke bumi.

Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukurannya. Sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk cair dan sebagian lagi berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti pembekuan.

Jika tidak terdapat inti pembekuan, maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga mencapai suhu -40°C bahkan lebih rendah lagi.

Jenis-Jenis Awan dan Ciri-Ciri Awan

Menurut Prof Bayong Tjasyono dalam bukunya berjudul Mikrofisika Awan dan Hujan, awan dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ketinggian dari permukaan bumi dan corak atau warna.

Secara umum jenis jenis awan terbagi menjadi 4 dan memiliki ciri masing-masing, yaitu:

1. Kelompok Awan Rendah

Kelompok awan rendah yang sering berada pada ketinggian di bawah 3.000 meter. Jenis awan ini terbentuk dekat dengan permukaan bumi, jenisnya adalah Stratocumulus, Nimbostratus dan Stratus.

  • Startocumulus (Sc) merupakan jenis awan yang berbentuk bertumpuk dan berlapis sehingga sering terlihat berbentuk seperti gumpalan.
  • Nimbostartus (Ns) merupakan awan yang berada di ketinggian antara 1.000 hingga 1.500 meter dpl. Berbentuk globuler tebal dan meluas kearah horizontal.
  • Stratus (St) merupakan awan yang warnanya cenderung sama dan tebal dengan posisi paling rendah yakni di bawah 1.000 meter.
2. Kelompok awan menengah

Kelompok awan menengah terdiri dari 2 jenis awan, yaitu Altocumulus dan Altostratus. Jenis awan ini sering berada pada ketinggian antara 3.000 hingga 6.000 meter dari permukaan laut.

  • Awan Altocumulus (Ac) merupakan awan yang terletak pada ketinggian 4.000 meter hingga 6.000 meter. Jenis awan ini sering berbentuk seperti gumpalan bulu domba namun lebih tebal jika dibandingkan dengan awan Cirrocumulus. Berwarna kelabu hingga kelabu kebiru biruan.
  • Awan Altostratus (As) merupakan kelompok awan yang tingginya 3.000 hingga 4.000 meter , bentuk awan jenis ini seperti lembaran kain rapat yang berwarna kelabu yang merupakan globuler horizontal dan awan Altostratus ini sering membentuk bayangan.
3.Kelompok Awan Tinggi

Kelompok awan ini berada di atas ketinggian sekitar 8.000 meter. Kelompok awan tinggi terbagi dalam beberapa jenis, yakni Cirrus, Cirrocumulus, dan Cirrostratus.

  • Awan Cirrus (Ci) merupakan awan tertinggi dari kelompok ini yang berada pada ketinggian di atas 9.000 meter dpl, bentuknya sangat halus seperti benang sutra dan mengandung kristal es dan sering terlihat apabila cuaca cerah.
  • Awan Cirrocumulus (Cc) merupakan awan yang berada pada ketinggian antara 7.500 dpl hingga 9.000 meter, bentuk umum dari jenis ini seperti gumpalan bulu domba dan berwarna putih serta dapat terhimpun menjadi globuler.
  • Awan Cirrostratus (Cs) merupakan jenis awan yang berada di ketinggian antara 6.000 hingga 7.500 meter dpl, berbentuk tipis dan putih seperti susu. Awan ini juga yang sering menghasilkan sebuah lingkaran (Hallo) yang diyakini oleh sebagian orang sebagai tanda akan terjadinya angin topan atau badai.
4. Kelompok Awan Cumulus dan Cumulusnimbus

Kelompok awan cumulus dan cumulusnimbus merupakan awan yang terbentuk akibat proses pendinginan adibatik uap air.

Kelompok awan ini juga sering disebut sebagai awan hujan yang dapat menjulang tegas hingga kebatas lapisan Troposfer.

  • Cumulus (Cu) merupakan awan yang berada pada ketinggian 450 hingga 900 meter dan terentuk dari masaa uap air yang menguap secara vertical dan mengalami kodensasi.
  • Cumulonimbus (Cb) merupakan awan yang biasanya menjadi penyebab badai, Cb dapat berkembang serta menjulang tinggi dan padat seperti menara hingga menyentuh batas troposfer pada ketinggian 15.000 meter. Awan inilah yang sering membuat petir dan angin.

Baca juga artikel terkait JENIS JENIS AWAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Iswara N Raditya