tirto.id - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan mengaku kerap memilih untuk tidak mengomentari soal aksi kelompok bersenjata di Papua. Hal itu diungkapkannya saat ditanya soal hal tersebut di acara "Milenial Menyampaikan, Anies Baswedan Mengerjakan" di Cipinang, Jakarta Timur.
"Sebenarnya saya cenderung untuk tidak mengomentari soal KKB, kenapa? Karena sedang terjadi situasi di lokasi," kata Anies, Sabtu (19/8/2023).
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyerahkan kepada pemerintah yang saat ini tengah menyelesaikan persoalan tersebut.
"Jadi, biarkan itu harus diselesaikan supaya kita tidak menambah kompleksitas di dalam penanganan yang sekarang sedang terjadi di Papua," tutur Anies.
Bagi Anies, kedamaian akan tercipta jika keadilan terlaksana dengan baik. "Damai itu ditandai dengan semua merasa ada keadilan, di situ ada kedamaian yang sesungguhnya," ucap dia.
Oleh karena itu, kata Anies, untuk menyelesaikan persoalan kelompok bersenjata di Papua harus menciptakan keadilan. Ia optimistis jika ada keadilan, maka konflik akan hilang.
"Jadi cari jalan keluar yang menimbulkan rasa keadilan, lalu Insyaallah konflik itu akan tiada. Jadi disebut damai itu bukan karena tembak-menembak, tidak ada perseteruan, tidak ada konflik. Damai itu ditandai dengan hadirnya rasa keadilan," tuturnya.
Diwartakan sebelumnya, kelompok bersenjata di Papua disebut membakar bangunan perpustakaan SMAN 1 Ilaga, Puncak, Papua Tengah.
Insiden itu terjadi saat momentum peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia pada Kamis 17 Agustus 2023.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Adi dalam sebuah pernyataan resmi yang diterima awak media, menyebut terduga pelaku pembakaran adalah kelompok bersenjata Kepala Air di bawah kepemimpinan Titus Murib.
Ignatius mengungkapkan, insiden pembakaran oleh kelompok pro kemerdekaan Papua itu berlangsung pada pukul 13.28 waktu setempat.
“Bangunan Perpustakaan SMAN 1 Ilaga hangus terbakar akibat aksi pembakaran yang dilakukan oleh Kelompok KKB pimpinan Titus Murib,” pungkas Ignatius.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Fahreza Rizky
