tirto.id - Pelatih Parma, Roberto D'Aversa, mengaku sempat merasakan gejala-gejala COVID-19 dan baru mengetahui telah terinfeksi selepas melakukan tes darah.
D'Aversa menjadi pelatih ketiga Serie A yang kedapatan sempat terjangkit COVID-19 setelah bos Atalanta Gian Piero Gasperini dan pelatih Fiorentina Giuseppe Iachini.
Sama seperti Gasperini dan Iachini, D'Aversa belum sempat melakukan tes swab lantaran gejala-gejala yang mereka alami dinilai masih wajar.
“Saya mengalami sedikit demam selama beberapa hari setelah pertandingan kontra SPAL,” kata D'versa dilansir dari Football Italia, merujuk kekalahan 0-1 timnya pada 9 Maret silam.
“Itu bukan masalah besar, jadi saya tidak melakukan tes swab dan kami tidak bisa memastikan apakah saya memiliki COVID-19 atau tidak. Itu hanya dikonfirmasi dengan tes darah menemukan anti-bodi selama beberapa hari terakhir," sambung pelatih 44 tahun itu.
"Saya menghabiskan masa karantina bersama keluarga, sesuatu yang jarang dimiliki bagi seorang pemain atau pelatih sepak bola," tandasnya.
Parma sendiri dijadwalkan melawat ke markas Torino pada 21 Juni mendatang dalam laga pertama Serie A sejak ditangguhkan Maret silam.
Untuk sementara, I Ducali masih bersaing di papan tengah, tepatnya peringkat 9 dengan koleksi 35 poin dari 25 laga. Roberto Inglese dan kolega hanya terpaut 4 poin dari zona Europa League.
"Saya memiliki sensasi yang positif, sebagaimana dapat berlatih dan membicarakan kembali tentang sepak bola sungguh luar biasa," ungkap D'Aversa.
Meskipun Serie A bakal kembali digulirkan, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) memberikan pengumuman bahwa juara kompetisi dan tiga tim degradasi dapat ditentunkan apabila Serie A terpaksa dihentikan lagi. 16 dari 20 tim Serie A menetang ide tersebut.
Direktur Olahraga Udinese, Pierpaolo Marino bersikeras menentang. Marino menyebut bahwa seharusnya semua klub Serie A melawan ide tersebut.
“Udinese mendukung olahraga yang pantas,” kata direktur olahraga Marino kepada Radio Sportiva.
“Jika kriteria untuk klasemen disusun melalui aritmatika atau algoritma, itu akan mengubah segalanya. Sebuah klub tidak dapat menerima keputusan ini. Kami berharap musim ini dapat mencapai kesimpulan di lapangan dengan tabel yang jelas," tandasnya.
Penulis: Gilang Ramadhan
Editor: Ibnu Azis